"Ish, masih pagi udah error aja ini laptop," gerutu seorang anak perempuan di depan laptopnya.
"Apaan sih dek? Pagi-pagi udah ngomel aja," balas seorang laki-laki yang baru saja selesai dari kegiatan mandinya. Terlihat dari rambutnya yang masih basah dan handuk yang tersampir di bahu kanannya.
Gadis itu menengok ke arah sumber suara. Lalu menatap laki-laki itu lemas. "Ini loh kak, masa laptop adek masih pagi udah error. Mana bentar lagi adek udah mau telat masuk sekolah."
Ya, begitulah kurang lebih gambaran setiap pagi di apartemen milik Yovan.
Alila Arnawama Rakha atau lebih sering dipanggil Lila, adalah adik sepupu Yovan yang masih duduk di bangku SMA. Selama pandemi ini, ia harus tetap menjalani sekolah secara online.
Sedikit info, sejak kecil Lila sudah memiliki kemampuan lebih untuk melihat "mereka" yang tidak terlihat. Ya, Lila adalah seorang indigo.
Tidak hanya melihat, Lila juga mampu memutar kembali suatu kejadian di masa lampau.
"Mau pake laptop kakak dulu, hmm?" Tanya Yovan yang sudah duduk di sebelah Lila.
Lila menggeleng cepat. "Kan kakak mau pake juga."
"Daripada kamu telat?" Jawab Yovan sambil mengambil laptop miliknya. "Nih pake dulu, hari ini kakak ga pake laptop. Tenang aja."
Lila tersenyum manis. "Makasih kakak kesayangannya Lila."
Yovan mengacak rambut Lila pelan. "Apapun buat princess nya kakak."
Tidak ada satu hari pun Lila lewatkan tanpa mengucap syukur dengan Tuhan. Betapa ia sangat bahagia dan beruntung memiliki kakak seperti Yovan. Walau hanya sebatas sepupu, Yovan begitu sangat menyayanginya.
"Kakak dari mana kemarin?" Tanya Lila.
Yovan yang sedang membuat kopinya langsung menatap Lila heran.
"Survey lokasi KBP buat besok. Kenapa?"
"Pantes," gumam Lila pelan
Yovan mengernyitkan dahinya. "Kenapa dek?"
"Ada yang ikut," jawab Lila singkat.
"Astaga," balas Yovan sambil melotot. "Yang bener kamu?"
Lila mengangguk. "Bener kak, itu dipojok belakang."
Yovan melirik kearah pojok belakang yang Lila maksud. Hanya ada tanaman di pot tinggi disana, lalu menghela nafasnya.
"Udahlah nanti suruh mas Iq bersihin aja di kantor."
"Sabar ya kak."
Sambil menggelengkan kepalanya, Yovan menaruh handuk ke tempat semula, lalu mengambil tas yang ia letakkan di meja samping pintu.
Yovan menghampiri Lila yang sudah memulai sekolah online nya. "Kakak pergi duluan ya, dek."
Sang adik hanya mengangguk sambil tersenyum menatap kakaknya. "Hati-hati kak."
"Kamu juga, kalo ada apa-apa telfon kakak langsung," Yovan mengecup pelipis Lila.
Setelah itu, Yovan keluar dari apartemen dan pergi ke rumah pondok indah.
~•~
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Di apartemennya, Lila sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Yovan.
Sebenarnya Yovan tidak akan pulang jam segini. Sudah hal yang biasa jika Yovan pulang larut malam. Pekerjaannya selalu mewajibkan kakaknya untuk pulang larut dan Lila pun tidak mempermasalahkan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny, A Fiction Story About : Fitto Bharani
Fiksi PenggemarPertemuan keduanya yang tidak terduga Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa nyaman Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa ingin melindungi Dan pertemuan keduanya yang menimbulkan kembali rasa yang pernah hilang. Alila Arnawama Rakha Seorang gad...