"Ayahh, itu uncle Yovan!" Ucap Onyo.
Sontak semua yang sedang duduk di meja tersebut menengok ke arah pintu.
"Eh Lila!" Onyo kegirangan melihat siapa yang dibawa oleh Yovan.
"Halo, pak," sapa Yovan.
"Baru dateng, Yov?" Tanya ayah Ruben yang masih duduk di meja pinggir kolam renang.
Yovan mengangguk. "Iya, pak. Sekalian berangkat sama Lila tadi," lanjutnya.
"Eh iya, pak. Ini Lila, adiknya Yovan," ucap Yovan memperkenalkan Lila.
Lila tersenyum. "Halo om, Alila, panggil aja Lila."
"Ruben, panggil ayah aja, jangan om, biar sama panggilannya kaya yang lain," balas Ruben memperkenalkan diri juga.
Bunda Sarwendah berdiri dan berjalan menuju tempat Lila berdiri. "Aduh, Yov, cantik banget sih adik lu," kata bunda Wendah.
"Terima kasih–" Lila terdiam sesaat untuk berpikir harus memanggil bunda Wendah apa.
"Udah panggil bunda aja, gausah bingung," jawab bunda.
Lagi-lagi Lila tersenyum. "Iya, bunda."
"Eh aku juga mau kenalan, dong," ucap Kenta yang duduk disebelah ayah Ruben.
"Nama aku Kenta," ucap Kenta memperkenalkan diri.
"Halo, kak, Lila."
"Aduhh, udah punya pacar belum?" Tanya Kenta.
Yovan menepuk pundak Kenta sambil tertawa. "Legal aja belom, masih seumuran Onyo dia."
"Iya uncle Kenta, akhirnya I punya temen seumuran," balas Onyo dengan nada semangatnya.
"Thalia sama Thania mana, pak?" Tanya Yovan.
"Lagi main paling, tadi disuruh kesini pada milih dikamar, yaudah lah sesekali," jelas ayah. "Sini, Yov. Duduk dulu, La," lanjutnya.
Yovan menggeleng, "Lila aja deh, pak. Yovan mau beresin depan dulu, udah janji mau bantu Ridi tadi."
Ayah mengangguk. "Yaudah, duduk sini, Lila. Itu sebelah Fitto kosong."
Mendengar namanya disebut, Fitto langsung tersadar dari lamunannya.
Matanya terpaku sejak pertama melihat Lila datang bersama Yovan tadi. Jantungnya berdebar kencang dan senyum yang dibentuk bibirnya tak tertahan lagi.
Apa benar Fitto sudah jatuh cinta?
"Hah? Kenapa, yah?" Tanya Fitto.
"Bengong mulu sih lu dari tadi, itu bangku sebelah lu kosong," ucap ayah.
Fitto mengangguk. "Iya gapapa, La. Duduk aja disini."
Lila menengok ke arah Yovan dan Yovan hanya mengangguk. "Kamu disini dulu, ngobrol-ngobrol sama yang lain. Kakak keluar dulu."
"Iya, kak," jawab Lila ragu.
"Yovan izin ke depan, pak," pamit Yovan.
Ayah mengangguk. "Tenang, adek lu aman kok," ucap Ruben bercanda.
Yovan tertawa. "Kalo itu sih Yovan udah yakin, pak." Setelah itu, Yovan berjalan kembali ke teras depan. Meninggalkan Lila yang bingung harus melakukan apa bersama keluarga The Onsu, Fitto, dan Kenta.
"La, duduk aja. Pegel ntar lu nya berdiri terus," ucap Onyo.
Lila mengangguk kaku, lalu berjalan ke arah bangku di sebelah Fitto, dan duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny, A Fiction Story About : Fitto Bharani
FanfictionPertemuan keduanya yang tidak terduga Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa nyaman Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa ingin melindungi Dan pertemuan keduanya yang menimbulkan kembali rasa yang pernah hilang. Alila Arnawama Rakha Seorang gad...