"Toooo, ayok bangun udah jam setengah 7," panggil Onyo sambil menggoyang-goyangkan badan Fito yang masih tertidur.
"Astaga To, kita harus syuting KBP," Onyo masih berusaha membangunkan Fito dengan menarik selimut biru yang Fito gunakan. "To, ayokkk, susah banget si bangunin lu."
Fito menggeliat pelan. "Aduh, Nyo. Bentar lagi bentar lagi, Masi ngantuk," balas Fito. Lalu ia menarik kembali selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Onyo menatap Fito sebal. "Jam setengah 8 kita udah berangkat, To. Lu belom mandi belom siap-siap. Ayok bangun dulu," ujar Onyo lagi sambil menarik selimut Fito lagi.
Kali ini usahanya tidak sia-sia. Fito bangun dan duduk di ranjangnya, masih berusaha mengumpulkan nyawa.
"Nah gitu kek dari tadi."
"Yaudah keluar sana, gw mau mandi dulu," jawab Fito akhirnya, walau masih memejamkan mata.
Onyo mengangguk. "Mandi ye, bukan molor lagi." Setelah itu Onyo keluar dari kamar Fito dan bersiap-siap diri juga.
Fito menguap beberapa kali. "Astaga kenapa gw ngantuk banget yak hari ini?" Tanya Fito pada dirinya sendiri.
Setelah itu, Fito berdiri dan mengambil handuk di sebelah TV, lalu masuk ke kamar mandi.
~•~
Perjalanan dari rumah pondok indah ke lokasi podcast malam ini memakan waktu kurang lebih satu jam.
Sesuai dengan janji Fito kemarin malam, ia membiarkan Onyo bercerita kepadanya sepanjang perjalanan.
"Terus tuh ya, kan gw diem, tapi masa masih disuruh jawab. Padahal kan gw ga paham," cerita Onyo.
"Ya kalo ga paham ditanya atuh, Nyo. Jangan diem," nasihat Fito.
Onyo mengangguk. "Tapi biasa gw nunggu gurunya lanjutin dulu. Kalo misalnya masi ga paham, baru deh gw nanya."
"SMA online temennya tetep seru kan setidaknya?"
"Ya lumayan si, solid sekelas. Satu kena semua ngeback up," jawab Onyo.
"Tapi, to," lanjut Onyo, "selama lu belajar sama magang di Jepang, seru ga?" Tanya Onyo penasaran.
Fito mengedikkan bahunya. "Seru sih, tapi se seru-serunya, tetep lebih seru belajar di negara sendiri," balas Fito.
"Kenapa emang?"
Sambil mematikan ponselnya, Fito berkata, "Nyo, gaada yang enak jadi anak rantau, apalagi di negri orang. Lu bakal kangen keluarga, suasana, bahkan sesimpel makanan." Ucap Fito.
"Terus sekarang, kalo disuru balik ke Jepang mau ga?" Tanya Onyo lagi.
Fito menggeleng pelan. "Udah cukup di Jepang nya. Tetep lebih nyaman di Indo."
"Nyaman di Indo karena masa lalunya ga menyakitkan ya, To," balas Onyo sambil tertawa.
Mendengar balasan Onyo, Fito pun ikut tertawa juga. "Udah ah, dah mau sampe nih."
"Astaga cepet banget, keknya gw baru cerita sebentar ke lu," ucap Onyo ketika menyadari bahwa di maps mereka sudah ada tulisan akan sampai di tujuan 5 menit lagi.
"Siap-siap sana, jangan sampe ada yang ketinggalan," ingat Fito yang dijawab anggukan oleh Onyo.
~•~
"HALO SEMUANYAA!" Sapa Onyo saat mereka sudah masuki ke lokasi tempat podcast.
"Hai, Nyooo!" Jawab seluruh crew yangs sedang menyiapkan lokasi.
Fito mengedarkan pandangan ke segala arah, bermaksud mencari Yovan. Namun ia tidak melihat road managernya itu.
"Nyo, gw cari mas Yovan dulu, ya," pamit Fito.
Onyo mengangguk, "hati-hati."
Setelah itu, Fito menghampiri Tanjung yang sedang membantu membereskan lightning.
"Kak," panggil Fito.
Tanjung menengok ke arah sumber suara. "Eh, Fito. Udah lama sampenya?"
Fito menggeleng, "baru banget kok," jawab Fito. "Oh iya, liat mas Yovan ga, kak?"
"Itu di lantai atas keknya, ngecek lokasi buat jalan-jalan malam," jawab Tanjung.
Fito ber-oh ria. Lalu Fito kembali mengedarkan pandangannya. Sampai akhirnya Fito melihat seorang perempuan yang sedang berbicara dengan mas Iqbal di belakang tim.
"Kak, itu cewek yang ngobrol sama mas Iq siapa ya? Kok kaya ga pernah liat?" Tanya Fito akhirnya karena penasaran.
Tanjung menengok ke arah Fito. "Cewek yang mana?"
Jari telunjuk Fito menunjuk ke arah perempuan yang ia maksud.
"Oh," balas Tanjung. "Adeknya Yovan itu," lalu Tanjung kembali melanjutkan aktivitasnya.
Fito mengangguk-angguk. "Yaudah, kak. Gw balik ke yang lain dulu ya. Hati-hati," pesan Fito yang dibalas acungan jempol dari Tanjung.
Setelah itu, Fito berjalan menghampiri Onyo yang sedang mengobrol dengan Tommy.
"Nyo," panggil Fito.
Onyo menengok ke arah Fito. "Oi," balas Onyo, "kok cepet? Uncle Yovan mana?"
"Katanya lagi diatas, survey buat nanti jjm," jawab Fito seadanya.
Tommy menyenggol lengan Onyo. "Nyo, kenalan tuh sama adeknya Yovan. Seumuran sama kamu tuh," ucap Tommy.
"Emang iya uncle?" Tanya Onyo yang dijawab anggukan oleh Tommy.
Onyo sangat antusias saat mendengar ada teman yang seumuran dengannya. Selama masa pandemi ini, Onyo cukup kesulitan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya karena sekolah pun diadakan secara online.
"To, temenin gw yuk kenalan," ajak Onyo.
Fito hanya mengangguk, "ayok."
Onyo melihat Tommy sekali lagi, "uncle ga mau ikut?"
Tommy menggeleng. "Tadi udah kenalan rame-rame sebelum kalian dateng."
"Yaudah, Onyo sama Fito duluan ke sana ya, uncle," pamit Onyo.
Tommy mengacungkan jempolnya, setelah itu Onyo segera menarik Fito ke arah Lila yang sedang berbicara dengan mas Iqbal.
~•~
Hari Rabu waktunya updateee!
Jangan lupa bintang sama komennya yaa! Biar authornya semangat buat upload.
See you on next part!
-SFT-
22 September 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/283159478-288-k530116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny, A Fiction Story About : Fitto Bharani
Hayran KurguPertemuan keduanya yang tidak terduga Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa nyaman Pertemuan keduanya yang menimbulkan rasa ingin melindungi Dan pertemuan keduanya yang menimbulkan kembali rasa yang pernah hilang. Alila Arnawama Rakha Seorang gad...