2. Ok, aku menikahimu

11K 194 15
                                    

Sebelum Pernikahan
-------------------------------------

Desiree tidak tahu maksud Lyon mengantar dirinya ke rumah sakit, untuk menemui dokter kandungan. Desiree awalnya menolak keras niat Lyon. Namun Desiree sangat mencintainya. Desiree harus bersama Lyon untuk membahagiakan dirinya sendiri.

Desiree sepenuhnya menyadari bahwa Lyon sangat mencintai Istrinya dari pada dirinya. Namun Desiree tahu bahwa Lyon hanya sekadar tertarik padanya. Itu bukan cinta.

"Buat apa? Aku tidak mau." tolak Desiree keras.

"Aku tidak mau kau melahirkan darah dagingku, mengerti?  Kau wanita penggoda yang akan mengahancurkan pernikahan orang lain. Aku cuma mengantisipasi supaya kau tidak bertindak terlalu jauh."

"Tapi... "

Awalnya Desiree akan membantah, Lyon meraih dagu Desiree lalu mencengkeramnya dengan kasar.
Lyon menatap Desiree dengan tatapan yang paling mengerikan. Desiree bergidik, Desiree membalas tatapan Lyon dengan tatapan nanar meskipun ia takut. Tapi Desiree bisa menerima apapun perlakukan Lyon asal ia bisa bersamanya.

"Kamu pikir aku mencintaimu? Aku tidak akan membiarkan kau hamil, itu salah satu syaratnya, jadi kau harus menggunakan alat pencegah kehamilan. Paham maksudku? Kau mau bersamaku kan jalang?"

Suara Lyon kali ini lebih kasar dan tegas. Desiree mengangguk mengerti.

"Baiklah." Desiree pasrah.

Lyon melepaskan dagu Desiree. Wanita itu menangis. Lyon tidak penduli, ia masih menginginkan Desiree menyadari kebodohannya.

"Tapi aku masih memberimu kesempatan untuk berpikir, hiduplah dengan baik atau kau bersamaku tapi tidak bahagia?" akhirnya Lyon menurunkan intonasi suaranya.
Desiree diam dan terisak.

Desiree sangat menginginkan Lyon seperti ia menginginkan Jeno dulu. Dua pria Geronimo yang membuatnya tidak bisa berpikir dengan otak yang waras. Geronimo membuatnya tidak berdaya dan dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan cintanya.

"Turun, temui dokter Rissa, bicaralah dengannya, lalu bicaralah denganku kalau kau sudah selesai."

"Baiklah. " Desiree patuh.

"Aku harap kau tidak membuat keputusan bodoh."

Desiree tidak peduli dengan kata-kata Lyon, wanita itu masuk ke dalam rumah sakit lalu meninggalkannya.

Lyon kembali ke rumah, ia bertemu Lydia yang sedang sibuk di dapur. Ia terlihat cantik memakai apron. Noda terigu di pipinya yang ranum, ia sedang membuat adonan untuk membuat kue.

"Hai sayang, kau pulang?"

Lydia menyapa namun matanya tidak lepas dari ponsel yang menyala. Lyon mendekati Lydia, memeluknya lalu menyapukan ciuman sekilas di bibir.

"Kenapa jadi cemong begini?"

Lyon mengusap pipi Lydia yang terkena boda adonan terigu.

"Pipiku gatal tadi, ga sengaja aku garuk, lihat aku sedang minta Nessa mengajariku bikin Brownie Chesee Cake, Kesukaanku." Lydia menunjuk ponselnya yang berdiri di tiang tripod.

Lyon baru menyadari menantunya sedang ongoing di ponsel istrinya.

"Ah ya ampun, kau melihat aku memcium istriku?"

Lyon menunjuk pada Nessa. Nessa hanya tertawa.

"Kalian sangat serasi papa." puji Nessa  senang.

"tentu saja, ngomong-ngomong kapan cucuku lahir?" tanya Lyon basa-basi.

"Sebentar lagi, nanti aku dan Jeno akan mengabari kalian." jawab Nessa.

Affair  #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang