Lyon berkendara dengan cepat. Jarak dari Bandung ke Jakarta sekarang sudah tidak terlalu jauh lagi. Lyon masih sangat marah setelah membaca surat yang di tulis Desiree untuknya.
"Lyon, maafkan aku atas kelakuan yang sudah aku lakukan padamu dan juga keluargamu. Aku sudah memutuskan untuk berhenti, demi kebaikan. Demi Papaku.
Aku ingin berhenti karena Papa memintanya. Aku tidak mau kehilangnanya. Pulanglah ke rumahmu dan kembalilah hangat untuk keluargamu."
Brengsek! Jalang tidak tahu diri. Dia berhenti begitu saja setelah mengahancurkan aku. Berani-beraninya kau menghancurkan pernikahanku
Kau tidak ingat bagaimana aku mencoba melindungimu? Kau tidak ingat bagaimna kau menginginkan aku, sialan! Jalang binal tidak berguna.
Kau pergi begitu saja setelah aku kau hancurkan? Setelah Lydia menyadari pengkhianatanku?
Dasar pelacur, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu.Lyon membelokkan mobilnya masuk kedalam halaman rumah Edward. Alangkah terkejutnya dia melihat Jeni, putrinya berada di sana sedang mengobrol dengan Edward dengan hangat. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Lyon tidak tahu pengaruh apa yang sedang di lancarkan oleh Edward sehingga putrinya tampak akrab. padahal seharusnya Jeni membenci Edward.
Brengsek, Edward berhasil membujuk Jeni untuk pulang kerumah, sementara Jeni tidak mau mendengarkannya. Jeni sebaliknya marah dan kecewa padanya. Ia Tidak bicara manja penuh kasih sayang seperti biasanya.
"Aku tahu otakmu sedang di penuhi banyak pertanyaan, Lyon. Kau sudah waktunya menerima hukumanmu dari semua orang yang kau cintai."
Pernyataan Edward seperti mengintimidasi membuat Lyon semakin marah dan geram. Dia akan melakukan sesutu sebentar lagi.
"Bangsat, apa yang kau lakukan pada putriku, heh?"
Lyon tidak bisa menahan emosinya. Setelah Jeni pergi, Edward mendekati Lyon, dan Lyon langsung menyambar kerah kema Edward sambil menghardiknya.
"Heh, anak sama bapak, sama saja brengseknya, kamu pikir apa yang sudah kau lakukan pada keluargaku? Kau merusak putriku dengan perselingkuhanmu." Edward menggeram marah di depan muka Lyon
"Hei, orang sombong. Aku katakan padamu, bajingan. Putrimu yang berlutut dihadapanku, memaksaku untuk menikahinya. Putrimu yang binal dan sangat gatal, sama persis seperti ibunya yang menyerahkan kehormatannya pada Adiaksa."
Sama marahnya, suara Lyon bergetar dan serak. Edward diam, wajahnya mengernyit. Nama Adiaksa di sebut berkali-kali oleh Lyon ketika Helena meninggal dunia. Sampai sekarangpun Edward belum percaya bahwa mendiang istrinya telah berselingkuh dengan pemilik Menara Adiaksa . Sampai sekarang Edward masih menuduh Lyon lah pria yang di inginkan oleh Helena.
"Kau pikir aku yang menyelingkuhi istrimu, kau laki-laki lemah tidak bisa menyenangkan seorang Istri."
Lyon menghempas tubuh Edward dengan kasar. Untung saja pria itu tidak tersungkur di lantai garasi. Tubuhnya yang besar cukup seimbang untuk tidak membuatnya terjatuh.
"Aku menikahi putrimu, apa yang aku lakukan adalah benar, aku hanya bersalah pada Lydia dan aku menyesali itu. Di mana jalang itu sekarang heh?"
Lyon bergerak cepat dengan langkahnya yang panjang memasuki rumah. Lyon berteriak sambil memanggil Desiree. Ia membuka kamar Desiree tapi kamar itu kosong. Tidak puas hanya di kamar Desiree Lyon menggeledah semua ruangan. Tapi tetap saja Desiree tidak ada.
Lyon menyadari bahwa Desiree sudah tidak ada di rumah itu. Lyon kembali menemui Edward lalu menarik bahunya. Lyon memukul dengan tinjunya pada wajah Edward. Kepala Edward pusing dan telinganya berdenging.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair #2
RomancePerjanjian : 1. Tidak boleh berselingkuh 2.Bersedia tidak melahirkan anak. 3.Tidak boleh menuntut apapun. 4 Hanya untuk bersenang-senang. Tidak lebih. 5.Sangat Rahasia. Lyon Geronimo terlibat skandal. tidak. lebih tepatnya terpaksa melakukan p...