3. Wanita kedua

11.5K 179 24
                                    

Lyon terjaga dari tidurnya, ia diam sejenak pada posisinya, lalu menyadari ia di kamar Desiree. Seketika ia ingat apa yang sudah ia lakukan.

Ia tidak perlu menyewa hotel lagi. Sekarang ia sudah punya rumah lain untuk pulang, dengan seorang wanita muda bertubuh hangat dan menggairahkan.

Kemarin ia berpamitan pada Lydia untuk mengerjakan pekerjaanya. Perusahaannya sedang mengerjakan proyek di Bandung, jadi pada tengah malam ia bukan kembali ke rumah yang biasa di tempati bersama Lydia.

Lyon membeli rumah baru yang jauh dari kota untuk menyimpan Desiree. Lyon juga ingat apa yang sudah ia lakukan. Bercinta panas dengan Desiree. Lyon memejamkan matanya lagi. Mengingat semua peristiwa. Menikahinya adalah bukan hal yang di inginkannya, Lyon juga memberikan syarat tidak masuk akal yang harus di setujui oleh Desiree.

Lyon sebenarnya tidak tega melakukan itu. Tapi mengingat kebodohan yang akan di lakukn Desiree, pria itu tidak akan membiarkan keluarganya kembali kacau ataupun Desiree sendiri akan melukai dirinya sendiri.

"Maafkan aku sayang."
Lyon bicara sendiri ketika bayangan wajah Lydia yang ceria melintas di benaknya.

Beberapa menit melamun akhirnya ia bangun, mandi lalu mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. Ia melihat ponselnya. Arga asistennya sudah mengabarinya, bahwa la sudah berada di lokasi proyek.
Lyon mengantar pesan jawaban bahwa ia akan segera kesana

Lyon keluar dari kamarnya, Desiree sedang menyiapkan sarapan di  meja makan. Wanita itu tersenyum melihat Lyon. Sial, Lyon kenapa berdebar melihat Desiree. Kenapa istrinya itu terlihat cantik?
Dia terlihat segar, tersenyum dengan pipi yang ranum.

"Aku membuat sarapan." kata Desiree.

"Aku tidak mau sarapan, aku harus berangkat kerja. Dan aku akan langsung ke Jakarta." Lyon langsung berjalan menuju pintu. Desiree diam, dia langsung cemberut memunjukkan kekecewaannya.

"Ohhh..." Desiree menunduk sambil menatap piring yang sudah ia isi dengan roti panggang, Desiree hanya belum meletakkan salad di piringnya.
Lyon melihat Desiree terdiam, dia tidak mengantarnya ke pintu seperti biasa.

"Nggak mau minum kopi juga?
Tanya Desiree.

Lyon melihat kopi di dalam cangkir dengan asap yang masih mengepul.

"Aku buru-buru."

Desiree berjalan mendekati Lyon, lalu menyentuh dasi Lyon dan meluruskannya.

"Tunggu sebentar, please. Aku akan membungkus sarapanmu. Tiga menit."

Desiree segera kembali ke meja makan. Rahima membantu memindahkan kopi Lyon. Ke gelas kertas, sedangkan Desiree membelah roti panggangnya lalu mengisinya dengan syauran.  Desiree memasukkaa roti itu ke dalam kantong kertas.

"Makanlah kalau kamu sempat."

Desiree mendekati mobil Lyon sambil memberi kopi dan bungkusan roti itu.

"OK." jawab Lyon singkat.

"Kartu ATM aku letakkan di meja, pinnya adalah tanggal dan tahun pernikahan kita. Jangan menungguku!"

"Ya aku tahu."

Lyon menutup pintu mobil lalu menggerakkan menuju jalan. Desiree tertegun. Lyon benar-benar tidak memberinya hati. Tapi semalam Lyon memasukinya dengan begitu dahsyat. Aneh rasanya kalau ia tidak mengingat peristiwa erotis itu.

Desiree mengangguk kecil lalu tersenyum masam. Ini salah satu resiko yang harus di terimanya sebagai wanita kedua.

Desiree berbalik berjalan lagi menuju rumah. Namum tiba-tiba ada yang memanggilnya. 

Affair  #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang