13. Aku Ingin Bercerai

4K 177 39
                                    

Berawal dari Lyon yang akan segera pulang.  Ia merindukan Desiree yang sudah lama ia tinggalkan sejak Lydia bersamanya. Tidak jarang Desireee jadi Uring-uringan dan sedikit Lebih menuntut jika bertemu.

Lyon selalu mengganti cincin pernikahannya bersama Lydia dengan cincin pernikahannya dengan Desiree. Tapi anehnya cincin itu tidak ada di tempat biasanya.
Perasaan Lyon mulai tidak enak. Cincinnya tidak ada, berarti ada yang mengambil atau mengalihkan cincin itu. Tapi siapa yang melakukannya?

Lyon benar-benar blingsatan kebingungan mencari cincin itu. Tidak masalah jika Lyon tidak memakai cincinya di hadapan Desiree. Tapi kalau cincin itu hilang bagaimana? Bagaimana juga jika yang menemukan orang lain, atau mungkin malah Lydia yang menemukannya?

Ketahuan oleh Nessa saja Lyon sangat ketakutan, apa lagi kalau Lydia yang menemukannya, dunia bisa kiamat.

"Oh tidak Tuhan,  please!" Lyon putus asa sambil terus mengobrak-abrik isi mobilnya, mengacak-acak semua benda yang ada. Tapi akhirnya Lyon menyerah, ia yakin cincinnya tidak hilang, benda itu hanya berpindah ke tempat lain saja.

Lyon berkendara kerumah Desiree sepulang dari kantornya. Ia merindukan wanita kedua itu. Tapi alangkah terkejutnya Lyon. Ia melihat mobil Lydia di sana. Lyon panik, ia segera turun dari mobilnya dan segara masuk.

Lyon tahu benar, kekacauan sedang terjadi. Dan benar saja. Ketika ia masuk ke dalam rumah Lydia hampir saja akan menampar wajah Desiree. Tapi ia berhasil menahannya.

Tidak apa-apa, meskipun Lydia mengata-ngatainya, sambil meludahi wajahnya, yang penting Lydia tidak menampar Desiree.

Lyon berdiri terdiam. Suasana hening setelah Lydia memakinya dan pergi, Desiree berlari sambil menangis ke kamarnya. Tapi kenapa Lyon tidak berusaha mengejar Lydia?

Lyon mencintainya, tapi kenapa Lyon tidak mengejarnya? Kenapa Lyon tidak minta maaf pada Lydia? Lyon justru bertahan di rumah wanita keduanya.

Lyon bicara pada diri sendiri. Pantas saja Lydia bertanya tentang rumah lain, Pantas saja paginya sangat buruk dengan kopi yang rasanya tidak enak. Karena Lyon tahu, Lydia sudah mengetahui perselingkuhannya.

Lyon mendengar kasak kusuk di dapur, sudah yakin itu pembantu rumah yang sedang mengupatnya dengan bahasa sunda.

"Henteu percaya, geuningan dunungan urang teh pamajikana dua." seloroh Rahima pada suaminya.

"Mana pamajikana garelis kabeh." sahut Endro bersemangat.

"Iih... naon si akang, tetep we Bu Desireee teh pelakor."  Rahima keki sambil ngaprok suaminya.

"Heh! Kalian ngapain di situ? Nguping?" Lyon membentak pelayan rumahnya dengan suara baritonnya.

"Tidak pak."

Mereka berhambur, mereka ketakutan karena majikannya itu melotot horor ke arah mereka.  Rahima pura-pura menggosok kompor, sementara suaminya melesat keluar lewat pintu samping.

Lyon bergegas berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Lyon membuka pintu, ia melihat Desiree duduk sedang menangis tersedu-sedu.
Lyon masuk lalu menutup pintu perlahan. Pria itu menuang air lalu di berikan pada Desiree meskipun wanita itu tidak menerimanya.

Lyon meletakkan gelas itu di atas nakas.  Lyon juga meletakkan tas oleh-oleh berisi cokelat, makanan yang ingin di makan Desiree dan sudah di mintanya sejak beberapa hari yang lalu.

Lyon duduk diam tanpa bersuara. Ia sendiri tidak tahu akan mengawali pembicaraan dengan kata apa?
Kata Maaf? Tidak Bagaima hanya Lydia yang pantas dimintai kata maaf. Bukan Desiree.

"Sepertinya masalah ini akan mulai terbongkar." katanya.

"Siapa yang membongkarnya? Bukan aku." Desiree tidak mau di salahkan.
Wanita itu menatap dengan pipi basah sambil terisak.

Affair  #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang