19. Hukuman Untuk Lyon

3.5K 175 72
                                    

Desiree sedang berkemas setibanya di Jakarta.  Edward memang harus menjauhkan putrinya dari Geronimo. Terlalu berbahaya untuk jiwa Desiree yang tidak bisa move on dari dua Geronimo.

Edward telah mempersiapkan kepergian Desiree ke Luar Negeri. Pria itu juga harus memastikan putrinya dalam keadaan aman setelah apa yang sudah dia lakukan pada keluarga Geronimo. Edward harus memastikan Desiree tidak berhubungan lagi dengan Lyon.

Edward tahu jika Jeno tahu ayahnya berselingkuh dengan putrinya, pria itu tidak akan tinggal diam. Jadi sebelum Jeno menyerangnya Edward harus membawanya pergi terlebih dahulu.

Edward melihat jam tangannya.  Tidak lama kemudian Desiree sudah turun membawa tasnya. Pelayan rumah membawa kopernya. Edward akan mengantar putrinya ke bandara.
Desiree harus berdamai dengan ayahnya demi ayahnya yang memohon.

Edward mengancam akan bunuh diri jika putrinya tidak mau mendengarkannya. Hari ini Desiree akan berangakat ke Irlandia menjahui Lyon. Edward benar-benar beraharap Desire tidak akan pernah menemuinya Lagi.

"Kamu sudah siap?" tanya Edward.

"Ya." jawab Desiree singkat.

"Ayo." Edward memberikan lengannya pada Desiree. Mereka bergandengan menuju mobil. Di sana sudah ada Andra yang sudah siap akan mengantar mereka.

Ketika mereka hendak memasuki mobil, dari gerbang terlihat mobil yang ngebut ugal-ugalan bergerak ke arahnya, Tanpa rem, mobil mewah berwarna hitam mengahantam mobil milik Desiree. Desiree menjerit sambil menyusupkan kepalanya di leher Edward.

Andra keluar dari mobilnya. Edward sangat marah melihat mobil mewahnyanya berasap akibat di tabrak oleh mobil yang sama-sama berharga mahal.
Edward menunggu huru-hara apa yang akan terjadi.

Seorang gadis cantik keluar dari mobil dengan wajah penuh angkara murka. Awalnya Andra ingin menegurnya, namun ia tahu gadis itu punya urusan dengan bosnya itu.

"Jeni." gumam Edward.

Desiree melihat Jeni berjalan cepat menghampirinya lalu dengan gerakan secepat kilat tangannya menarik rambut Desiree yang sudah di tata sedemikian rupa.

"Dasar kau lonte, pelakor, perusak rumah tangga orang, Me**k gatal tidak tahu malu." Jeni mengumpat dengan bahasa paling kasar yang pernah Jeni ucapan. Jujur, Jeni tidak pernah sebenci itu pada orang.

Desiree memjerit mencoba melepaskan tangan Jeni dari rambutnya. Tapi tidak berhasil. Sekarang di tambah lagi Jeni menampar wajah Desiree. Desiree kembali menjerit karena kesakitan.

Sedetik Edward terdiam karena belum benar-benar menyadari apa yang terjadi.

"Jalang murahan, pelacur. Kau di bayar berapa oleh papaku heh? Pelakor sepertimu tidak layak di sayangi."

Jeni akan menampar pipi Desiree sekali lagi. Tapi kali ini tangan Edward menangkap tangan Jeni dan menahannya.

Desiree memegangi pipinya yang merah memanas. Wajah Desiree tertunduk sedih. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang sudah kusut dan berantakan seperti semak-semak.

"Lepaskan aku! Aku harus memberi pelajaran pada anakmu yang murahah seperti pelacur. Lepaskan!"

Wajah Jeni merah akibat kemarahan yang tidak terperi. Air mata kecewa mengalir dengan deras di pipi.

"Stop Jeni, marahlah padaku, tidak ada gunanya marah padanya. Desiree adalah istri ayahmu, pukul aku, marahlah padaku karena tidak bisa menjaganya dengan baik." suara Edward makin bikin Jeni marah.

"Istri kau bilang? Ayahku menikahi pelacur? lonte sepertimu tidak pantas menikahi ayahku."

Jeni kembali meronta, mencoba melapaskan diri dari Edward yang memegangi tangannya dengan erat.

Affair  #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang