Lydia diam di dalam kamar mandi, sejenak ia tidak bisa berpikir akibat kemarahan yang lama-lama menggores perasaannya. Cincin apa yang di pakai oleh Lyon? Terus di mana cincin pernikahannya?
Lydia menatap seonggok pakaian yang terakhir di pakai oleh Lyon. Lydia menguraikan satu persatu kemeja dan celananya.
Bingo! Lydia mendapatkan sesuatu. Lydia berkonsentrasi penuh pada sehelai rambut berwarna hitam pekat. Ini bukan helaian rambut milikku. Kata Lydia dalam hati.
Wanita itu menjumputnya lalu memperkirakan panjang dari rambut itu. Ternyata memang lebih panjang dari pada miliknya. Helaian rambut itu lebih kasar namun berkilau dan terlalu hitam di banding miliknya yang berwarna kecokelatan dan agak ikal. Rambut miliknya juga tidak lebih panjang dari rambut yang ia temukan.
Lydia menatap marah pada pria yang berada di luar kamar mandi meskipun dengan pintu tertutup.
"Sejak kapan kau melakukan itu padaku, bajingan?" gigi Lydia gemertuk karena rasa marah.
"Bisa-bisanya kau memasuki tubuhku setelah kau kembali dari memasuki tubuh perempuan lain."
Lydia bicara sendiri dan hanya dia yang bisa mendengarnya. Kurang puas hatinya, Lydia kembali menguraikan pakaian dalam milik suaminya dari celana panjangnya.
Lydia akan melihat sesuatu jika itu bisa di jadikan bukti. Lydia tertegun sejenak. Urusan apa yang dia lakukan Lyon sampai harus mengucurkan sperma?
Perut Lydia bergolak, sejenak membayangkan perselingkuhan yang di lakukan oleh Lyon. Lydia membayangkan Lyon membisikkan kata-kata cinta dan juga menggerakkan maju mundur menghujam tubuh seorang wanita.
Lydia juga membayangkan wanita itu mendesah penuh nikmat bahkan berteriak. Lydia pusing, rasa mualnya semakin menjadi berganti rasa ingin muntah. Lydia bergegas ke kloset untuk memuntahkan isi perutnya sebisa mungkin.
Lydia segera mencuci mulutnya, menggosoknya Keras-keras karena merasa jijik. Membayangkan saja Lydia mual, dan sekarang ia jijik membayangkan Lyon mencium wanita lain, melakukan hal-hal di selangkangan wanita lain, lalu ia kembali kerumah mencium dirinya. Menjijikkan, itu sangat menjijikkan.
Lydia keluar dari kamar mandi. Lyon masih tidur dengan posisi yang sama. Cincin jahanam itu berkilauan sangat indah di jarinya. Lydia kembali tertegun. Cincin itu terlihat familiar, di mana ia pernah melihat cincin itu?
Lydia kemabali penasaran. Tiba-tiba ia ingat pernah melihat Lyon memiliki dua ponsel. Di mana ponsel itu sekarang? Hais!
Kepala Lydia tidak ingin berpikir, ia mendekati ponsel milik Lyon. Ia menyentuh layarnya, barang kali ada informasi yang bisa ia temukan. Tapi Lydia tidak menemukan apapun. Lyon mengunci gawainya dengan kode pengaman.
"Sial, dia mengunci Hpnya." Umpat Lydia marah. Lydia akhirnya meraih ponselnya sendiri. Ia menelfon asisten Lyon yang katanya semalam Lyon temui. Pria itu menjawab di deringan ketiga.
"Ya halo Pak Arga, ini Lydia istri Lyon Geronimo. Aku ingin bertanya beberapa hal pada anda. " kata Lydia ramah.
Lydia nendengarkan Arga bicara. Percuma, pria itu tidak memberikan informasi apa-apa. Lydia mematikan ponselnya lalu meremasnya kuat-kuat.
Jadi siapa yang bisa membantunya membarikan informasi padanya? Lydia sempat curiga pada Desiree ketika Lyon mendatangi ruamahnya. Tapi wanita idaman lain Lyon ternyata berada di Bandung. Siapa dia?
Lydia berdiri di tengah-tengah ruangan di ruang tamu. Ia sengaja tidak menelfon di dalam kamar. Lydia menggigit kukunya karena telah.
Ia menerka-nerka wanita-wanita kenalan Lyon yang berpotensi jadi wanita simpanan Lyon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair #2
RomancePerjanjian : 1. Tidak boleh berselingkuh 2.Bersedia tidak melahirkan anak. 3.Tidak boleh menuntut apapun. 4 Hanya untuk bersenang-senang. Tidak lebih. 5.Sangat Rahasia. Lyon Geronimo terlibat skandal. tidak. lebih tepatnya terpaksa melakukan p...