18. Aku Benci Papa

2.7K 148 55
                                    

Jenika Ivory Geronimo berjalan terburu-buru ke kantor Jeno. Tidak peduli seluruh pegawai Auto Geronimo Tower menatapanya dengan tatapan heran, karena Jeni berjalan sambil menangis tersedu-sedu.

Jeni sangat marah dan kesal, tapi gadis cantik itu tidak tahu harus bicara pada siapa. Jeni lalu mendorong pintu ruangan Kakak lelakinya, padahal Icha sang sekretaris mengatakan Jeno sedang ada rapat di ruangnnya. Icha membuntutinya hingga Jeni membuka pintu itu.

Gadis itu langsung mendorong pintu tanpa peduli. Jeno bengong melihat adiknya dengan pipi basah.
Tangan Jeno mengambang. Dia sedang melakukan presentasi jadi diam.

"Jeni." kata Jeno datar.

"Hentikan pekerjaanmu, aku ingin bicara." Jeni menangis.

Jeno jadi tidak enak pada peserta rapat, pria tinggi dan tampan putra Lyon itu berjalan cepat menghampiri Jeni setelah meminta maaf dan berbasa-basi dengan para kliennya. Klien Jeno bahkan ada yang baru datang dari Mesir.

"Ya ampun, jangan menangis di hadapanku sayang."

Jeno memeluk adiknya, dan tangis gadis itu pecah seketika. Icha yang berdiri di belakang Jeni diam menunggu perintah.

"Cha, bisa kau panggil Imran, katakan padanya, tolong gantikan aku." kata Jeno.

"Baik Pak."

Icha keluar lagi untuk memanggil Imran, asisten pribadi Jeno. Jeno pergi bersama Jeni setelah berpamitan dengan para klien.

"Mau kemana kita?" tanya Jeno setelah berkendara keluar dari parkiran Auto Geronimo Tower.

"Terserah, aku benci Papa. Benci sekali." Jeni masih menangis.

"Ya ampun Jeni, ada apa? Kalau kamu nangis terus, aku nggak ngerti juga mau ngomong apa sama kamu?"

"Papa selingkuh." jerit Jeni.

Karena terkejut dan terlalu syok Jeno menginjak rem mendadak. Mobil sport miliknya berhenti. Untung saja Jeno sedang tidak berada di keramaian, kalau tidak pasti sudah terjadi kecelakaan beruntun . Mereka masih berada disekitar Auto Geronimo Tower.

"Kamu bilang apa?" Jeno tidak percaya.

"Aku melihat Papa bersama Desiree. Mereka... "
Jeni tidak tahan lagi. Dia ingin cerita sama abangnya, tapi dia terlalu jijik dan muak untuk mengataknanya.

Jeni tadinya berniat mau menemui papanya, tapi Jeni tekejut dan tidak percaya. Jeni melihat Desiree sedang duduk di atas tubuh Papanya. Jeni bahkan dengan gamblang bisa melihat kejantanan ayahnya sedang memompa tubuh Desiree dengan penuh semangat. Mata mereka saling menatap, mulut mereka juga mendesah sambil membisikkan kata-kata cinta dengan bahasa yang paling vulgar.

Tangan ayahnya juga berada di dada Desiree, meremasnya, meminkan puncaknya yang menantang dan juga menjilat, menghisapnya seperti bayi yang rakus. Sementara Desiree terpejam dengan mulut sensualnya ternganga mendesis seperti ular menikmati apa yang di lakukan ayahnya. Desiree mendesah dan meracau. Ia juga mengatakan bahwa ia keenakan, nikmat dan Kejantanannya yang besar benar-benar memuaskannya.

Jeni juga hampir saja akan muntah ketika melihat mereka saling menjilat tubuh mereka tanpa rasa jijik sedikitpun.

Jeni tidak tahan melihat itu semua, ia menutup mulutnya lalu berlari meninggalkan kantor Ayahnya sambil menangis. Jeni masuk kedalam mobil lagi dan megatakan pada Andy bahwa ia akan pulang ke Jakarta lagi saat itu juga.

Jeni tidak bisa berhenti menagis selama berjam-jam hingga bertemu Jeno.

"Kamu yakin mereka Papa sama Desiree?" cerca Jeno muak.

"Aku melihatnya, demi Tuhan aku melihatnya Jeno."jawab Jeni.

Jeno menghela nafas sesak. Seperti ada yang menghimpit paru-parunya. Hati Jeno sakit, ia tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan Mama kalau dia tahu suaminya berselingkuh lagi?

"Kamu jangan ngomong sama Mama dulu ya, biar aku menghajar bajingan tua itu."
Jeno mencoba menenangkan adiknya dengan cara menepuknya.

"Kasihan Mama Bang." keluh Jeni prihatin.

"Mama tidak akan tahu kalau kamu nggak cerita. Aku janji akan bikin si bangsat itu mengakui perbuatannya."
Ucap Jeno.

"Tapi... "

"Jeni, dengar! Mama kita adalah wanita paling kuat sedunia. Meskipun nanti ia akan tahu tapi setidaknya Papa sudah mengakui kesalahannya. Mama kita adalah wanita hebat yang bisa menjaga anak-anaknya dengan baik. Kamu ingat kan?"

Jeno mengusap pipi Jeni, gadis itu tersenyum lalu mengangguk.

"Ok, nggak papa, kita memiliki ayah yang baik, cuma sayang aja dia seorang bajingan. Kita harus menerima itu." Jeno menasihati.

Lyon membuka amplop yang di titipkan Desiree pada Rahima. Sial! Tangan Lyon gemetar hebat. Dia menduga-duga bahwa isinya adalah sekumpulan kalimat yang akan membuatnya jadi sedih dan terpuruk. Tiba-tiba saja ia menyesali semua perlakuannya yang kasar pada Desiree.

Tapi tidak juga, memang dengan cara itu Lyon menyayangi Desiree. Desiree juga tidak keberatan Lyon melakukan itu. Lyon tahu, Desiree sangat mencintainya tanpa syarat, meskipun ia harus menyanggupi semua persyaratan konyol yang diajukan oleh Lyon. Tapi Lyon salut karena Desiree berhasil melewatinya dengan sempurna.

Tapi apa yang di lakukan Desiree sekarang? Ia tiba-tiba saja menghilang, pergi meninggalkannya tanpa pamit padanya. Untuk pertama kalinya, Lyon merasa jadi orang yang lebih bodoh dari pada Desiree.

Akhirnya... Lyon membaca surat tersebut setelah Lyon membiarkan surat itu teronggok lama di atas meja.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Aku buatin bonus part untuk Minggu ini. Semoga menghibur ya,

Affair  #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang