Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti minggu. Sekarang aku sudah bekerja di salah satu restoran termewah di Jakarta. Ya, walaupun hanya sekedar menjadi pelayan.
Ini baru hari ke 5 aku bekerja disini sebagai pelayan. Sebenarnya bisa saja aku menjari pekerjaan yang lebih baik, tapi pekerjaan ini bisa dengan cepat aku dapatkan, so why not? Pelan-pelan aku bisa mencari pekerjaan yang lebih tinggi nanti. Karena sekarang, uang tabunganku menipis dan aku harus dengan segera mendapat pemasukan lagi.
"Sylvie tolong catat pesanan meja nomor 5 ya."
"Oke mba Anggun."
Aku segera berjalan kearah meja 5 tidak lupa dengan pensilku.
"Silahkan bisa dicatat pesanannya ?" Aku bertanya kepada lelaki itu. Lalu lelaki itu menatap kearahku, oh shit mukanya sangat familiar. Siapa ya?
"Salmon grillednya satu, dan orange juice juga." Lelaki itu tersenyum.
"Baik, silahkan tunggu pesanannya." Aku hendak berjalan ketika lelaki itu menegurku
"Maaf, tapi apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya lelaki itu.
Uh.. Aku memikir keras. Mungkin aku harus melihatnya dari sisi yang berbeda untuk mengingatnya..
Hmmm
Aku berdiri sedikit pas didepannya."Ah! Iya. Apa kau seorang dokter?" Tanyaku dengan ragu.
"Ahh iyaa iya. Apa kau pasienku yang pagi hari itu dengan kondisi berantakan itu kan? Bersama pacarmu." Dokter itu mengingatku. Astaga penampilanku pada saat itu seperti tante kunti. Aku tertawa malu.
"Hehe iya dok.. Belum mandi kan pas waktu itu. Oh itu hanya teman saya." Aku tersenyum pahit.
"Oh begitu.."
"Iya pak dokter hehe. Saya permisi dulu ya pak tidak enak dilihat yang lain jika pelayan mengobrol dengan pelanggan."
"Iya." Dokter itu tersenyum kearahku.
**
Selesai sudah shiftku hari ini, pukul 5 sore aku sudah selesai. Bekerja dari jam 7 pagi sampai 5 sore, yah cukup melelahkan karena restoran ini tidak pernah sepi. Aku keruang loker dan mengganti seragam pelayanku menjadi baju casual yang aku gunakan tadi pagi.
Aku berjalan keluar dari restoran yang mewah dan megah itu. Bahkan rasanya hanya pelajan disini saja yang mengendarai motor bebek. Sisanya pengemudi mobil mewah semua.
*tinn.. Tin...*
Aku menoleh ke sumber suara. Mobil audi. Siapa ya?
Pemilik mobil itu turun"Hey.." Lelaki itu berjalan mendekatiku.
"Oh.. Hai Bisma.." Aku tersenyum sedikit kepada Bisma. Sejauh ini aku belum memikirkan respon yang baik terhadap sahabat-sahabat Adam.
"Mau kemana Vi?"
"Mau pulang ke kostan bis. Kenapa?" Tanyaku sesantai mungkin.
"Boleh gue anter?"
"Ehmm gausah deh bis gue naik bus aja hehe"
"I insist. So please, biarin gue nganter lo." Bisma tersenyum manis kearahku.
"Ya..okedeh.." Hufftt... Jangan-jangan sudah menjadi kebiasaan Trio ABC itu ya tidak bisa menerima penolakan? Menyebalkan.
Akupun masuk kedalam mobilnya dan aku memberi arahan kepada Bisma untuk arah ke kostanku.
"Iya gue tau kostan lo. Udah gausah bawel deh." Ucap Bisma. Tapi dia tau dari mana ya? Ah taudeh gak perlu terlalu dipikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM SYLVIE (completed)
Romance'Aku melirik kewajah cowo yang ada disampingku. Mukanya sangat muda... Baby face banget sih!? Jangan-jangan dia masih 20 tahun!? JANGAN BILANG DIA ANAK KULIAHAN?! YaTuhan malu bukan main lagi kalo jalan sama anak yang masih kuliahan begini. Berart...