7

16.5K 829 3
                                    

Sylvie POV

"Byee sylvie ! See you later. Sering-sering aja main sama kami, we'll gladly accompany you anytime anywhere," Clovis melambaikan tangannya kepadaku yang sudah berada didalam mobil Adam.

"Tenang aja, gue pasti bakal nongkrong bareng... Kalo di ajak sama di Adam ya tapiii," aku menjulurkan lidahku padanya.

"Sylvie apadeh kamu menel-menel gitu ke Clovis, aku gak suka." Adam mulai mengemudikan mobilnya menjauh dari Ganendra Tower.

"Aku hanya mainan saja hey... Kamu cemburu?" Ejekku.

"Buat aoa cemburu sama manusia setengah gila macam Clovis, aku hanya tidak suka kamu tebar pesona apalagi menel-menel kepada cowo lain," Adam mendengus.

"Ya ampun belum sampai satu hari loh kita pacaran dan kamu udah over jealousy begini... Grow up Adam, hubungan kita harus ada kepercayaan dong. Tenang saja, aku tipe setia kok," aku tersenyum kepadanya.

"Bukannya aku meragukan kesetiaanmu sayang, hanya saja aku tidak rela kamu membagi semua itu ke laki-laki lain. Tidak akan rela! Lagipula dengan begitu, lelaki lain bisa saja menjadi tertarik kepadamu. Aku tidak suka." Adam mencengkram stir mobilnya dengan kuat.

"Rileks saja Adam... Kamu nggak perlu cemas. You can count on me with that one." Aku tersenyum kepadanya ketika ia menoleh kearahku, akupun meraih tangan kirinya dan mengelusnya dengan lembut.

"Kamu selalu tau bagaimana caranya membuat jantungku berdebar kencang tidak karuan... Well done Sylvie." Adam mencubit ujung hidungku.

"Awww.... Ha-hacim!!" Aku bersin.
"Adam jangen pernah mencubit hidungku lagi, aku akan bersin kalau kamu cubit begitu," aku cemberut dan melepas genggaman tanganku darinya.

"Sorry baby, aku tidak tau, hangan ngambek dong."

**

Sesampainya dikost-kostan, aku mengabaikan Adam dan segera berjalan ke arah kamarku karena terlihat ramai.

"Vi ada apa? Tunggu aku dong!" Aku tau Adam sekarang pasti sudah mengikuti dibelakangku.

Aku melihat kamar disamping kostanku sepertinya ramai orang.

"Aku gak tau dam, padahal itu kamar kosong. Kok mulai ada box-box gitu ya?" Aku semakin mendekat ke beberapa lelaki yang mengangkut box-box tersebut.

"Mungkin ada orang baru yang tinggal disitu Vi, ah kamu pergi tiba-tiba seperti tadi membuatku cemas tau, jangan ulangi lagi sayang." Adam berdiri sejajar disampingku dan memperhatikan orang-orang didepan itu.

"Iya maafin aku ya dam tadi kelewat penasaran. Eh eh ada Tristan.. TRISSSSSS ini ada apa sih?"

Tristan yang baru saja datang dan hendak bergabung mengunjal box menghampiriku, "Ada penghuni baru nih disamping lo. Cie tetangga baru"

"Oh ya? Mana orangnya?" Tanyaku dengan penasaran lalu mulai mataku mulai mencari-cari.

"Lagi didalem ruangannya mungkin. Ini anak-anak lagi pada bantuin ngunjal barang dia. Gila banyak banget bawaannya. Okedeh gue bantuin dulu ya," ucap Tristan.

"Yaudah gue masuk dulu nanti kalo udah beres baru gue kenalan deh"

"Eh lo sama Adam? Udah jadian belum sih?" Tanya Tristan dengan mengerutkan dahinya.

"Udah dong! Udah sehari" jawab Adam dengan bangga lalu merangkulku.

"Bah! Baru sehari aja udah begini. Gimana setahun ck ck ck" Tristan menghelengkan kepalanya lalu mulai mengunjal box-box.
5 menit kemudian Adam pamit pulang karena ada urusan mendadak dikantornya.

I AM SYLVIE (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang