23 (Extra Part)

21.5K 720 10
                                    

Author's POV

8 tahun kemudian

"Leya ayo cepet, papa kamu udah nungguin kita nih di kantornya," ujar Sylvie kepada anak semata wayangnya.

"Ih mama mah buru-buru loh tadikan Leya masih main sama temen-temen," Leya kini memasuki mobil mercedes benz milik kedua orang tuanya.

"Iya sayang, besok kan bisa. Tapi kan siang ini kita mau lunch bareng papa dan rekan kerjanya, gak enak kalo kita telat." Jelas sang mama.

"Iyadeh ma, tapi nanti Leya mau es krim ma. Boleh ya? Kan udah sembuh ma?" Pinta Leya kepada mamanya tersayang.

"Hmmm boleh gak ya? Kan baru kemarin sembuhnya. Kalo mama sih boleh, nanti tanya papa aja ya? Kalo kata papa boleh, mama beliin deh," ujar Sylvie.

Sesampainya di kantor Adam, Sylvie dan Leya langsung menuju ke lantai 10 dimana kantor Adam berada.

"Papaaaaaaaaaaaaaaaa!" Teriak Leya begitu melihat papanya yang sedang membaca beberapa berkas kerjaan.

"Haloo princess papa! Gimana sekolahnya sayang?" Tanya Adam kepada Leya.

"Seru pa Leya banyak temen sekarang, kakak-kakaknya tapi nyebelin pa. Tadi Leya kan masih main tapi mama jemput!" Celoteh sang anak membuat Adam tertawa.

"Iya sayang, papa yang suruh jemput kamu cepet-cepet. Kan kita mau makan siang sama temen papa, semalem papa kan udah bilang sama Leya? Leya lupa nih pasti?" Ujar Adam.

"Tuh kan mama bilang juga apa, udah yuk pa jangan kesiangan gak enak sama temen kamu. Mereka udah di sampai di restorannya kan ?" Tanya Sylvie kepada Adam.

"Iya sayang, yaudah ayok, pake mobil kamu aja. Mana kuncinya? Sini biar aku yang nyetir." Ucap Adam yang kemudian mengecup kening Sylvie dengan singkat lalu Sylvie memberikan kunci mobilnya kepada Adam.

"Kamu ini curi-curi kesempatan loh," Sylvie selalu tidak nyaman bermesraan didepan Leya, karena menurutnya tidak patut dilihat oleh Leya, belum. Belum cukup umur.

"Ya gapapa dong, kan tanda kasih sayang, ya gak Leya?" Adam kini mulai membereskan berkas-berkasnya dan mengambil kedua ponselnya.

"Iya pa! Kasih sayang," ucap Leya yang masih bocah, hanya iya-iya saja apa yang dikatakan oleh papanya.

Keluarga itupun berangkat menuju restoran yang dijadikan tempat janjian bersama rekan bisnis Adam.

"Nah itu temen papa, ayo Leya jangan melamun nanti jadi anak hilang mau?" Ancam sang papa kepada Leya.

Dengan segera Leya berlari menuju papanya dan menggenggam tangannya kuat-kuat.

Melihat itu, Sylvie hanya terkekeh. Ia tahu putri kecilnya itu takut menjadi hilang, siapa lagi kalau bukan ulah Adam yang menakut-nakutinya.

"Siang pak Adam!" Sambut pak Ali yang tak lain adalah rekan bisnis Adam selama kurang lebih 1 tahun.

"Siang pak Ali, wah tumben bawa keluarga juga nih pak haha," Adam tersenyum ramah lalu menjabat tangan pak Ali dan istrinya.

"Iya nih anak sama istri lagi bisa diajak pergi, pak Adam juga tumben bawa istri dan anaknya," pak Ali kini juga menjabat tangan Sylvie.

"Iya pak, kenalin ini istri saya, Sylvie dan anak saya, Leya," ujar Adam.

"Senang bertemu dengan anda, ini Irma istri saya, dan Dio anak saya satu-satunya," jelas pak Ali.

"Wah sama, ini Leya juga anak semata wayang," Adam mengelus kepala Leya yang duduk disampingnya.

"Yuk mari pak, dipesan makanannya," balas pak Ali.

Diam-diam, Leya memperhatikan bocah laki-laki didepannya.

I AM SYLVIE (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang