02.|Luka Lama

6.7K 538 20
                                    

Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu Almira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu Almira. Hari dimana ia mengahadapi sidang skripsi. Senam jantung pun telah terselenggara di dalam dadanya, bahkan keringat dingin bercucuran di tubuhnya akibat berhadapan dengan dosen lebih dari satu tidak seperti biasanya.

Almira pun bersyukur karena ia dinyatakan tidak revisi skripsi dan telah lulus dengan nilai terbaik. Rasa syukur tidak henti-hentinya ia panjatkan kepada Allah SWT. Ia bahagia karena dengan ini ia dapat membuktikan bahwa yang telah ia usahakan selama ini tidak sia-sia begitu saja.

"Gimana Niss?" tanya Zidan dengan penasaran.

Almira pun nangis hingga membuat binggung Zidan. "Niss? Kok nangis? Aku nanti dikira ngapa-ngapain kamu loh," kata Zidan.

"Zidan ... Alhamdulillah. Skripsi aku di ACC!" ucap Almira kepada Zidan.

"Alhamdulillah, terus kamu kenapa nangis?" tanya Zidan kepada Almira.

Almira pun menunjuk ke bawah. Air mata itu karena akibat rasa sakit kakinya yang di injak oleh Zidan.

"Astaghfirullahalazim, maaf Niss. Aku gak tahu," ucap Zidan dengan terkekeh. "Sakit gak?"

"Sakitlah ini aku nangis, Zidan," kata Almira dengan memanyunkan bibirnya.

"Oh iya, selamat Nissa. Semoga ilmu yang kamu dapatkan bermanfaat untuk mu dan orang lain. Dan lelahmu selama mengerjakan skripsi menjadi lillah." Zidan pun memberi buket bunga sebagi hadiah untuk Almira.

"Ini untuk aku?"

"Bukan ini buat Rektor," kata Zidan dengan terkekeh.

Almira pun mengerutkan dahinya. "Serius? Kenapa gak nitip aku tadi waktu sidang skripsi?" ucapnya dengan polos.

Zidan yang melihat kepolosan Almira langsung mengetuk dahinya. "Buat kamulah, Niss. Ya kalik buat pak Bambang. Bisa-bisa aku dilempar panci sama istrinya," ucap Zidan dengan terkekeh.

"Makasih, Zidan," kata Almira dengan senyuman kebahagiaan.

Zidan yang melihatnya pun terlihat salah tingkah karena saat berjalan tiba-tiba ia terjatuh.

"Zidan ...kamu gak kenapa-kenapa?" tanya Almira dengan khawatir.

Jantung aku, Niss yang kenapa-kenapa.

"Gak kenapa-kenapa, kok. Tadi kaki aku nyandung semut," ujur Zidan.

Almira pun mengerutkan dahinya. Apa bisa semut bisa nyandungin kaki hingga terjatuh?

Kisah Cinta Almira (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang