Almira kini sedang duduk di sebuah taman belakang rumahnya. Ia melepaskan sejenak penatnya setelah menyelesaikan skripsi dan sidangnya. Ia bersyukur tidak mendapatkan revisi dari dosennya dan mendapatkan nilai terbaik di kampusnya, bahkan ia berasil lulus hanya memakan waktu 3,5 tahun saja.
Ia pun mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di salah satu universitas Eropa, tetapi ia menolaknya karena ia ingin mencari suasana baru untuk bekerja di Rumah Sakit milik pakdhe-nya di kota Yogyakarta.
"Apa sebaiknya kamu tidak kerja di rumah sakitnya Om Surya? Kalau kamu ke Yogyakarta, Mama sama siapa dong?" tanya Mamanya yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi jus dan cemilan ringan.
"Mama bikin kaget aja," kata Almira dengan memanyunkan bibirnya.
"Siapa suruh kamu melamun? Ah, mama tahu. Pasti lagi melamunin Zidan ya? Ngaku!" Mamanya pun terkekeh melihat ekspresi wajah anak gadisnya.
"Astaghfirullahalazim, Ma. Jangan su'uzon dulu. Orang Al baru mikir masa depan," katanya sambil bangkit dari duduk.
"Masak sih? Oh iya, masa depan sama Zidan ya? Hayo!" canda Mamanya sambil terkekeh.
"Mama!" Almira memanyunkan bibirnya lalu ia berlari menuju kamarnya. Karena takut ketahuan bahwa pipinya akan menjadi merah seperti kepiting rebus akibat candanya Mama-nya.
Mamanya yang melihat tingkah anaknya pun hanya terkekeh.
Saat ini, Almira berada di kamarnya. Karena bosan ia pun memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Nusa Indah milik Omnya. Almira pun bersiap-siap terlebih dahulu. Setelah selesai, ia memesan ojek online karena kebetulan mamanya sedang arisan sehingga tidak bisa mengantarkannya.
Di perjalanan, Almira hanya menatap di luar jendela kaca. Tanpa ia sadari ekor matanya melihat sebuah toko coklat. Ia pun berniat mampir sebentar. Almira membeli banyak untuk stok di rumah karena kebetulan ia suka dengan coklat. Alasannya, karena saat membuat novel, tetapi mood sedang tidak setabil ia bisa obati dengan memakan coklat.
Selain bercita-cita menjadi dokter, Almira juga ingin menjadi penulis. Karena tujuannya ingin memberi inspirasi kepada banyak orang. Selain itu, buku-buku di buatnya bisa bermanfaat untuk orang yang membacanya.
Sampailah, Almira di tempat yang bertulisan Rumah Sakit Nusa Indah. Ia pun menuju ruangannya Omnya. Tidak lupa ia menyapa suster yang cantik jelita yang sedang di lobi.
"Assalamualaikum, Sus. Apa kabar, nih? Udah punya calonya belum?" Almira pun terkekeh karena puas merecoki kakak sepupunya.
"Waalaikumsalam, calon dokter. Jahat banget kamu, dek." Andini pun memanyunkan bibirnya dengan pura-pura mengambek.
"Ciee ...ngambek. Biar gak ngambek, Al kasih coklat." Almira pun memberikan sebatang coklat kepada Andini.
"Terima kasih. Tapi semoga besok yang ngasih bukan kamu lagi karena insyaallah akan ada yang selalu ngasih aku coklat setiap hari," kata Adinda sambil memakan coklatnya.
"Kakak mau nikah?" tanya Almira dengan kaget.
"Iy-" Belum sempat menjawab Almira pun memotongnya.
"Beneran?"
"Siapa yang mau nikah?" tanya Adinda kembali.
"Al tanya beneran, kak," jawab Almira.
"Hahaha ...panik gak? Panik gak? Paniklah masa enggak!" Adinda pun terkekeh melihat wajah adik sepupunya yang sedang berwajah masam.
"Orang aku mau beli coklat setiap hari terus yang nganter Abang kurirnya," ucap Adinda dengan terkekeh.
"Ish, kakak!" Almira pun meninggalkan kakak sepupunya.
"Mau kemana? Ngambek ya?"
Almira pun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. "Enggak. Aku mau ke ruangannya Om Surya," kata Almira.
Brukk ....
Tanpa Almira sadari ada yang menabraknya hingga membuat ia terjatuh. Orang yang menabraknya adalah orang yang waktu itu ia tuduh penculik anak. Akan tetapi, dia yang menabraknya hingga membuat ia terjatuh tidak meminta maaf kepada Almira dan langsung pergi saja.
"Dasar Es batu berwajah tembok! Awas aja kalau ketemu Al gebuk pakai tongkat nenek sihir," kesal Almira. "Amit-amit semoga suamiku kelak tidak seperti dia."
Almira pun masuk ke dalam ruangannya Omanya.
"Assalamualaikum, om," ucap Almira ketika masuk.
"Waalaikumsalam. Sini masuk, Al. Gimana jadi kerja di sini?" tanya Om Surya dengan The point.
"Insyaallah,jadi om," jawab Almira.
"Kalau gitu kamu bisa langsung bekerja sekarang," ucap om Surya.
"Beneran om?" tanya Almira yang hanya di jawab dengan anggukan dan tersenyum oleh Om Surya.
Almira pun menyetujuinya. Ia pun menuju ruangan yang telah di beri tahu oleh om Surya. Ia pun telah sampai di ruangan yang tertulis Mawar nomor 222. Ia pun masuk dan tiba-tiba ia terkejut saat melihat salah satu orang yang disana.
"Dia lagi?!"
***
Yogyakarta, 03 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Almira (Completed)
General FictionStart : 01 September 2021 finished: 30 September 2021 Peringkat Cerita Paling Mengesankan #gus 14 (23-03-2022) #perjodohan 12 (24-03-2022) #spiritual 1 (30-03-2022) #nikahmuda 1 (30-03-2022) #baper 7 (31-03-2022) #muslimah 4 (02-04-2022) #cinta...