Awan yang cerah kini telah berganti menjadi hitam. Duka telah menyelimuti. Taburan bunga telah tertabur di atas gundukan tanah yang masih basah. Doa yang dipanjatkan untuk terakhir kalinya seseorang yang di dalam sana.
"Syah ...tenang disana. Semoga amal ibadahmu diterima disisinya dan diberikan tempat terindah untukku. Aku percaya kamu adalah orang baik yang dititipkan untuk melahirkan seorang anak yang tampan seperti Ibrahim," ucap Almira dengan mencoba tegar. "Aku janji akan merawatnya seperti putra kandungku sendiri."
Lalu Almira memeluk Ibrahim yang ada di sampingnya. Dia tak henti-hentinya meneteskan air matanya, tetapi ia harus bisa mengikhlaskannya. "Kita pulang ya. Sekarang Ibrahim pamit sama bunda Aisyah," ucap Almira.
"Bunda ... Iblahim pamit pulang. Iblahim cayang, bunda. Bunda di surga yang tenang. Iblahim janji gak akan nakal. Iblahim akan jaga bunda Almira," kata Ibrahim dengan khas cedalnya.
Almira merasa iba dengan apa yang dirasakan seorang anak balita yang baru saja bertemu dengan ibu kandungnya, tetapi lalu ditinggalkan.
"Bunda Almira janji akan menjaga Ibrahim!"
"Iblahim juga janji akan selalu menjaga bunda. Iblahim sayang bunda dan bunda Aisyah," katanya dengan memeluk erat Almira.
Almira lalu menggendong Ibrahim. Mereka berjalan menuju mobil karena telah ditunggu suaminya untuk segera pulang. Saat diperjalanan Almira tak henti-hentinya mengecup kening dan pipi Ibrahim.
"Udah?" tanya Azwar yang hanya dijawab anggukan oleh Almira lalu masuk ke dalam mobil.
Saat diperjalanan pulang hujan semakin lebat hingga membuat mereka untuk memutuskan berhenti sejenak di sebuah coffe yang sering Almira kunjungi. Ketika masuk ingatannya mundur. Ia menginat beberapa bulan yang lalu. Ia hanya diam dan tanpa sadari air matanya menetes begitu saja.
" Bunda ...jangan nangis," kata Ibrahim dengan menghapus air matanya Almira.
"Bunda gak nangis kok, nak." Almira mencoba untuk tersenyum dan segera menghapus air matanya.
"Hayo pasti lagi ngomongin tentang Papa ya?"
"Astaghfirullah enggak lah, mas."
"Pa ...tadi bunda nangsi," kata Ibrahim kepada Azwar.
"Beneran?" Ibrahim menganggukkan. "Ibrahim janji sama Papa ya. Kalau suatu hari papa gak ada, Ibrahim harus jagain bunda."
"Kok gitu sih, mas," ucap Almira. "Ingat ada Ibrahim dan calon adiknya Ibrahim. Kita harus selalu bersama."
***
Kini seorang dua insan sedang duduk di sebuah taman. Mereka memandangi seorang anak laki-laki yang sedang bermain bola. Mereka tersenyum bahagia.
"Ibrahim sekarang udah pinter ya," ucap Azwar.
"Iya ...aku sayang dia. Dan aku kalau di dekat dia selalu mengingatkanku pada Aisyah."
Azwar menanatap istrinya mulai sedih lagi. "Lihat deh itu ada pelangi." Azwar menunjuk ke arah langit yang menampakkan pelangi.
"Tahu gak sayang?" tanya Azwar
Almira mengela napasnya. "Kan belum dikasih tahu, mas."
"Eh, iya lupa," ucap Azwar dengan terkekeh. "Kamu itu seperti pelangi, sedangkan aku langitnya."
"Kok bisa?"
"Belum selesai ini," ujar Azwar dengan cemberut.
"Ya udah deh, lanjutin."
"Karena setelah hujan akan ada pelangi, seperti kamu saat aku sedang tidak baik-baik saja lalu kamu datang membawa kebahagiaan," ucap Azwar. "Aku gak bisa gomabal deh. Garing kan?"
"Enggak, mas. Walaupun, kamu itu manusia bermuka tembok dan dingin seperti kutup Utara tapi aku sayang sama kamu."
"Tapi kan, sekarang udah mencair gara-gara ada bidadari yang berhasil menakhlukkan hati aku," kata Azwar. "Anyway, cuma sayang aja?"
Almira tersenyum lalu memeluk Azwar. "Ana Uhibbuka Fillah Muhammad Azwar Haidar."
"Ana Uhibbuka Fillah, Bidadariku," ucap Azwar dengan membalas pelukan istrinya.
Disaat mereka sedang acar romantis tiba-tiba Ibrahim menangis karena terjatuh. Mereka pun harus terpaksa menghentikan acara romantisnya. Almira dengan siaga mengobati lukanya, ia pun nampak panik karena putranya terjatuh.
"Bunda sama Papa gak ngajak Iblahim pelukan," katanya sambil menangis.
Almira dan Azwar saling bertatapan lalu tertawa dengan ucapan bocah kecil ini. "Sini bunda dan papa peluk," ucap mereka berdua.
Mereka pun nampak seperti keluarga kecil yang bahagia hingga membuat seseorang dibalik pohon nampak iri dengan kebahagiaannya.
***
Yogyakarta, 28 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Almira (Completed)
General FictionStart : 01 September 2021 finished: 30 September 2021 Peringkat Cerita Paling Mengesankan #gus 14 (23-03-2022) #perjodohan 12 (24-03-2022) #spiritual 1 (30-03-2022) #nikahmuda 1 (30-03-2022) #baper 7 (31-03-2022) #muslimah 4 (02-04-2022) #cinta...