"Sebenarnya, kesabaran tidak ada batasnya karena tergantung kita sendiri yang dapat mengontrolnya. Cukup beristighfar dan berwudhu untuk memadamkan amarah.
~Kisah Cinta Almira
***"Kamu tahu gak?"
"Enggak lah, mas. Kan belum dikasih tahu," kata Almira dengan terkekeh.
"Makannya ini aku kasih tahu." Azwar mengelus rambut Almira yang tertutup hijab.
"Coba lihat pelangi di sana!" Azwar menunjukkan pelangi yang muncul di langit.
"Iya. Terus?"
"Kamu itu seperti pelangi, sedangkan aku langitnya. Karena semenjak kehadiranmu hidupku lebih berwarna," ungkap Azwar. "Seperti, langit saat setelah hujan akan ada pelangi untuk memberi kesan kebahagian kepadanya."
Almira tersadar dari lamunannya bahwa sekarang langitnya telah pergi untuk mencari bulan yang akan menyinarinya, sedangkan pelanginya hanya untuk singgah sesaat. Tak terasa buliran air matanya menetes tanpa izin.
Kini Almira hanya bisa bersabar dan harus melewati ujian yang Allah SWT berikan. Ia tahu ujian yang diberikan kepadanya adalah pilihan-Nya. Ia tidak bisa menghindari ataupun menolaknya. Karena Allah tahu bahwa yang diberikan tidak melewati batas kemampuan hamba-Nya.
Almira hanya duduk berdiam diri dengan menatap kosong ombak yang sedang berkejar-kejaran. Ini pertama kalinya ia sendiri di pinggir pantai. Biasanya ia berlibur bersama keluarganya. Ia tersenyum kecut saat mengingat kejar-kejaran bersama kakaknya.
"Abang ...jangan curang!" Almira mengejar Faisal dengan sekuat tenaga.
"Wleee. Ayo kejar!"
"Jadi rindu bang Faisal," lirih Almira.
Almira menghelakan napasnya lalu berteriak. "Dear Allah ...aku ingin seperti orang-orang yang lainnya. Hidup bahagia dalam membangun sebuah rumah tangganya."
Almira melempari batunya, tetapi tanpa sengaja ia mengenai seseorang.
"Mbak, kalau lagi galau jangan main lempar batu sembarangan dong! Sakit tau," omel orang itu.
"Maaf mas. Saya tidak sengaja," ucap Almira dengan menunduk.
"Bentar-bentar. Almira ya?"
Almira yang merasa namanya disebut ia melihat orang yang ada di depannya. "Maaf siapa?"
"Masa lupa sih sama gue? Nanjas, yang pernah ngejar-ngejar waktu SMP kelas VII."
Almira mencoba mengingatnya kembali. "Oh, iya. Saya ingat! Kamu yang nangis waktu saya tolak kan?"
"Jangan di ingat lagi, Al. Malau tau," ujarnya.
Almira terkekeh karena dari kemarin bertemu dengan orang yang mengungkapkan cinta kepadanya. Padahal, saat itu masih cinta monyet.
"Anyway, dari dulu wajah Lo gak berubah," ujar Nanjas.
"Aneh-aneh aja kamu. Emangnya saya manusia harimau yang dapat berubah wujud?"
"Enggak gitu juga kali. Kamu itu tetap cantik," puji Nanjas.
Almira yang semulanya tertawa kini berhenti karena pujian Nanjas. Ia tahu batas karena statusnya saat ini masih sah dengan suaminya.
"Canda kali, Al!" ujar Nanjas dengan dua jari seperti anak kecil. "Lagian aku juga udah mau tunangan."
"Masya Allah selamat ya. Jangan lupa undangannya," ucap Almira. "Ceweknya sama si Sinta bukan?"
"Loh, kok tahu? Nanjas kaget karena Almira mengetahui pasalnya hubungan dia belum ada yang tahu bahwa Sinta calon tunangannya.
"Tahu lah. Kan dulu, waktu SMP sebelum aku pindah ke Jakarta pernah di sekap sama dia dan gengnya," ungkap Almira. "Gara-gara kamu, Jas!"
"Lah kok, gara-gara gue?"
"Setelah kamu ngasih aku bunga. Waktu itu pas pulang sekolah, aku di tarik sama mereka dan di bawa ke gudang belakang sekolah," kata Almira. " Tapi itu udah masa lalu kok."
"Kok lo baik banget sih, Al," ujar Nanjas. "Terus selalu kuat dalam menghadapi masalah. Kok bisa?"
Almira terkekeh dengan pertanyaan konyol Nanjas. "Yang ngajarin aku kehidupan. Karena kita hidup selalu diberi ujian lalu kebahagiaan. Kita harus tegar dalam menghadapi suatu masalah. Dengan kesabaran dan kekuatan hati, insyaallah akan ada kebahagiaan yang akan datang."
"Masya Allah. Semoga gue bisa ya jadi orang sabar. "
"Pasti bisa! Istighfar dan wudhu kalau sedang kita dilanda amarah," kata Almira.
"Iya, Al. Btw, makasih ya," ucap Nanjas.
"Oh iya, aku pamit dulu ya soalnya ada janji sama teman. Assalamualaikum," pamitnya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Kini Almira kembali sendiri. Ia pun memutuskan untuk membeli makanan karena cacing-cacing yang ada di perutnya telah demo meminta makan. Ekor matanya melihat gerobak somay Bandung. Ia menghampiri penjualnya karena bahan tepung-tepungan adalah makanan kesukaannya waktu SD.
"Mau beli, Mbak?" tanya penjual itu.
"Iya pak. Saya mau campur ya tapi gak usah pakai kentang."
"Pedes atau enggak?
"Pedes pakek banget, pak."
Setelah itu, ia mencari tempat duduk untuk menikmati makanan yang ia bawa. Rasanya masih sama seperti somay pada waktu kecil. Baru beberapa biji somay yang ia makan sudah membuatnya kepedasan. Ia lupa tidak membeli air mineral tadi.
"Nih, minum! Saya tahu kamu kepedasan!"
***
Yogyakarta, 22 September 2021
Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Kepoin terus ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Almira (Completed)
General FictionStart : 01 September 2021 finished: 30 September 2021 Peringkat Cerita Paling Mengesankan #gus 14 (23-03-2022) #perjodohan 12 (24-03-2022) #spiritual 1 (30-03-2022) #nikahmuda 1 (30-03-2022) #baper 7 (31-03-2022) #muslimah 4 (02-04-2022) #cinta...