25•| Kembali

4K 272 3
                                    

Azwar di buat kagum dengan bangunan tua sumur gemuling Yogyakarta  salah satu tempat untuk ibadah atau kegiatan agama pada masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azwar di buat kagum dengan bangunan tua sumur gemuling Yogyakarta  salah satu tempat untuk ibadah atau kegiatan agama pada masa lalu. Sumur Gumuling merupakan masjid pada zaman pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana I dan II. 

Ia mengeluarkan kameranya lalu mengabadikan pemandangan indah yang ada di depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengeluarkan kameranya lalu mengabadikan pemandangan indah yang ada di depan. Seorang wanita cantik yang sedang bermain air di pinggir kolam untuk mandi putri dahulu.

Azwar memotret berbagai cendit tanpa sepengetahuannya, bahkan ia tersenyum melihat kecantikan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azwar memotret berbagai cendit tanpa sepengetahuannya, bahkan ia tersenyum melihat kecantikan istrinya. Ekor matanya mencari dia karena yang tadinya di depannya kini tiba-tiba tidak ada.

"Cari siapa?!"

Azwar dibuat terkejut karena sejak kapan Almira sudah di belakangnya. Almira mengambil ahli kameranya. Senyuman Almira mengembang, bahkan Azwar dibuat heran karena tadi dia jutek sekarang tersenyum.

"Hapus! Jelek!"

"Hah? Tadi senyum-senyum pas lihat hasilnya!" ujar Azwar. "Sekarang suruh hapus. Terserah saya dong!"

"Itu foto siap?"

"Kamu!"

Almira menghelakan napasnya. "Kalau foto saya. Jadi, bebas hak asasi mau dihapus atau enggak!"

"Bodo!"

"Ikut saya!" Azwar menarik tangan Almira lalu mengajak masuk ke dalam pasar Ngasem.

"Ngapain kesini?" tanya Almira.

"Ngamen!" jawab Azwar dengan asal.

"Hah? Yang serius dong!"

"Orang kamu yang diseriusin aja gak mau balik sama aku," celtuk Azwar. "Kita disini beli sayur. Aku mau kamu masak soalnya kangen masakan mu!"

"Kalau aku gak mau gimana?"

"Ya aku paksa!"

"Dasar pemaksaan!"

"Biarin! Aku kan imam kamu. Jadi, harus nurut dong!" ucap Azwar membuat Almira bungkam. Karena memang benar mereka masih sah menjadi suami dan istri. Almira pun merasa bahwa ia belum menjadi istri yang patuh kepada suaminya.

Setelah acara perdebatan, Almira berjalan mencari sayuran segar. Ia memilih berbagai macam sayuran dan termasuk bahan makanan favorit Azwar.

"Ini benaran mau beli sebanyak ini?" tanya Azwar yang kerepotan membawa kantong plastik di tangganya.

"Hm, iya," jawab Almira. "Tenang sekarang aku udah bisa masak. Jadi, gak akan meracuni kamu!"

"Sekarang aku-kamu lagi nih?"

"Ish, sekarang pulang! Udah lengkap bahannya."

Azwar dan Almira berjalan menuju parkiran. Almira dibuat kaget karena sejak kapan suaminya suka naik motor. Pasalnya dulu saat Almira meminta naik motor dia tidak mau.

"Sekarang aku selalu naik motor karena aku ingin naik berdua sama kamu," ujar Azwar. "Ayo naik!"

"Mau kemana?" tanya Apoteker.

"Rumah kita," jawab Azwar.

"Sejak kapan menjadi kita? Dan sejak kapan punya rumah disini?"

"Sejak aku mengucapkan ijab kabul dan aku beli rumah ini sesuai impian yang kamu tulis dibuku diary," kata Azwar.

Almira kaget ternyata suaminya telah membaca isi buku diary-nya.

"Ja–" Belum sempat Almira mengucapkan telah di sahut oleh Azwar.

"Hm iya. Kamu punya hutang cerita sama aku! Dan aku juga mau cerita sama kamu," ucap Azwar dengan mengelus rambut Almira yang tertutup hijab.

Almira dibuat terkejut lagi karena sejak ada permasalahan rumah tangganya, suaminya berubah 99% sifatnya. Lebih perhatian dan sedikit bucin.

Almira naik dibelakangnya suaminya. Ini pertama kalinya ia naik motor berdua dengan suaminya. Sedikit ada rasa bahagia saat ini dengan perubahan suaminya.

Sampailah mereka di perumahan yang Azwar tinggali saat di Yogyakarta. Almira dibuat kagum karena ini memang rumah impiannya dari warnanya, bentuk bangunannya, bahkan terasnya banyak bungan kesukaannya.

"Ini rumah kita," kata Azwar.

Almira hanya terdiam. Ia tiba-tiba menangis hingga membuat Azwar panik.

"Hey! Kok nangis? Ada yang salah? Atau gak suka dengan rumah ini?" tanya Azwar dengan berbagai pertanyaan.

Almira memeluk Azwar, sedangkan yang dipeluk membalas pelukannya.

"Maaf ...aku memang bukan istri yang solehah," ucap Almira.

"Sayang ...aku pun juga suami yang  bukan soleh. Maka, kita belajar bersama-sama agar bisa menggapai jannah-Nya," kata Azwar dengan tersenyum. " Kamu mau kan kita sama-sama lagi untuk selalu ada suka maupun duka?"

Almira tersenyum dan mengangguk. "Iya, aku mau!"

"Terima kasih telah kembali bersama! Terima kasih, Sayang," ucap Azwar dengan terharu. "Sekarang kamu masak. Aku kangen masakan kamu."

Mereka pun masuk ke dalam rumah yang telah menjadi saksi kembalinya rumah tangganya. Disini rumah impian Almira dan kembalinya rumah tangganya. Ia kembali bukan karena rumah ini, tetapi karena perjuangan suaminya untuk mendapatkannya kembali. Ia bersyukur bisa kembali dengan orang yang ia rindukan selama ini.

Thank you, Allah. Aku tahu engakau memberi ujian kepada hambanya tidak akan melewati batas kemampuannya, batin Almira.

***

Yogyakarta, 25 September 2021

Yogyakarta, 25 September 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Cinta Almira (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang