37. Party

3.9K 538 65
                                    

⚠️Tandai jika ada typo, etc

Surprise! Update tak terduga buat readers kesayangan sy kiw

Setelah ini, jangan protes lama up ye, awas aja lo😤

Setelah ini, jangan protes lama up ye, awas aja lo😤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan bertahan jika tidak dipertahankan. Jangan memperjuangkan orang yang tidak ingin diperjuangkan, karena sampai kapan pun bukan kamu yang dia inginkan.

•••

Tak terasa, seminggu kian berlalu. Perputaran waktu sungguh tidak bisa diterka, bagai roda yang terus berputar. Sangat tidak terasa.

Hari yang ditunggu-tunggu Albert dan Agnes, pun sudah tiba. Sedari pagi, mereka telah sibuk mengatur barang apa saja yang diperlukan nantinya.

Para event orginizer juga mulai berdatangan membereskan sebagian pekerjaan mereka yang tertunda. Hanya tersisa finishing saja, setelah itu semuanya akan beres dan perfect!

"Ayra, gaun yang Papa kasih udah disiapin, kan?" tanya Albert setelah memasuki ruangan make up kedua bidadarinya.

"Heem," gumam gadis itu, sebab wajahnya sedang dipoles oleh penata rias.

Dia akan tampil sebagai Ayra yang berbeda nantinya. Polesan make up itu akan membuat wajahnya yang baby face menjadi Ayra versi dewasa.

Vano pasti pangling!

Sekarang, sorotan mata pria paruh baya itu berganti  pada istrinya. Dia berdecak kagum dalam hati dengan pandangan memuja.

Istrinya sangatlah cantik. Polesan rias itu menambah kesan tegas pada wajah istrinya. Kecantikan itu tak hilang dimakan waktu.

"Papi kenapa? Liatnya biasa aja dong Pi. Komuknya kaya om-om pedo," cetus Ayra saat menyadari tatapan mata papinya pada sang mami.

"Heh! Berdosa kamu sama papi sendiri!" tukas Albert dengan mata melotot kesal.

Ayra menggaruk kepalanya singkat dibarengi ujaran panik maminya "Ehh, jangan digaruk atuh. Nanti rambutnya rusak berantakan. Benerinnya lama, Ay."

"Ih maaf. Ini kan gara-gara Papi! Sebel deh Ayra tuh!" tuduhnya menatap penuh permusuhan.

Albert yang sedang membenarkan jasnya menoleh tak terima. "Lah. Kamu yang garuk sendiri, kok Papi yang disalahin?"

"Kalo bukan gara-gara Papi yang dateng ke sini terus ngerusuh, Ayra gak bakal garuk kepala!" omelnya.

"Ihh, Papi gak ngerusuh ya!"

"Iya!"

"Enggak!"

"Iya ih!"

"Enggak ih!"

SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang