49. Private Dinner

3.3K 491 23
                                    

⚠️ Tandai jika ada typo, etc

Happy 321k readers all!

Baru sempet update karena sekarang udah sekolah offline full. Pas pulang sering ketiduran gara-gara cape. Maap yaw, semoga part ini bisa menuntaskan rindu kalian sama couple REYNIA.

 Maap yaw, semoga part ini bisa menuntaskan rindu kalian sama couple REYNIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Renia sudah mulai belajar menerima keputusan sang mama. Dia tidak boleh egois dengan memaksakan kehendak. Jujur, hati kecilnya terasa berat mendengar hal itu. Namun, dia harus belajar menerima.

Ah, sebaiknya dia melupakan sejenak pikiran berat yang melanda otak mungilnya. Malam ini, Reylan mengajaknya pergi ke cafe hits pusat tongkrongan para milenial zaman ini.

Renia bergegas mandi karena 20 menit lagi lelaki itu akan sampai di depan rumah. Celana high waist hitam sudah melekat di pinggul gitar spanyol miliknya. Dia memutuskan untuk memakai baju crop, kombinasi yang sangat cocok menurut Renia.

"Renia? Ada Reylan nih! Katanya mau jalan, kan? Cepetan atuh!" Teriakan mamanya mengalun melengking di telinga gadis itu.

"Teriak teros!" gumam Renia mencibir. "Bentar, Ma! Lagi sisiran atuh lah," sambung Renia memekik.

"Yang geulis ya, Sayang! Biar Reylan klepek-klepek sampe melepuh-lepuh, all he thinks about is you deh!"

Renia tidak membalas. Dia hanya memutar bola mata malas sembari menyisir rambutnya. Entah kenapa setelah mamanya mengenal dunia toktik, tingkah wanita itu semakin meresahkan.

Parfum sudah dia semprotkan di segala bagian badan, rambut dan baju tertata rapi, wajahnya tidak berbelang, lip balm sudah terpoles manis di bibirnya, dan outfitnya sudah fix kece.

Perfect!

Renia membuka pintu kamarnya lalu berjalan hingga menuruni tangga namun hanya mendapatkam sang kakak dengan kaos kutang andalannya sedang mengunyah keripik pisang.

"Bang, Reylan mana?"

"Baru aja keluar noh, nunggu di depan kali," jawab Renio tanpa menoleh dari acara tv favoritnya.

Renia memasang sepatunya lalu berpamitan. "Yaudah, gue pamit ke mama dulu."

"Gak usah, Mama lagi mandi soalnya," cetus Renio lalu menatap adiknya yang sedang memasang sepatu. Seketika mata lelaki itu membelalak.

"Astaga! Adikku yang paling cantik, tujuh belas kali lebih cantik dari rapunzel... baju lo anjir!" pekik Renio keberatan.

Adiknya hanya menatap heran lalu bergumam sedang, "Apaan sih? Kece banget ini."

"Kece palalo miring! Kalo Reylan liat, mampus lo!"

Renio menakut-nakuti. Sejujurnya dia juga tidak rela adik munglinya itu memamerkan badan pada lelaki mata keranjang di luaran sana. Bagi Renio, Renia tetap adik kecil yang harus dijaganya. Tidak peduli jika adiknya sudah bertambah dewasa. Renia tetap menjadi tanggung jawabnya dan keluarga selama dia belum menikah.

SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang