[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
LENGKAP | BELUM REVISI
─────────────
When betrayal ruins everything.
─────────────
Arenia Calira, nama yang indah tapi tak seindah kisah hidupnya. Si gadis dingin namun pintar yang memiliki banyak kelebihan. Tapi sejatinya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu tahun kemudian
Gadis dengan dress selututnya hitam menyampirkan sling bag hitam sembari melangkah keluar dari bangunan tinggi dengan salib besar di puncaknya.
Dia berdiam diri menunggu sang kekasih mengambil mobil yang diparkirkan di basement gedung gereja. Tak lama, mobil yang ditunggunya pun muncul.
"Nggak ada yang ketinggalan, kan, Rey?" tanya gadis itu, sebut saja Renia.
"Nggak, sini cepet masuk. Panasnya terik."
Jelas ya kawan, mereka seiman🙏 Authornya gak rela kalo mereka berbeda😃.
Satu tahun sudah Renio koma. Aran dan Arsen selalu menghibur Seana. Membuat Arsen mati-matian menahan amarahnya ketika melihat manusia satu itu mendekati Seana.
Begitu juga Renia yang selalu ditemani Reylan. Dia menjadi lebih pendiam semenjak kejadian yang menimpa kakaknya.
Reylan sudah lulus, begitu juga dengan teman-temannya. Terkecuali Renio. Sahabatnya itu betah sekali berbaring kaku di kamar rumah sakit, satu tahun lamanya.
Selama tujuh bulan sejak kejadian kecelakaan itu, Asyilla tak pernah muncul dihadapan mereka. Gadis itu bagaikan hilang ditelan bumi. Namun, dia kembali penuh kejutan menimbulkan pertanyaan besar di benak semua orang.
Renia selalu berdiam diri, hanya merespon seperlunya saat seseorang berusaha mendapatkan atensinya. Namun, belakangan ini gadis itu mulai kembali seperti semula.
Reylan maklum dengan hal itu, Renia memiliki harapan besar agar kakaknya bisa sembuh kembali. Itu membuatnya overthinking hingga mengacuhkan banyak hal.
Satu tahun tiga bulan, Reylan dan Renia menjalin hubungan. Reylan semakin jatuh pada pesona gadisnya. Di sisi lain, kecuekan Renia menutup perasaan sebenarnya pada lelaki itu.
Kata cinta sangat teramat langka diutarakan Renia, hanya saat kejadian di pantai waktu itu. Setelahnya? Dia jarang mendengarnya lagi.
Namun Reylan mengerti, tak semua yang kita rasakan harus diungkapkan dengan kata-kata.
Reylan menaruh harapan besar pada Renia, begitu juga sebaliknya. Reylan berharap Renia benar-benar mencintainya, begitu juga Renia.
Gadis itu ragu untuk menyatakan perasaan yang semakin hari semakin tumbuh lebat ini. Kisah orang tuanya membuat Renia kembali diombang-ambingkan dengan dilema. Terlebih, kondisi saat ini tidak mendukung.
"Kuliah lo gimana?" Renia membuka suara.
"Baik-baik aja, sejauh ini masih bisa ditangani," jawab Reylan setelah menelan minumannya.
