[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
LENGKAP | BELUM REVISI
─────────────
When betrayal ruins everything.
─────────────
Arenia Calira, nama yang indah tapi tak seindah kisah hidupnya. Si gadis dingin namun pintar yang memiliki banyak kelebihan. Tapi sejatinya...
⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.
Absen kalian penumpang kapal mana!!➡️
[🚫 MENGANDUNG BAPER TINGKAT PROFESIONAL🚫]
siapkan hati dan pikiran untuk menerima asupan keuwuan
Happy reading <3
•••
Satu persatu pasti akan terbuka, kita hanya tinggal menunggu waktunya saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lanjutan chapter 20 dan 21. Yang belum baca/lupa alur, dibaca dulu biar nyambung ;)
"Anak hasil perselingkuhan, bukan?" ujarnya dengan raut wajah tak terbaca.
Deg
"Kamu sudah tau semuanya?"
"Saya tau semuanya sejak bertahun-tahun lalu..."
"Pertengkaran Anda dan mama saya, perselingkuhan, wanita yang menjadi selingkuhan Anda, sampai kehamilan wanita itu juga saya tau, Tuan Arsenio."
Renia menipiskan bibirnya singkat. Terlalu lelah untuk membuka kembali luka lama. Tapi, semuanya memang harus terungkap, kan? Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.
"Semuanya menyembunyikan itu dengan alasan bercerai baik-baik. Kalau pun memang bercerai baik-baik, apa setega itu Anda tidak menampakan diri dihadapan anak-anak Anda selama 6 tahun?"
Skakmat. Arsen tidak bisa menghindar dan mengelak dengan semua pengujaran putrinya.
Teman-temannya yang mendengar itu terkesiap. Mereka tau kalau orangtua Renia dan Renio telah berpisah. Mereka mengira bahwa tetap ada pertemuan dan komunikasi antara ayah dan anak.
Tapi ternyata salah.
Mereka tidak pernah melihat ayah Renio dan Renia karena ayah dan anak itu tidak pernah bertemu sama sekali selama ini.
Di lain sisi. Arsen terdiam, sebrengsek itu kelakuannya dahulu.
"Tidak bisa menjawab?" cecar Renia.
"Benar kan?" tandas gadis itu.
"Sepertinya kami sudah terbiasa hidup tanpa dampingan seorang ayah," tutupnya mengakhiri.
