[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
LENGKAP | BELUM REVISI
─────────────
When betrayal ruins everything.
─────────────
Arenia Calira, nama yang indah tapi tak seindah kisah hidupnya. Si gadis dingin namun pintar yang memiliki banyak kelebihan. Tapi sejatinya...
⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.
happy 4,5k readers😻💓 cayang kalian semuaa!!
pencet bintang di pojok kiri bawahnya kakak^
yuu penuhin komen tiap paragraf!😻
ga mau basi basa, cus baca! —happy reading
🧋🧋🧋
Hanya dengan sedikit perhatian untuk hal kecil, dengan perlahan pasti mencair. Jangan khawatir, kesempatannya tidak akan mengecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah?" tanya sesorang yang bertubuh tinggi, dagunya ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus, tapi masih nampak muda.
"Ya Sir, kita mendapatkannya," jawab orang berpakaian hitam diangguki satu orang lainnya.
"So?" tanya pria yang disebut Sir itu.
"Dia akan pulang ke Indonesia seminggu lagi Sir, yang sebenarnya sudah sampai di sini, tetapi dia mengunjungi rumah orangtuanya terlebih dahulu."
"How about.. little V?" tanyanya tersenyum miring.
"Ah, waktu itu kami memeriksa semuanya dan kami menemukan..." Pria itu berucap ragu lalu saling pandang dengan temannya satu lagi.
"Apa yang kalian temukan? Cepat katakan John!" ujar pria itu, sebenarnya apa yang mereka temukan.
"Em, kami menemukan kertas yang sepertinya, harus Anda baca sendiri." Laki-laki yang bernama John itu menjawab lalu mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya kepada pria itu.
"Selidiki semuanya sampai tuntas!" Setelah membaca hal itu, raut wajahnya sulit ditebak.
Kedua orang tadi akhirnya keluar setelah diberikan perintah. Pria itu menatap tirai hitam di dinding. Yaa dia berada di ruangan yang di penuhi kain hitam. "What's wrong with her?" bingungnya.
🧋🧋🧋
"Jul boleh minta tolong gak?"
"Why Renia sayang? Sini bilang sama Ijul mau apa, Ijul pasti tolong." Matanya dikedip-kedipkan menggoda.
Renia tersenyum kikuk. "Bu Aya, nyuruh gue buat manggil beberapa anak cowo di sini ke ruang guru."
Julio menekuk alisnya. "Emang buat apaan? Perasaan kita gak bikin kasus deh Ren."
"Gak tau, coba aja ke sana," jawabnya.
"WOII YANG BERASA COWO KE RUANG GURU CEPETT, YANG WARIA GAK USAH!" teriak Ijul tanpa dosa.
