31. Uninvited Guest

5.8K 816 221
                                    

⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI
belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.

❗️Follow instagram @ceyyetr dulu ya❗️
Soalnya di sana aku post quotes aesthetic tentang cerita wattpad ku dan mungkin ada spoiler🤔😻

❗️Follow instagram @ceyyetr dulu ya❗️Soalnya di sana aku post quotes aesthetic tentang cerita wattpad ku dan mungkin ada spoiler🤔😻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Mr. Viander? Siapanya kamu, Sea?" tanya Aran ketika melihat sesosok pria lain selain dirinya.

"Itu, emm..." Seana bingung ingin menjawab apa.

"Arsenio Viander," ujar Arsen memperkenalkan diri dengan angkuh. Belasan tahun menempuh dunia bisnis membuat keangkuhan itu muncul sendirinya.

Sudah pasti raut keangkuhan itu muncul pada orang tertentu yang tidak dia sukai kehadirannya. Mana mungkin dia berani menunjukan tampang angkuh di depan Seana? Bisa-bisa dia diusir dan ditolak telak.

Raut terkejut tak lepas dari wajah Aran. Pasti dia berpikiran, kenapa ada lelaki konglomerat di sini. Arsenio Viander, nama yang sangat terkenal apalagi di dunia bisnis.

"Ouh, kalau boleh tau... ada hubungan apa dengan keluarga mereka?" Aran berusaha bersikap biasa.

Aran tahu diri, perusahaannya tidak sebanding dengan Arsen. Dia tidak ingin mencari gara-gara, tetapi ini berurusan dengan orang spesial. Tidak bisa dilepas begitu saja.

"Urusan pribadi, tidak harus Anda ketahui, kan?"

Aura mencekam kini menguasai, mood Arsen turun drastis karena kedatangan lelaki itu. Tapi apa boleh buat? Dia tidak lagi berhak.

"Ah, ya, benar. Maaf jika pertanyaan saya menyinggung." Aran tersenyum paksa.

"Lanjut makan aja, Papa." Renia menekan akhir kalimatnya. Berusaha memberitahu bahwa pria di sampingnya itu papanya.

"Ohh i see, Anda adalah papa dari Renio dan Renia." Kepalanya mengangguk-angguk paham. "Mantan suami Sea, benar?"

"Ya. Soon to be my wife, again."

Seana membulatkan matanya, memberi kode lewat tatapannya agar Arsen tidak bicara yang macam-macam.

"Why?" tanyanya ketika melihat tatapan wanita itu.

Seana menghela nafas. Lelaki ini memang sangat keras kepala. Percuma juga dia melarang.

Aran terkekeh singkat, terkesan mengejek. "Oh ya?" Pria itu beralih mengambil pisau kecil memotong daging yang ada di piringnya.

SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang