Chapter 2 : His emotions

6.7K 687 33
                                    






Jaehyun berdiri di ambang pintu salah satu ruang inap rumah sakit ternama di kota itu. Dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan, ia menatap tajam punggung kecil seorang pria yang menatap jauh ke arah luar jendela. Seorang pria yang terduduk di atas kursi roda.

Jaehyun mendengus, kesal dengan kesempatan hidup yang diberikan pada Doyoung. Kenapa pria itu tidak mati, kenapa harus Jisoo, dan yang membuat Jaehyun semakin dibakar amarah adalah kenyataan bahwa sepertinya kecelakaan itu memang disengaja. Jaehyun merasakan tenggorakan tercekat memikirkan hal miris yang menimpa kekasihnya. Apa kesalahan wanita yang begitu baik itu.

Ya, baginya Jisoo adalah wanita terbaik. Wanita yang membuat seorang Jung Jaehyun percaya bahwa tidak semua wanita berwajah malaikat pasti berhati iblis. Jaehyun memang mempunyai kenangan buruk terhadap seorang wanita yang membuatnya enggan untuk mempercayai kaum hawa, kaum yang sudah melahirkannya ke dunia. Jaehyun sangat membenci semua jenis wanita sebelum ia bertemu dengan Jisoo yang berhasil meruntuhkan pertahanannya.

Dan sekarang apa yang terjadi. satu-satunya orang yang membuatnya percaya kembali kepada wanita, kini dirampas paksa darinya, oleh seorang pria iblis.

Dengan langkah arogant, pelan tapi pasti Jaehyun memasuki ruangan itu lebih dalam. Tatapan sinis nya tidak pernah hilang dari wajah tampan itu. Aura negatif yang terpancar dari sosoknya terasa begitu jelas. Terbukti seorang perawat yang bahkan langsung pergi begitu mendapat tatapan horor dari seorang Jung Jaehyun. Tanpa perlu Jaehyun mengeluarkan suara, perawat itu cukup pintar bahwa Jaehyun ingin ia menyingkir dari ruangan tersebut.

Kini ia berdiri tepat di belakang

punggung pria itu. Aroma vanilla juga citrus sontak memanjakan indra penciumannya begitu angin berhembus dari jendela. Jaehyun mengibaskan sebelah tangannya, mengusir bau yang berasal dari tubuh Doyoung itu.

Mengabaikan bahwa aroma yang cukup unik dan menarik perhatiannya, Jaehyun meyakinkan diri bahwa ia benci dengan semua yang ada di dalam tubuh pria itu.

Jaehyun dengan kasar dan tiba-tiba memutar kursi roda tersebut.

"Akhh.." Doyoung memekik terkejut, wajahnya tegang seketika. Kedua tangannya mencengkram erat kedua sisi kursi roda tersebut. Jaehyun menyunggingkan senyuman sinis, ia kembali memutar kursi roda tersebut, menikmati kepanikan yang jelas terpancar di wajah Doyoung yang kini bahkan telah memucat.

"Se-seseorang?" panggilannya gelagapan.

"Suster, perawat, dokter?" tidak ada sahutan, sontak membuat Doyoung semakin panik. Jaehyun bersedekap, kaki panjangnya kembali terulur dan menendang kursi roda tersebut.

Doyoung menjerit panik, Jaehyun menukik alisnya, menyunggingkan senyum mencemooh, begitu melihat Doyoung yang terlihat enggan beranjak dari kursinya.

Begitu tatapan keduanya bertemu, Jaehyun dengan congkak mengangkat dagunya, tatapannya menghunus tepat di manik pria itu.

Wajah pria itu sudah terlihat berantakan akibat kepanikan yang dialaminya, kondisinya terlihat semakin menyedihkan dengan banyaknya luka dan memar di wajah cantiknya.

Wajah cantik? Cihh, iblis sesungguhnya ya model seperti ini. Jaehyun membatin dan merutuk.

"A-apakah ada seseorang di sini? Apa ada orang lain?"

Jaehyun menautkan kedua alisnya.

Apakah ia transparan? Manik mereka sudah beradu beberapa detik lalu, bagaimana bisa ia masih mempertanyakan apa ada orang lain di dalam ruangan itu.

Jaehyun kembali mengangkat sebelah alisnya dengan congkak begitu melihat Doyoung mengulurkan tangannya di udara seperti seakan ingin menggapai sesuatu.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang