Chapter 11 : The painting

4.2K 589 21
                                    




"Sepertinya aku harus memecat si keparat itu," maki Jaehyun seraya menerima uluran tangan Eunwoo untuk membantunya naik ke atas. Mendengar ancaman Jaehyun, Eunwoo hanya menanggapinya dengan tertawa. la tahu Jaehyun tidak akan pernah melepaskan seorang Johnny dari sisinya.

Ibarat kata jika Johnny adalah wanita atau submisif, Jaehyun tidak akan menunggu lama untuk menikahinya. Ya, Jaehyun sangat membutuhkan Johnny dan Eunwoo tahu itu.

"Aku akan meminjamkan kamarku dan meminta seseorang mengantarkan pakaian baru untukmu," Eunwoo menuntun Jaehyun berjalan menuju kamarnya.

"Kapan terakhir kali aku mengunjungi kamarmu." Jaehyun mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan kamar. Ini pertama kalinya ia memasuki kamar Eunwoo setelah pria itu membeli rumah yang pria itu tempati sekarang.

"Terlihat berbeda dan sedikit feminim. Kau mempunyai kekasih?" Jaehyun melepaskan jas, dasi dan kemeja yang ia kenakan. Eunwoo tergelak mendengar pernyataan Jaehyun.

Pasalnya dulu ia memang hanya tinggal disebuah apartemen. Eunwoo juga bukan tipikal pria yang sangat gila akan kebersihan. Cukup ruangannya tidak berbau busuk dan amis, itu tidak menjadi masalah baginya. Eunwoo tetap saja bisa tidur dengan nyenyak dan ya, Eunwoo juga bukan pria jorok yang berantakan.

Kesuksesannya dalam satu tahun terakhir ini mampu membuatnya membeli sebuah rumah yang sangat megah dan indah. Eunwoo dalam masa keemasannya. Namanya juga sering disebut di dalam media.

"Beberapa teman wanitaku menawarkan diri untuk mendekor nya dan beberapa dari mereka menawarkan diri untuk membersihkan. Kau tau aku tidak akan kuasa untuk menolak." Eunwoo mengerling jenaka.

"Lalu bagaimana dengan lukisan yang di sana?" Jaehyun menunjukkan sebuah lukisan abstrak yang mempunyai arti tersendiri untuknya. Jaehyun memandanginya dengan sorot mata sendu. Kesedihan, penyesalan dan kerinduan sangat jelas tersirat di kedua manik matanya.

Lukisan yang sangat diinginkan oleh Jisoo, namun si pelukis tidak bersedia menjualnya saat itu dan juga tidak menerima tawaran saat Jaehyun memintanya untuk melukis sebuah lukisan yang sama meskipun Jaehyun membayar mahal. Jisoo tetap saja merengek meminta lukisan tersebut.

Begitulah Jisoo-nya, jika sudah jatuh hati pada sesuatu benda, ia bersikeras ingin memilikinya. Jaehyun memohon agar pelukis itu berbaik hati menjualnya hingga akhirnya si pelukis luluh dan menawarkan negosiasi. Lukisan yang ia buat adalah permintaan anaknya. Dan satu minggu lagi adalah ulang tahun anak dari si pelukis. la akan memberikan hadiahnya kepada anaknya dan si pelukis itu menyarankan agar Jaehyun memintanya langsung kepada anaknya.

Jaehyun dan Jisoo menyetujuinya dan mereka berjanji akan bertemu satu minggu lagi di tempat yang sama dan di jam yang sama.

Sayangnya Jaehyun melupakan janji tersebut, ia pergi keluar kota melakukan perjalanan bisnis dan Jisoo terlambat datang. Si pelukis sudah tidak ada di sana saat ia datang ke tempat tersebut.

Eunwoo menoleh dan mengangkat sebelah alisnya. "Aku membelinya dari seorang anak kecil yang membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Jika kau suka, kau bisa mengambilnya." Eunwoo menawarkan. Jaehyun tersenyum tipis seraya menggelengkan kepala.

"Aku tidak terlalu menyukai lukisan:"

. . .



"Sebaiknya kau mandi air hangat, aku khawatir kau akan demam." Johnny dan Doyoung sudah sampai di kediaman Jaehyun.

Johnny memanggil Bibi Yiseo untuk membantu Doyoung membersihkan tubuhnya dan juga menyarankan agar memberikan Doyoung meminum obat demam karena suhu tubuh pria itu mulai hangat. Di dalam perjalanan, Doyoung menolak saat Johnny menawarkan untuk membelikan pakaian ganti untuk mereka.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang