Johnny membunyikan klakson mobilnya berulang kali, namun setelah sepuluh menit berlalu, pagar yang menjulang tinggi itu tidak kunjung terbuka. Johnny kembali membunyikan klakson untuk kesekian kalinya dibarengi dengan keluhan bahwa para pekerja sepertinya harus lebih didisiplinkan.
Mereka sudah sampai di rumah yang akan Jaehyun dan Doyoung tinggali. Rumah yang memang Jaehyun huni selama ini. Pintu gerbang terbuka, Johnny menoleh ke belakang dengan cepat, terlihat bahwa Jaehyun dengan santainya mengarahkan sebuah remote kecil ke arah gerbang tersebut.
"Para pekerja cuti massal," Jaehyun menggedikkan bahunya. Tentu saja itu hanya alasannya saja. la memang sengaja untuk membuat sahabatnya kesal dengan memerintah para pekerjanya agar tidak membukakan pintu gerbang untuk mereka.
"Kenapa tidak melakukannya sejak tadi?" hardik Johnny dengan wajah kesal.
"Aku lupa."
Pintu gerbang terbuka dengan sempurna, yang terlihat hanya halaman yang terhampar luas yang dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan di sisi kira kanan yang membuatnya terlihat indah dan sejuk.
Terdapat juga beberapa kolam ikan yang tidak kalah menarik, serta taman bunga yang begitu indah.
Bagaimana tidak indah, bahkan kupu-kupu pun enggan untuk beranjak dari sana. Tidak hanya taman bunga, kini mobil yang mereka naiki melewati tanaman yang diisi dengan buah-buahan. Sayang sekali Doyoung tidak bisa menyaksikan itu semua.
"Naikkan kecepatan mobilmu!" perintah Jaehyun. Johnny memang sengaja memperlambat laju mobilnya agar Doyoung bisa menikmati pemandangan yang ada. Lagi dan lagi, ia melupakan bahwa Doyoung tak bisa melihat dan kembali ucapan Jaehyun menyadarkannya.
"Kau pikir dia bisa melihat, heh?" cibir Jaehyun.
Johnny merasa tidak enak hati jadinya. la menoleh ke arah Doyoung, terlihat pria kelinci itu tengah menggigit bibirnya. pria itu terlihat gugup. Johnny menduga, Doyoung sudah ada feeling jika Jaehyun akan berlaku tidak adil dan tidak baik padanya. Sepanjang perjalanan Si Jung keparat Jaehyun memang sengaja melemparkan kalimat-kalimat unfaedah yang melukai hatinya.
Dan percayalah, Johnny ingin sekali membungkam mulut Si Jung itu dengan membenamkan wajah tampan pria itu ke aspal panas yang mereka lalui.
Mobil akhirnya berhenti, dan helaan napas lega meluncur dari mulut Doyoung yang membuat Johnny tertawa.
"Bukankah sudah kukatakan akan mengantar kita dengan selamat. Kita sudah sampai, Doyoung. Ini rumah yang akan kau tempati bersama suamimu. Doyoung mengulas senyum tipis sembari menganggukkan kepala.
Brak! Pintu dibanting dengan kuat membuat Doyoung berjengkit kaget sementara Johnny, pria itu mengeluarkan semua jenis sumpah serapah yang ia hafal sejak zaman purba.
Jaehyun hanya tersenyum penuh kemenangan. Kini ia berdiri di hadapan pintu penumpang. Dan dengan kasar ia membuka pintu tersebut dan menarik Doyoung setelah Johnny membuka seatbelt pria cantik itu dengan terburu-buru.
Jaehyun menyeret Doyoung berjalan menuju rumah megah nan kokoh itu. Rumah yang terlihat bak istana raja yang ada di dalam sebuah cerita dongeng. Andai Doyoung mampu melihat, niscaya ia akan terpukau dan terpana. Ya, rumah itu memang terinspirasi dari istana raja yang ada di dalam dongeng.
Jaehyun menghentikan langkahnya secara mendadak yang membuat Doyoung harus menabrak punggungnya. "Ingin menggodaku, heh?" sinis Jaehyun dengan sorot mata tajam. "Kenapa aku harus membawamu kemari?" gumamnya yang membuat Doyoung sedikit mengernyitkan dahinya.
Rumah itu adalah rumah impian Jisoo. Rumah bak istana raja yang seharusnya mereka tempati setelah mereka menikah. Rumah itu memang baru selesai dengan sempurna beberapa bulan lalu, di mana saat Jisoo masih hidup, bangunan itu masih setengah berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here's your perfect | Jaedo
Romance[END] My first Jaedo Fanfiction JH (Dom) DY (Sub) Disclaimer!!! - not true story alias halu! - bxb - genre: drama (romansa) - pairing: Jaehyun x Doyoung (Jaedo) - konten dewasa⚠️