Chapter 24 : Removing the bond

5.6K 583 90
                                    




"Apa yang kau lakukan?!" tanya Doyoung yang memang tidak bisa melihat tindakan yang sedang dilakukan Eunwoo.

"Mengirimkan videomu," Dan detik itu juga Doyoung menjerit, ketika Eunwoo dengan sengaja menarik rambutnya hingga ia mendongak dengan sempurna. "Ya, sayang menjerit lah lebih keras," perintah Eunwoo dengan tertawa puas. Gila.

Doyoung bungkam, memilih untuk menahan rasa sakit atas kekasaran yang dilakukan Eunwoo terhadapnya.

"Sebenarnya, menyakitimu sedikit menyiksaku, Doie. Harusnya kau menuruti semua perkataan ku maka kau tidak perlu mengalami semua ini." ucap Eunwoo di atas wajahnya.

"Aku lebih baik mati daripada harus mengikuti keserakahan mu. Dan apa aku pikir pria itu peduli setelah melihat apa yang kau kirim? Sayang sekali perbuatan yang kau lakukan ini sia-sia. Pria itu dan wanita mu saat ini sedang menikmati malam mereka. Tidak perlu ku jelaskan malam seperti apa yang ku maksud, karena tentunya kau lebih tahu sifat liar kekasihmu itu," cetus Doyoung dengan berani masih sembari menahan rasa sakit di kepalanya.

Eunwoo terdiam mematung, beberapa saat sebelum, senyuman iblis tercipta di wajah tampan itu.

"Kalau begitu kita juga bisa melakukan hal yang sama,"

Dan dengan itu Eunwoo terlihat melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Doyoung, kemudian menyeret pria cantik itu serta melemparnya ke atas ranjang denyan dengan kasar.

Doyoung memberontak, berusaha melarikan dan menyelamatkan dirinya. Tapi apalah daya, ia bahkan tak bisa melihat apapun dan ia juga tidak tahu di mana tepatnya ia berada sekarang. Doyoung menggapai asal benda yang bisa di jangkaunya dan melemparnya ke arah dari mana suara Eunwoo berasal.

Sesekali lemparannya mendarat di wajah pria itu namun tetap saja tidak menghentikan atau pun menyulitkan Eunwoo untuk memangsa Doyoung.

Pria itu justru tertawa terbahak dengan apa yang dilakukan Doyoung, seolah itu adalah tindakan yang sangat lucu. la terhibur dengan kepanikan dan ketakutan yang tersirat jelas di wajah pria manisnya itu.

"Jangan jual mahal, Doyoung. Harusnya tidak menjadi masalah jika kita melakukannya. Bukankah sebelumnya kita adalah sepasang kekasih." Eunwoo mendekat, dan menangkis bantal yang di lempar ke arahnya.

"Aku tidak sudi disentuh olehmu. Pergilah menjauh dariku sialan!" Doyoung menggapai meja dan merabanya. Dan ia bisa merasakan kehadiran suatu benda disana.

Vas bunga, dengan segera tangannya meraih benda itu dan kembali melemparnya hingga terdengar bunyi pecahan.

Prang!

Detik berikutnya ia mendapat ide gila, Doyoung segera duduk, meraba lantai hingga ia menemukan apa yang ia cari. Pecahan Vas bunga.

"Apa yang akan kau lakukan?!" hardik Eunwoo dengan panik.

"Bukankah sudah kukatakan aku lebih baik mati!" sreet! Doyoung melukai pergelangan tangannya sendiri hingga darah segar dengan cepat mengalir dari sana.

"KIM DOYOUNG!!"

Doyoung tersenyum dengan linangan air mata yang mengalir di wajahnya.

Berulang kali ia memang mencoba untuk menyerah, namun sisi dalam dirinya yang lain mencemooh akan betapa lemahnya seorang Kim Doyoung. Tapi, hari ini semesta seakan menegaskan bahwa ia memang seorang yang lemah, yang kini memilih untuk mengakhiri hidup dengan cara memotong urat nadinya, dengan tangannya sendiri.

"Mom, Baba, maafkan aku," rintihnya di tengah menahan sakit yang luar biasa.

Srett! Kembali ia melukai pergelangan tangannya yang tersisa.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang