Chapter 14 : Is he worried?

4.7K 595 68
                                    




"Aku memberimu izin cuti beberapa hari, untuk memulihkan kesehatanmu tapi sepertinya kau tidak mengindahkannya." Sindir Jaehyun sembari melayangkan tatapan sinis ke arah Doyoung.

Tindakan yang sia-sia karena Doyoung tidak akan melihat dan mengetahuinya. Lupakankah ia jika Doyoung adalah seorang pria buta.

Jaehyun harusnya tidak terkejut mendapati Johnny di rumahnya, pria itu memang sudah terbiasa berkeliaran di sana. Namun tidak sejak Doyoung hadir. Jaehyun tidak menyukai sikap baik hati yang ditunjukkan Johnny pada pria itu.

Lihat saja apa yang dilakukan Johnny kali ini. Pria itu sedang sakit karena menyelamatkan Doyoung dari kolam berenang, dan dengan bodohnya ia mengabaikan kesehatannya dengan datang berkunjung ke rumah Jaehyun hanya untuk melihat Doyoung. Saat Jaehyun dan Eunwoo menjenguknya tadi pagi, kesehatannya belum fit sepenuhnya. Tapi, lihatlah saat ini ia sudah berada di rumah Jaehyun dengan wajah sumringahnya.

"Aku merapikan rambutnya. Bagus tidak?" Johnny tersenyum manis mengangkat gunting dan sisir yang ada di tangannya.

Jaehyun kembali memperhatikan Doyoung dan baru menyadari rambut Pria itu memang sudah rapi. la berdecak tidak suka.

"Tadi aku juga mengajak Doyoung menemui Krystal di rumah sakit," Johnny menuangkan teko kopi ke gelas kosong yang tersedia.

"Doyoung yang membuatnya," ujarnya mengumumkan.

Jaehyun menukik sebelah alisnya lalu membawa cangkir kopi itu ke mulutnya, menyesapnya dalam beberapa kali sesapan, dan terdiam. Tidak ada semburan seperti pagi tadi dan spontan Doyoung mengembuskan napas lega membuat kedua pria itu menoleh ke arahnya.

"Sepertinya dia sangat tertekan denganmu," ucap Johnny secara terang-terangan membuat Doyoung semakin merasa gugup. la bahkan mulai tidak nyaman duduk di kursinya.

"Aku menyiksanya, jelas saja ia tertekan," sahut Jaehyun dengan santai. Johnny sedang menantangnya, maka yang ia lakukan adalah meladeni pria itu.

Doyoung menundukkan kepala, menautkan jari jemarinya erat, Jaehyun secara tegas menyatakan penyiksaan nya, ia merasakan hatinya berdenyut nyeri tapi sekuat tenaga ia meyakinkan dirinya bahwa ia memang layak mendapatkannya. Doyoung harus terbiasa dengan semua ini.

Johnny menatapnya tajam tentu saja Jaehyun tidak peduli. Pria itu malah menyunggingkan senyuman sudut bibir.

"Sudah sore, tidakkah kau ingin pulang. Aku merasa gerah, aku butuh istriku untuk melayaniku." Dari nada dan tingkahnya sangat jelas tersirat bahwa Jaehyun dengan sengaja mengusir Johnny.

"Apa yang bisa Doyoung lakukan untuk membantumu. Jangan keterlaluan." Desis Johnny. Terkadang ia tidak habis pikir dengan isi kepala teman laknatnya itu.

"Astaga kau terlalu meragukannya bahkan setelah kau menikmati kopi sedap buatannya. Gula tidak tertukar garam. Jadi kenapa kau masih meragukannya? Pulanglah, dan kembali bekerja besok. Sepertinya kau sudah sehat kembali." Jaehyun berdiri dari kursinya. "Aku sudah berdiri kenapa kau masih duduk di sana?"

Jaehyun menyenggol kaki Doyoung dengan kakinya. Pria itu pun segera berdiri, mengulurkan kedua tangan untuk mencari pegangan.

"Tuntunlah dia" seru Johnny.

"la perlu belajar untuk menghafal denah rumah ini," jawab Jaehyun dengan alasan yang tidak masuk akal.

Bagaimana mungkin Doyoung bisa menghafal denah rumah tersebut, jika setiap hari Jaehyun selalu melakukan perubahan dalam tata letak perabotan yang ada. Bahkan dengan sengaja ia meletakkan barang atau benda di jalur yang biasa dilalui oleh Doyoung agar pria itu terjatuh. Dan disaat Doyoung terjatuh, ia akan tersenyum puas.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang