Chapter 18 : KIM'S

4.8K 602 127
                                    




Jaehyun keuar dari kamar Doyoung menyisakan emosi yang belum reda sepenuhnya. Alih-alih ke kamarnya ia justru menuruni anak tangga dan berjalan keluar rumah.

Masuk ke dalam mobil dan melajukan nya dengan kecepatan tinggi. la tidak tahu ke mana arah tujuannya, yang ia tahu harus keluar dari rumah sebelum ia benar-benar menyakiti Doyoung.

Satu jam perjalanan akhirnya ia berhenti di sebuah pemakaman. Menarik napas panjang, ia terlihat ragu untuk turun.

Bukan karena takut untuk memasuki wilayah pekuburan yang gelap gulita dan sunyi karena memang sudah malam, melainkan ia takut semakin tidak bisa mengendalikan diri jika harus meratap di hadapan makam Jisoo. Jaehyun mengembuskan napas panjang lalu menyalakan mobil kembali dan berhenti di halaman rumah sahabatnya Johnny. la memutuskan untuk menginap di sana.

Tanpa membunyikan bel rumah dan tanpa memberi tahu kedatangannya ia melangkah masuk dengan santai. Johnny memang tidak menyediakan pelayan di rumahnya, karena ia menggunakan apartemennya hanya untuk tidur. la hanya menyewa jasa tukang kebersihan dua kali satu minggu untuk merapikan rumahnya. Hanya itu.

Jaehyun duduk di sofa, tidak langsung naik ke atas untuk beristirahat. la perlu secangkir kopi atau satu kaleng bir untuk meredamkan emosinya. la pun beranjak, namun bukannya ke dapur ia justru menaiki anak tangga.

Jaehyun mengernyitkan dahi, mendengar suara dari balik kamar Johnny, "Pria itu belum tidur," gumamnya seraya melangkah mendekati pintu kamar. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Jaehyun langsung membuka pintu dan seketika terhenyak dengan apa yang ia lihat.

Johnny terlihat sedang berpelukan dengan seorang wanita yang duduk di atas kursi roda.

"Ah, maaf." Jaehyun salah tingkah dan segera berbalik. la tidak menyangka Johnny akan membawa seorang wanita ke dalam ranjangnya.

Mendengar suara Jaehyun, kedua orang tersebut terkejut dan kompak melepaskan pelukan mereka.

"J-je," Sekujur tubuh Jaehyun membatu seketika mendengar seseorang yang sedang memanggil namanya. Suara seseorang yang sangat familiar di telinganya.

Seseorang yang sangat ia rindukan.

Jaehyun menggelengkan kepala, berusaha menyingkirkan pemikiran konyol yang menurutnya tidak mungkin. Ini mungkin dikarenakan ia sangat merindukan Jisoo dan ia baru pulang dari makam wanita itu.

"Aku hanya berhalusinasi," gumamnya.

"JE!" panggilan itu kembali terdengar, Jaehyun pun berbalik dan kedua kakinya lemas seketika. Ya, Jisoo lah yang duduk di kursi roda tersebut.

Ada apa lagi ini? Batin Jaehyun. la tidak tidak mempercayai apa yang ia lihat, ia merasa sedang berada di alam mimpi. Tapi, kenapa ada Johnny dan kenapa settingnya harus berada di kamar pria itu.

Jaehyun mengalihkan tatapannya pada Johnny seolah bertanya ada apa namun pria itu hanya diam membisu. Terlihat bahwa ia juga terkejut dengan kehadiran Jaehyun di rumahnya.

"Je..," lagi suara lembut mendayu itu memaksa Jaehyun agar menoleh ke arahnya.

"-ini sungguh?" Jaehyun tidak mampu melanjutkan kalimatnya tatkala melihat anggukan kepala Jisoo. Wanita itu juga mendekat ke arahnya dengan menjalankan kursi rodanya.

Jaehyun masih bergeming, menatap Jisoo dengan seksama. Hanya itu yang bisa ia lakukan karena untuk bergerak sedikit pun ia tidak berani, ia khawatir dan takut terbangun dari mimpinya.

Tangan Jisoo terulur, menyentuh kedua tangan Jaehyun dan membawanya menyentuh wajah cantiknya. Jaehyun di buat tersentak, jemarinya mulai bergerak mengusap wajah Jisoo. Keduanya saling menatap, netra indah milik Jisoo terlihat mulai berkaca-kaca.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang