Chapter 9 : Really a Devil's

4.5K 577 33
                                    




"Ini panas sekali, sungguh," adunya sembari terisak. Melihat air mata yang mulai membasahi wajah Doyoung, di situ Jaehyun merasa puas.

la suka melihat ketidak-berdayaan laki-laki itu. Ini lah yang ia harapkan, penyiksaan secara langsung serta menyaksikan dampaknya. Semakin pria itu merintih kesakitan, mengiba memohon pertolongan semakin ia gencar dan semakin bahagia. Katakan lah ia gila, tapi bagi Jaehyun yang ia lakukan adalah hal yang sepadan dengan apa yang sudah dilakukan Doyoung dengan melenyapkan wanita terkasihnya, Jisoo.

"Aku tidak akan membuat kulitmu sampai melepuh, aku hanya membantu untuk mensterilkan tubuhmu dari kuman-kuman yang menempel di tubuhmu," dengan satu kali hentakan kuat, ia menarik Doyoung dari dalam bathup. Kulit putih Doyoung terlihat memerah, senada dengan manik matanya.

Tubuh itu menggigil, bukan karena kedinginan namun karena merasa takut. Seperti yang dikatakan Johnny, Devil ternyata bukan hanya ucapan asal belaka. Kini Doyoung bisa merasakan aura negatif di sisi pria itu.

"Bagaimana rasanya?" Jaehyun tersenyum iblis, menyapukan tatapannya pada seluruh tubuh Doyoung. la puas dengan hasil kerjanya. Tidak tersentuh akan air mata serta tubuh Doyoung yang bergetar hebat.

"Ke-kenapa kau me-melakukannya? Aa-apa kesalahanku?"

"Terima kasih, harusnya kau mengatakan itu Pria buta!" Jaehyun menarik handuk dan melemparnya ke wajah Doyoung. "Tutupi tubuhmu!"

Masih dengan keadaan yang terguncang, Doyoung pun menutupi tubuhnya dengan melilitkan handuk. la sudah tidak peduli Jaehyun melihat tubuhnya dalam keadaan bugil. Jaehyun pun menarik tangannya dengan kasar, membawa Doyoung keluar dari dalam toilet. Di dalam kamarnya, sudah menunggu dua orang wanita yang akan mendandani Doyoung. Dua wanita yang ia hubungi sebelum ia masuk ke dalam toilet untuk bermain-main dengan pria itu.

"Lakukan tugas kalian secepat dan sebaik mungkin." Perintahnya lalu berbalik dan masuk kembali ke dalam toilet. la juga harus membersihkan dirinya sebelum pergi menghadiri undangan sahabatnya, Eunwoo. Jaehyun juga memutuskan akan membawa Doyoung ke sana, ia butuh hiburan.

"Bermain-main dengan mempermalukan pria itu sepertinya cukup menarik." Gumamnya sembari membenamkan kepalanya ke dalam air. "Aku merindukanmu, Jisoo-yaa. Sangat merindukanmu, sayang." Lirihnya.

Empat puluh lima menit ia habiskan waktunya untuk berendam. Mengingat kenangan antara dirinya dan Jisoo. Kenangan manis yang bisa mengukir senyum yang begitu ikhlas di sudut bibirnya. Kenangan dirinya bersama Jisoo adalah saat-saat terindah dalam hidupnya.

Bersama wanita itu Jaehyun merasakan hidupnya penuh warna. la merindukan Jisoo, merindukan kemanjaan dan rengekan wanita itu.

"Masih adakah wanita seperti dirimu, sayang. Aku meragukan hal itu." Jaehyun mengembuskan napas berat. la pun segera berdiri dan keluar dari dalam bathup. Untuk sesaat ia kembali terdiam dalam guyuran shower dengan kepala tertunduk.

Menyembunyikan kerinduan dan kesedihannya. Ya, pria itu menangisi kekasihnya. Tidak meraung, namun mata dingin itu terlihat berkaca-kaca. Sekuat tenaga ia menahan tangisannya agar tidak jatuh dari pelupuk matanya.

"Jisoo-ku pasti tidak suka melihatku seperti ini. Menangis? Tidak, aku tidak boleh menangisinya. Jisoo pasti bersedih jika melihatku seperti ini. Tidak.. Tidak.. Tidak sayang, tidak. Aku tidak akan bersedih."

Dengan kasar Jaehyun mengusap wajahnya, mengacak rambutnya dan mematikan shower dengan kasa.

"Waktunya kembali bersenang-senang," Jaehyun meraih jubah mandi dan membungkus tubuhnya. Keluar dari dalam toilet, ia hanya menemukan Doyoung yang duduk sendiri di depan meja rias. Pria manis itu sudah berpakaian lengkap serta dandanan yang layak untuk dibawa ke sebuah pesta.

Here's your perfect | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang