Gelas yang kesepuluh. Jaehyun meneguk kasar minuman haram yang membakar tenggorokannya itu. Pahit dan panas, tidak ia pedulikan sama sekali. Ah, ia bisa gila jika mengingat kebodohannya selama ini.
"Lagi," perintahnya kepada bartender.
Pria itu terlihat enggan untuk mengabulkan permintaan Jaehyun. Pasalnya ia bukanlah seorang peminum yang ahli. la sudah mabuk, matanya memerah tajam menyorotkan kemarahan, kebencian dan penyesalan. Sungguh ia terlihat sangat frustasi. Bayangan akan kegilaannya pada Jisoo membuatnya tertawa dengan tawa mengejek yang ia persembahkan pada dirinya.
Di hari pernikahan mereka, Jisoo dan Eunwoo bahkan menghabiskan malam bersama. Menjijikkan. Memikirkan keduanya menghabiskan malam sambil menertawakan dirinya, membuatnya semakin geram. Kenapa ia bisa sebodoh itu. Kapan tepatnya kedua makhluk setan itu merencanakan kebusukan mereka.
Apakah itu penting sekarang?
Jaehyun mengepalkan tangannya. Entah itu kemarin atau bertahun lamanya tetap saja judulnya ia dikhianati dan dikelabui dengan sifat manis Jisoo yang ia anggap sebagai peri dalam hidupnya.
Ternyata peri itu adalah duri sesungguhnya yang menancap di dalam dagingnya.
"Di mana minumanku," suaranya terdengar sangat berat dan serak.
"Kau sudah mabuk," Johnny menarik kursi dan duduk di sampingnya. la datang setelah mendapat panggilan dari bartender tersebut. Kebetulan klub itu adalah klub yang biasa mereka datangi sehingga tidak ada yang tidak mengenal mereka. Lagi pula siapa yang tidak mengenal seorang Jung Jaehyun.
Mendengar suara Johnny, Jaehyun menoleh ke samping. Wajah Johnny sudah tidak terlihat dengan jelas. Pandangannya mulai berkunang-kunang, tapi telinganya masih bisa menangkap dengan jelas bahwa pria yang duduk di sampingnya itu adalah sahabatnya.
la tersenyum sinis, "Apa gunanya minum jika tidak mabuk."
Dengan sempoyongan ia berdiri dan menarik paksa botol alkohol dari tangan pelayan bar dan meneguknya langsung dari sana. Johnny dibuat bergidik ngeri membayangkan betapa panasnya tenggorokan pria itu.
"Hentikan," berdiri dan berusaha merampas botol tersebut tapi Jaehyun dengan segera menyenggolnya hingga Johnny kembali terduduk.
"Jangan mengusikku sialan!" Jaehyun menatapnya dengan tajam. Johnny tergelak, ia tahu pria yang sedang kacau di hadapannya itu memang pria yang tidak bisa diperintah dan diajak kompromi. Pria itu tidak akan berhenti sampai ia sendiri yang menghentikan dirinya.
"Setelah membiarkanku menunggu lama di depan pintu kamar Doyoung hanya untuk memberikan obat padamu dan sekarang kau ingin aku menunggumu di sini, menyaksikan kebodohanmu, heh. Aku ingin beristirahat. Ayo, pulanglah."
Johnny berdiri dan menarik tangan Jaehyun agar beranjak dari kursinya namun pria itu kembali menepis tangannya dengan kasar.
"Para keparat itu menertawakan ku. Dan Doyoung juga pasti selama ini mengejek dan menertawakan ku," Jaehyun tersenyum kecut.
"Kenapa hidup ini tidak pernah adil padaku, Jo..,"
Johnny hanya bisa mendesah pasrah saat melihat Jaehyun meneguk sisa minuman di dalam botol sampai habis. la yakin Jaehyun sengaja ingin membuat kepalanya hancur dengan membuat dirinya sendiri mabuk dan pusing.
"Apakah aku tidak layak mendapatkan kasih sayang yang utuh dan tulus?"
"Apakah aku terlihat kurang tulus?" Johnny menjawabnya dengan pertanyaan yang terdengar seperti lelucon. Tapi bukannya tersenyum, Jaehyun justru menatapnya dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here's your perfect | Jaedo
Romance[END] My first Jaedo Fanfiction JH (Dom) DY (Sub) Disclaimer!!! - not true story alias halu! - bxb - genre: drama (romansa) - pairing: Jaehyun x Doyoung (Jaedo) - konten dewasa⚠️