'Sial! Sial! Sial! Aku terjebak lagi. Untuk apa aku menemui wanita iblis itu. Ini semua salah Krystal!' Jaehyun merasa gelisah dalam tidurnya.
Ingin rasanya ia bangun dan membuka mata namun sekuat ia berusaha mengembalikan alam sadarnya sekuat itu juga mimpi buruk itu membelenggunya.
'Dasar anak jalang,'
'Anak tidak tahu diri!'
'Kenapa kau tidak ikut mati saja menyusul jalang dan pria bajingan itu!'
'Hadirmu membuat beban ku semakin banyak, pergilah kau ke neraka anak sialan!'
'Akh! Aku benci ini!' Keringat mulai bercucuran membasahi tubuh Jaehyun, lagi dan lagi penyiksaan Soyeon terhadapnya kini terpampang nyata di alam mimpinya.
'Tolong, Tolong aku..,'
'Siapa yang meminta tolong?'
'Kumohon, siapapun tolong aku!"
'Siapa itu, dia sepertinya ketakutan, apakah dia juga mengalami hal serupa, tersiksa sepertiku?'
Jeritan minta tolong itu semakin jelas terdengar oleh telinganya. Ajaib, sontak kedua matanya terbuka. Napasnya memburu, tubuhnya sudah basah oleh keringat. Jaehyun berusaha menenangkan diri.
"Kapan aku bisa mengatasi mimpi sialan itu." Jaehyun menoleh ke nakas, melihat jam kecil yang terletak di sana. 02:55, Jaehyun menyeka keringatnya, ia masih merasa tidak tenang dan nyaman. la perlu membasuh wajah dan mengganti pakaian.
Ke luar dari toilet, perasaannya masih tidak enak. la merasa gerah di saat suhu ruangan sudah dingin.
"Apa lagi yang salah?" gumamnya, ia berdecak dan mengumpat, merutuk Krystal yang memaksanya untuk bertemu dengan Soyeon. Sialnya saat ia datang Soyeon sedang menikmati buahnya, sedikit terkejut dengan kehadirannya. Mata wanita itu terlihat rapuh dan menatap haru ke arahnya.
Cih!
Dulu, mata itu menatapnya penuh kebencian. Maka, sekalipun tatapan itu berubah hari ini Jaehyun tidak akan pernah terkecoh apalagi tersentuh.
"Putraku, heh?!" Gumam Jaehyun dengan menyunggingkan bibirnya sinis. Ya, Soyeon mengulurkan tangan dan memanggilnya Putraku. Andai dulu Soyeon memanggilnya seperti itu Jaehyun pasti akan jungkir balik dan juga salto mendengar hal itu karena begitu sangat senangnya. Dan sekarang mendengar ia diakui sebagai putra rasanya sangat hambar.
Jaehyun justru semakin membencinya. Lagi pula, bukankah itu yang diharapkan wanita itu.
Jaehyun membaringkan tubuhnya, mencoba untuk melanjutkan tidurnya. Pria arogant itu bahkan tidak lupa berdoa di dalam hati semoga mimpi itu tidak mengusik tidurnya lagi. la butuh istirahat.
Lima menit berlalu, ia masih saja gelisah dan tidak menemukan posisi yang pas. Sepuluh menit kemudian, Jaehyun sudah kembali duduk. la mengusap wajahnya dengan kasar karena tidak akan menemukan ketenangan malam ini.
"Aku butuh istirahat, walau sedikit tidak normal dan wajar tetap saja dia adalah istriku. Sudah tugasnya untuk menenangkan ku," gumamnya sembari mengangkat guling nya dan berjalan ke luar kamar.
Sampai di depan kamar Doyoung, Jaehyun terlihat ragu untuk membuka pintu kamar pria itu. la meninggalkan Doyoung begitu saja di rumah sakit dan sekarang ia datang kepada Doyoung hanya untuk mendapatkan ketenangan.
"Sepertinya kau sudah mulai terbiasa dengannya." Ucapan Johnny di rumah sakit sekita menggema. Jaehyun menggelengkan kepala, mengenyahkan suara Johnny yang sangat jelas sedang menyindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here's your perfect | Jaedo
Romance[END] My first Jaedo Fanfiction JH (Dom) DY (Sub) Disclaimer!!! - not true story alias halu! - bxb - genre: drama (romansa) - pairing: Jaehyun x Doyoung (Jaedo) - konten dewasa⚠️