1. Lembaran Baru

338 66 52
                                    

Desiran ombak yang menyapu beberapa butiran pasir terdengar jelas dari dalam ruangan bernuansa biru muda. Semilir angin masuk melalui celah jendela yang terbuka sedikit, membuat sang empu mengeratkan selimut.

Tubuhnya bergelung diatas ranjang kesana kemari seraya merapatkan selimut. Perasaan sedih, marah hingga kecewa bercampur aduk menjadi satu saat ini. Gadis itu menggelengkan kepalanya seakan menolak.

Siapa yang akan ia salahkan? Orang tuanya? Ayah? Ibu? Atau dirinya sendiri?

Gadis bernama lengkap Amira Syaqilla Leonardo itu menghela napas panjang. Bahkan mau bagaimanapun nama Leonardo tak bisa lepas dari dirinya.

Deringan jam diatas meja belajar membuat Amira mau tak mau bangkit dari tempat tidurnya. Jika jam tersebut berbunyi, itu berarti sekarang waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB.

Kelas pertama dengan Mata Kuliah 'Perpajakan' akan menemani suasana Amira hari ini. Gadis itu menyadari bahwa tidak seharusnya memilih Jurusan Akuntansi agar terhindar dari hitung-hitungan. Memasuki Jurusan Akuntansi yang berarti masuk kedalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis membuat beban dihidup Amira bertambah, tepatnya pada kepala mungilnya.

Namun jika ingin menyesal bukanlah sekarang, tentu menyesal yang baik adalah 3,5 tahun yang lalu, dimana Amira baru memasuki Universitas dan menjalani kegiatan ospek.

Menyesal sekarang? Tentu saja tak ada gunanya. Amira kini berada pada semester 8 yang berarti dalam tahap menyusun skripsi agar lulus wisuda dan bekerja tentunya.

Setelah bangkit dan bersiap - siap berangkat ke Kampus, Amira menatap pintu kost tempat ia tinggal. Sudah 3,5 tahun lamanya ia tinggal ditempat yang sama karena merasa nyaman.

Jarak kost dari kampus hanya memakan waktu sepuluh menit lamanya, itu membuat Amira betah untuk tetap kost walau jarak antara rumah dan kampus hanya 30 menit, setidaknya jika kost ia menghemat waktu 20 menit lamanya.

Dengan senyuman yang sangat lebar Amira keluar dan turun tangga segera mungkin bergegas ke kampus. Gadis itu memilih berjalan kaki dikarenakan malas mengeluarkan sepeda motor yang menurutnya akan memakan waktu banyak.

Sepanjang perjalanannya menuju kampus, Amira disapa oleh teman - teman satu jurusannya yang memang mengenal Amira melalui organisasi kampus.

Amira cukup terkenal diarea kampus karena menjadi mahasiswa yang aktif dalam 5 organisasi sekaligus, seperti Badan Ekslusif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKUN), Pansus Pepreswa (Pasukan Khusus Pemilihan Presiden Mahasiswa), dan UKM-F English Club (EC).

Mengikuti organisasi yang lumayan banyak membuat Amira merasa beruntung memiliki berbagai teman dari jurusan dan fakultas yang berbeda. Namun terkadang membuat Amira kewalahan jika harus mengikuti agenda dihari yang sama dengan lebih dari 1 organisasi. Untung saja Amira berusaha semaksimal mungkin membagi-bagi waktu dalam berorganisasi.

Seperti halnya saat Amira memasuki kelas sudah terdapat Dosen didalam ruangan dan teman-teman Amira lainnya sudah berada didalam.

"Maaf Pak, saya terlambat."

"Lagi."

Amira mengerutkan keningnya lalu mengulang kalimat tersebut. "Maaf Pak, saya terlambat."

"Saya bilang, lagi."

"Iya Pak, saya sudah mengulangi kalimat yang bapak suruh."

Dosen bernama lengkap Revan Danendra dengan pin nama didada bagian kanan tersebut menghela napas panjang. "Maksud saya, kamu terlambat lagi."

Amira membasahi bibirnya dan mengeluarkan alasan yang tentu saja membuat banyak Dosen mengetahuinya tanpa harus diberitahu. "Saya baru sampai dikelas Bapak karena baru saja memberikan Proposal di Gedung A, dan kelas ini berada di Gedung E membuat saya memakan waktu lebih banyak karena kelasnya di lantai 3." Amira mengeratkan buku yang berada didadanya. "Saya akui saya salah, tapi Proposal itu juga penting buat saya, Pak. Lagipula saya belum terlambat, jam mata kuliah Bapak pukul 10.00 sedangkan saya datang 09.55, jadi saya tidak terhitung terlambat kan, Pak? Saya minta maaf."

Revan menatap Amira dari atas hingga bawah beberapa kali membuat Amira sedikit salah tingkah. "Iya."

"Iya yang mana Pak? Iya saya terlambat, atau Iya Bapak memaafkan saya?"

"Dua-duanya."

Amira bernapas lega mendengarnya lantas kembali bersuara. "Jadi saya boleh duduk sekarang, Pak?"

"Silakan."

Amira kembali tersenyum cerah dan mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah 'Perpajakan' tersebut. Gadis itu duduk dikursi bagian depan karena kursi bagian belakang sudah mulai penuh.

Amira menatap Revan, Dosen yang hampir satu tahun mengajar di kelasnya dengan Mata Kuliah 'Perbankan' dan sekarang 'Perpajakan'. Sepertinya Dosen ini sangat pintar dalam perhitungan membuat Amira berfikir, mengapa tidak mengambil kerja di Perusahaan Swasta atau BUMN saja? Sepertinya menarik.

.
.
.
.
.
****

A/N
Hai guys baru chapter awal semoga suka ya!🔥
Kali ini aku bawain tema tentang perkuliahan, yuk anak kuliahan mari berkumpul🥰  Yang belum kuliah juga boleh banget baca🥺✨
Jangan lupa vote dan comment ya,nantikan chapter selanjutnya🐣
Terima kasih🙏

With love, kim

Sricptsweet! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang