12. Kedatangan Pak Dosen

83 30 25
                                    

Tentu saja Amira sangat mengenal pria tersebut. Pria yang beberapa kali selalu muncul dipikirannya dan selalu membuat Amira sedikit lebih sibuk dari sebelumnya. Iya, sibuk karena mengurus draft awal skripsi miliknya.

Dosen tersebut tak lain dan tak bukan yaitu Pak Revan, dosen yang amat sangat tidak ingin Amira jumpai. Seakan Tuhan tidak ingin jiwa Amira tenang, dihadirkannya saat ini sosok pria yang selalu menghantuinya setiap malam karena skripsi.

 Seakan Tuhan tidak ingin jiwa Amira tenang, dihadirkannya saat ini sosok pria yang selalu menghantuinya setiap malam karena skripsi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Revan duduk santai seraya membuka lembar demi lembar file ditangannya. Psikopat, bahkan diacara seperti ini beliau membolak balik file? Benar-benar diluar dugaan.

Tidak bisakah Pak Revan menaruh file tersebut dan menikmati acara pernikahan keluarga Leonardo dengan formal? Setidaknya menghargai tuan rumah lebih tepatnya.

Amira menghela napasnya kesal, tidak hanya dikampus bahkan diacara pernikahan Papa dan Tante Fasya pun ia harus bertemu dengan dosen yang amat menyebalkan.

Setelah menimang-nimang, akhirnya Amira bertekad untuk menghampiri dan menanyakan perihal kedatangan Pak Revan sendiri. Amira melangkahkan kakinya kearah dosen tersebut dan meninggalkan ketiga temannya yang terus memperhatikan Amira yang semakin lama semakin menjauh.

Tepat didepan Pak Revan, gadis itu berhenti. Kemudian Amira mengeluarkan dehaman membuat Pak Revan mendongak secara spontan. Kedua bola mata mereka bertemu, namun Pak Revan tampak tidak mengeluarkan ekspresi terkejut sama sekali, melainkan hanya ekspresi datar yang ditunjukkan kepada Amira.

"Maaf sebelumnya jika pertanyaannya saya lancang, mengapa Pak Revan ada diacara ini, ya?" tanya Amira dengan nada yang sengaja ia pelankan, seakan tidak ingin ada tamu yang tahu jika mereka berdua saling kenal.

Pasalnya, keluarga Leonardo banyak sekali mengundang pejabat tinggi hingga artis dan model-model majalah lainnya, tak lupa pasti diselipi salah satu wartawan yang bertugas. Oleh karena itu, Amira tidak ingin jika nantinya ada gosip yang tersebar antara dirinya dan Pak Revan, dosen pembimbingnya tersebut.

Pak Revan menatap penuh kedua bola mata Amira dan menjawab. "Saya diundang." jawabnya singkat.

Seakan tak puas dengan jawaban Pak Revan, Amira kembali bertanya. "Tetapi Pak, saya merasa tidak mengundang Pak Revan.."

"Saya diundang kedua orangtua kamu.."

Amira mengernyitkan dahinya karena merasa bingung, kedua orangtuanya yang mana? Papa atau Mama? Lagipula Papa-nya adalah seorang public figure, untuk apa mengundang seorang dosen dikampus Amira? Kemudian Mama-nya adalah seorang model majalah, untuk apa mengundang Pak Revan? Lebih masuk akal jika mengundang teman-teman model satu majalahnya, atau artis-artis ternama yang berprofesi sebagai public figure seperti Papa-nya.

"Orangtua saya, Pak?"

Pak Revan menganggukkan kepalanya dan kembali fokus pada lembaran-lembaran file yang ada ditangannya. "Saya diundang oleh Mama kamu, Amira. Beliau mengenal saya karena kebetulan bekerja diperusahaan milik orangtua saya."

"Perusahaan apa Pak? Memangnya orangtua Pak Revan memiliki perusahaan tempat pemotretan model majalah?"

Pak Revan mengangguk kembali yang berarti membenarkan. "Perusahaan Lexus, Mama kamu menjadi model majalah produk perusahaan Lexus."

Fyi, perusahaan Lexus sangat terkenal dan sudah berdiri kurang lebih hampir dua puluh tahun lamanya dengan mengeluarkan produk-produk terkini seperti tas, sepatu, sandal, topi, dan aksesoris branded lainnya. Nadine -Mama Amira- sudah bekerja sama lebih dari lima tahun saat Amira duduk dibangku SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga saat ini.

Jika keluarga Pak Revan pemilik perusahaan terkenal tersebut, lantas mengapa Pak Revan justru berprofesi sebagai dosen yang sangat tidak masuk akal jika disandingkan dengan profesi kedua orangtuanya?

Karena merasa tidak ditanggapi, Pak Revan kembali berkata. "Kamu tidak percaya kepada saya, Amira?"

Tidak.

Amira ingin sekali menjawab seperti itu, namun akhirnya tertahan. Karena malas meributkan hal yang tidak penting, akhirnya Amira menjawab seadanya. "Tidak apa-apa Pak. Kalau begitu, silakan lanjutkan pekerjaan Pak Revan yang sempat tertunda karena saya.."

"Bagus, karena ini juga file draft awal milik kamu, dan kebetulan saya ingin memberikannya kepada Mama kamu."

Apa-apaan ini maksudnya? Ingin mencari perhatian bahwa Amira tidak bisa membuat latar belakang bab awal dengan bagus? Atau ingin Amira merasa bodoh didepan keluarga?

"Loh? Untuk apa, Pak?" tanya Amira merasa tidak terima, lagipula tidak masuk akal membahas skripsi diacara pernikahan seperti ini.

Pak Revan menghela napas sebentar kemudian menjawab dengan santai. "Mama kamu yang memintanya kepada saya, Amira. Beliau tahu jika saya dosen pembimbing kamu, dan beliau pula yang meminta saya memberikannya hari ini karena jadwal saya dan beliau selalu bertabrakan dan tidak bisa berjumpa. Lagipula, kamu merasa malu dengan hasil begadang kamu sendiri? Seharusnya kamu bangga karena saya hanya merevisi latar belakang kamu saja, dan untuk point lainnya kamu sudah mengerjakannya dengan benar, Amira," ada jeda sesaat sebelum akhirnya Pak Revan kembali melanjutkan. "atau kamu merasa malu karena tidak sopan memberikan draft skripsi kamu tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada saya dan tanpa rasa bersalah memberikan draft skripsi kamu tanpa menggunakan cover?"

Amira menggelengkan kepalanya. "Bukan Pak, maksud saya.."

Belum sempat Amira menjawab, tiba-tiba dipotong dengan pertanyaan Pak Revan yang membuat Amira diam seribu bahasa. "Atau kamu merasa malu telah meminta saya untuk menikahimu walau dalam konteks bercanda?"

Skakmat.

Amira merasa pipinya memerah. Mengapa dosen ini mengingat semua kejadian memalukan yang pernah Amira lakukan tersebut? Mau ditaruh mana muka Amira didepan keluarganya nanti?

***

A/N

Hallo! Aku balik lagi setiap harinya!! Semoga kalian yang baca ini enggak pernah bosan, ya!😍☺️

Semoga kalian suka sama part ini, ya! Hehe. Aku akan membuat kalian jatuh cinta sama Pak Revan yang sering banget ngomong nyablak whskshjsks🥹🥲

Sampai berjumpa besok, ya! Dukung terus cerita ini hingga tamat! See u💌

With love, kim.

Sricptsweet! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang