꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷
Kabar bagus, Hyera terpilih menjadi duta remaja dikerajaan sebulan yang lalu. Ini kunjungan kedua Hyera ke kerajaan, tidak hanya melihat pangeran Jay yang menyambut ia pun melihat pangeran Sunoo yang tak kalah tampan. Hyera ingin sekali menceritakan hal ini pada Vinia.
Namun, ia tak terlihat di rumah akhir-akhir ini, apa Vinia pergi berlibur ke rumah sepupunya? Sudah hampir seminggu Vinia tak terlihat bolak-balik di jalan desa, sekadar duduk di teras rumah pun perempuan itu tak ada. Harusnya hari ini ia sudah pulang dari negeri Australis, lalu dimana keberadaannya sekarang?
Hyera mengerjap, ia masih berada dilingkup istana bersama teman-teman yang lain. Ia izin pergi ke kamar mandi, sampai tak sengaja ia melewati satu ruangan bercorak mewah didekat tangga. Hyera tak hentinya menahan napas mendengar suara itu meninggi, begitu terdengar derap langkah kaki menuju pintu, Hyera langsung lari terbirit-birit.
Dughhh
"Akhh..." Ringisnya mengelus kepala yang tertabrak sesuatu yang lumayan keras, pelipisnya lecet karena benda tersebut ujungnya lumayan tajam. Apa itu barusan, bros kebesaran pangeran?
"Hei, kau tidak apa-apa?" Tanyanya memastikan, tanpa memegang si korban.
Hyera mendongak, ia melihat sosok tampan yang berhasil menawan perhatian beberapa jam kebelakang. Pangeran Sunoo berdiri dihadapannya, entah ini keberuntungan atau kesialan bagi Hyera. Usai menguping pembicaraan menteri pemegang kendali anggaran istana ia malah terlibat tabrakan dengan pangeran Sunoo. Apa ia akan di hukum setelah ini?
"Maaf, saya benar-benar minta maaf, pangeran Sunoo. Saya buru-buru takut di tinggal rombongan sekolah, maaf sekali lagi." Hyera bangkit, ia menunduk beberapa kali. Hyera pikir isi kepalanya sudah mulai tak waras karena terkontaminasi pemikiran konyol Vinia.
"Ah ya tidak apa-apa, lain kali hati-hati." Pangeran yang lebih muda satu tahun dari umur Hyera itu pergi, tanpa melahirkan senyum dibibirnya. Tidak masalah baginya, itu hanya kecelakaan jadi tak perlu dapat hukuman. Ah Hyera jadi ikutan ceroboh seperti Vinia.
Sunghoon bergeming dibelakang pohon besar dekat sumur umum warga, ia melihat ke arah hulubalang yang sedang menagih upeti di salah satu rumah warga. Pemuda itu lagi-lagi di buat tak suka dengan cara mereka ketika menagih pajak, terkesan memaksa, pun jumlahnya ternyata jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya. Apa yang sebenarnya terjadi?
"S ... Saya tidak punya uang sebanyak itu, lagi pula anak saya habis kecelakaan ditempat kerjanya. Mohon beri kami keringanan, Tuan."
"Kami tidak peduli, upeti tahun ini naik dua kali lipat. Kalian harus membayar sesuai nominal yang tertera pada selembar kertas yang telah disebarkan dua minggu lalu!" Gertaknya semakin membuat wanita paruh baya itu memeluk si anak erat. Anaknya benar-benar merintih sakit, belum lagi keadaan satu tangan yang dibalut kain putih.
Itu yang berhasil Sunghoon dengar, apa Sunghoon harus keluar dan membela? Tapi pemuda itu ragu, takut bila pihak kerajaan akan mencari tahu informasi tentangnya. Sunghoon tidak masalah, toh ia minim informasi juga tentang jati dirinya, tapi ibunya pasti tak mengizinkan hal itu terjadi. Biarkan saja Sunghoon tak dikenal banyak orang.
Traaang
Wanita paruh baya itu menoleh ke belakang dimana suara datang, suara yang ditimbulkan Sunghoon karena menjatuhkan sekantung uang di dekat piring berbahan besi. Ia menyayangi uang tersebut, tapi melihat ada orang yang lebih membutuhkan, Sunghoon merelakan uang jajannya.
"Siapa itu?" Hulubalang bertanya, si wanita menggelengkan kepala.
"Cepat periksa!" Hulubalang bertitah, tak bisa di bantah. Sunghoon segera berlari, bersembunyi lagi dibalik pohon.
"Isi kantung ini penuh uang, jumlahnya pas untuk membayar upeti." Orang suruhan si hulubalang menyerahkan kantung uang yang ia periksa, tatapan tajam sontak melayang ke wanita tua.
"Katanya kau tidak punya uang, lalu ini apa? Serahkan uang yang barusan ia berikan, kita ambil semua uang dikantung ini saja."
Seperginya para pengawal raja itu, si wanita tua bingung setengah mati. Namun, ia bersyukur dalam hati karena ada sisa uang untuk pergi ke dokter dan sisa uang untuk makan besok, Tuhan baik sekali padanya kali ini. Siapapun yang punya kantung berisi uang itu semoga diberi keberuntungan yang tak ada nilainya sama sekali.
Sunghoon kembali ke rumahnya ditengah hutan. Desa memang tidak cocok untuknya, pun rasa lapar itu menghampiri. Ia butuh makan. Sunghoon menyisir batang bunga matahari yang jumlahnya makin banyak, sengaja terus ditanam oleh ibunya. Tapi, Sunghoon pikir semakin banyak bunga maka akan semakin mencurigakan, bagaimana jika pihak kerajaan meminta para bawahan untuk menjadikan rumah ini sebagai tempat wisata?
"Dari mana, Sunghoon? Bukannya sudah ku bilang kalau ada penagihan pajak kamu harus di rumah saja?"
"Oh ... Sunghoon habis mencari sayuran dihutan, Bun." Tak sepenuhnya bohong, Sunghoon mengeluarkan sayuran dari kantung jas mantel hitam selututnya. Ada wortel, seikat kecil kangkung dan lima buah cabai merah. Jangan banyak-banyak, takutnya ada warga yang sadar sayur itu dipetik orang luar desa.
Ibundanya percaya begitu saja. Sunghoon melangkah lagi, hampir saja. Ia mulai meracik sayuran yang ia dapat di hutan, apa mungkin makanan lezat yang ibunya hidangkan tiap pagi juga berasal dari hutan? Kalau iya wajar saja sih.
"Sunghoon, jangan terlalu jujur dengan orang luar. Mengerti maksud Bunda kan?"
Tidak mau berdebat lagi, Sunghoon akhirnya mengiyakan. Ia memilih menyibukkan diri membuat tumis kangkung untuk makan malam. Kalau ibunya tidur barulah ia akan menyantap jangkrik-jangkrik di dalam toples. Ibundanya sempat curiga, kenapa ada banyak jangkrik di rumah, Sunghoon beralasan sengaja memelihara jangkrik tersebut untuk dijadikan sebagai teman. Sungguh pemikiran yang menyerempet kegilaan.
꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦
buat sekarang ga mood ngetik:(
temen-temen jaga kesehatan ya
love you so much <333
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; Sunghoon
Fanfic"Rakjel itu apa?" "Rakyat jelita." Ini memuat kisah Sunghoon yang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia akan dieksekusi bila terbukti melakukan pencurian dan penggelapan uang kerajaan. Tidak ada yang mengetahui asal-usul Sunghoon, bahkan keluar...