22 | taktik, sakit

21 6 0
                                    

︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶

︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Belum ada jawaban pasti di mana keberadaan Sunghoon, Vinia kembali lagi ke rumah dengan ibunya. Pangeran Heeseung yang melaporkan bahwa Vinia dipenjara karena tuduhan dari orang yang tak bertanggung jawab. Ibu Vinia tentu menangis melihat kondisi anaknya yang lemah, lusuh dan juga tertatih ketika berjalan. Ia sempat curiga Vinia kabur dari rumah karena selalu di suruh ini dan itu.

Siang ini, suasana kerajaan begitu damai, lebih tenang dari biasanya. Namun, gurat wajah serius di paras tampan Pangeran Sunoo menyebabkan banyak tanya usai jamuan makan siang. Meskipun pangeran muda itu berusaha biasa saja, tidak dengan orang-orang yang pandai menebak suasana hati seseorang lewat gerak-gerik bahkan lewat lirikan mata saja.

Kedua langkah kaki Pangeran Sunoo tergesa menjejaki lantai istana, kamarnya yang lumayan jauh menyebabkan ia harus lebih awal datang bila acara makan akan berlangsung. Kadang memang Sunoo iri dengan pangeran yang lain, mereka mendapat letak kamar yang sangat strategis. Namun, setelah dipikir, bundanya lebih suka Sunoo menyendiri ketimbang bersamaan terus menerus dengan Pangeran Heeseung serta Pangeran Jay. Bisa dibilang ibunda Sunoo yang paling berambisi menguasai harta Raja suatu saat nanti, ia juga sempat memaksa Sunoo saja yang langsung menjadi putra mahkota.

Sunoo tidak menyukai kelikat ibundanya yang seperti itu, entah Sunoo harus senang atau tidak, tapi jujur ia seperti sedikit malu akan sifat buruk yang menyelimuti sang ibunda. Leher Sunoo berputar tiga puluh derajat, ia memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang mengekor. Surai hitamnya terbawa oleh angin, ia sedikit berlari mempercepat langkah kaki. Mendorong pintu kamar, kemudian otomatis menutup pintu. Jantungnya berdebar kencang mengeluarkan makanan ringan yang ia ambil diam-diam di meja makan.

Meneguk saliva sejenak, Sunoo mengusap kasar wajahnya. Ia menutup gorden kamar yang langsung tertuju pada halaman luas yang biasanya dipakai untuk latihan perang para prajurit. Selang kecil yang ada dibalik lemari pakaian Sunoo menjadi sebuah alat kehidupan untuk seseorang yang menghuni di sana. Sunoo tidak tahu siapa dia, tapi lusa kemarin ia baru mengetahui ada lubang cukup besar di balik lemari kayu miliknya.

"Kau ... Apa kau masih sadar?" Tanya Sunoo usai menggeser lemari besarnya susah payah. Ia takut orang itu mati membusuk di sebelah kamar Sunoo. Satu fakta yang hampir satu penghuni istana tahu, Pangeran Sunoo takut hantu. Hanya sedikit bagian wajah yang bisa dilihat Sunoo, kenapa laki-laki ini ada di sana? Heran Sunoo.

"Aku sepertinya akan mati," Balasnya dengan nada bicara yang begitu lemah, suaranya berat berpadu keluh. Ruangan itu pasti panas dan pengap, hawanya tidak seenak kamar yang dihuni Sunoo, perbandingannya jauh sekali.

"Hei! Jaga bicaramu! Aku tidak ingin ada mayat tergeletak tak berdaya di samping kamarku. Kau harus hidup, aku membawa makanan untukmu. Aku tahu ini sedikit, tapi kau bisa memakan camilan yang bundaku berikan. Soal harga tidak perlu kau pikirkan, yang terpenting kau makan untuk mempertahankan keberadaanmu di bumi ini." Sunoo memasukkan satu persatu makanan berjenis biskuit, itu makanan dengan komposisi yang cukup menyehatkan, seperti yang Sunoo bilang--ia rela memberi makanan yang bundanya berikan kepada orang asing--untuk pertama kalinya.

ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang