3 | keanehan yang ia simpan

22 10 0
                                    

꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦

꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sunghoon memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, harusnya ia tak makan fauna air hasil memancingnya dengan perempuan bernama Vinia sore itu. Finalnya, hari ini ia terlambat bangun meskipun sudah dibangunkan oleh ibunya. Membolos sekolah bukan keahlian Sunghoon, jadi ibunya berinsiatif menitipkan surat izin untuk Sunghoon pada anak di desa seberang.

"Kenapa masih aja bandel makan ikan?" Tanya ibunda tercinta, pemuda berhidung mancung, berkulit pucat itu menggelengkan kepala. Ia memang salah, mengakui kesalahannya, tapi enggan disalahkan orang lain. Itu membuat Sunghoon tertekan.

"Ikan bakarnya keliatan enak, jadi Sunghoon makan." Pun ia bersama Vinia kemarin, mana mungkin menolak ikan bakar sewangi dan selezat buatan Vinia. Ternyata hawa yang satu itu bisa meracik rempah dengan baik menggunakan kedua tangannya. Sunghoon diajak mampir ke rumah Vinia, lalu singgah selama dua jam diteras rumah menghabiskan waktu mengobrol dan sekaligus melamun bersama.

"Lain kali jangan makan ikan lagi, alergi kamu nanti kambuh. Bisa-bisa kamu mati." Wanita itu berujar lembut, tapi tetap dibumbui nada-nada marah pada si anak semata wayang.

Sunghoon menganggukkan kepala pasrah, ia tidak mungkin membantah. Selanjutnya, ia berjalan gontai ke meja makan. Rumah kecil ini menyisakan ruang sepi, benar-benar sepi sampai suara angin besar yang menyebabkan desau terdengar ditelinga.

Ibunya mempersilakan Sunghoon makan dengan tentram di meja makan, menyisakan keanehan yang selalu mengundang kalimat tanya dari benak Sunghoon. Ibunya tidak bekerja di istana---menjadi pelayan sekalipun, tapi Sunghoon masih bisa bersekolah di sekolah yang cukup bergengsi. Butuh izin dari kerajaan bila ingin menempuh pendidikan di sekolahnya sekarang.

Di tambah makanan yang tersaji dimeja cukup di kategorikan mahal, dari mana ibunya mendapatkan uang?

"Bun, boleh Sunghoon tanya sesuatu?" Memberanikan diri, Sunghoon izin mengajukan sebuah pertanyaan.

"Bunda ga kasih izin kamu buat sekarang, kamu ngelanggar janji kamu lagi." Tegasnya membuat Sunghoon meraup napas kecewa. Beliau selalu saja tak membolehkan Sunghoon bertanya dengan alasan yang berbeda. Pemuda itu menyerah, ia lelah mendapat penolakan dari sang ibunda.

Sunghoon melahap makanannya lagi, tanpa bicara sepatah klausa pun. Pikiran-pikiran mulai menyambanginya, menatap ramah, lalu menyebabkan resah. Dalam rumah yang dikelilingi bunga matahari itu, Sunghoon merasa aneh sendiri. Kenapa ia tinggal di sini? Ditengah jenggala, rumahnya tertutup rapat pula.

Menyelesaikan makan, Sunghoon bangkit dari duduk, tak ada pilihan lain selain berdiam diri di rumah. Namun, ibundanya izin pergi sampai malam menjelang. Sunghoon membatalkan ajang tidur episode kedua, ia bergegas masuk ke ruang di mana ada kotak tua layaknya kotak harta karun terkunci rapat oleh gembok besar warna perak.

Di mana letak kuncinya? Sunghoon mengedarkan pandangan, ruang minim  cahaya ini pengap sekali. Udaranya berhasil mencekik kerongkongan Sunghoon, dadanya sesak. Tangan Sunghoon yang berusaha membuka gembok paksa jadi terluka.

"Apa ya kira-kira isinya." Sunghoon bolak-balik di depan kamarnya. Kepalanya makin berdenyut nyeri, pening sekali. Sunghoon mau tidur, tapi kakinya mengajak terus berjalan ditempat yang baru ia jejaki.

Sunghoon mengobrak-abrik lemari kecil dikamarnya, mengambil satu toples dengan lubang-lubang kecil berisi jangkrik-jangkrik yang berhasil ia kumpulkan seminggu kebelakang. Itu camilan kesukaannya, enak sekali. Sunghoon agaknya kecanduan memakan jangkrik.

Malam itu, Sunghoon mencari jangkrik ditengah hutan, tak begitu jauh dari rumah yang ia huni tiga belas tahun kebelakang. Sampai sorot senter tak sengaja mengenai bahunya yang berbalut kaus merah marun, tentu si adam penasaran, siapa yang berani ke hutan malam-malam begini?

Ternyata itu Aldhafera Lavinia, teman satu angkatan Sunghoon. Perempuan itu memang tak beken dikalangan siswa ataupun siswi, tapi memang kadang pemudi itu sering lewat didepan kelas Sunghoon. Aneh, menurut Sunghoon perempuan berbintang Singa itu memang aneh.

Hampir saja Sunghoon ketahuan sedang makan jangkrik, kurang ajarnya ia malah terjebak berdiam diri dengan perempuan malam-malam ditengah hutan. Cukup berisiko memang, tapi insting laki-laki yang bertanggung jawab mana mungkin tega meninggalkan Lavinia ditengah jenggala. Canggung, sungguh, Sunghoon memaksakan diri bersikap santai dan tak kikuk.

Di ingat lagi jika Sunghoon buru-buru makan, maka makanan tersebut akan tersisa diujung bibirnya. Dan Lavinia melihat cairan bening disekitar mulutnya, si perempuan mengira Sunghoon mengeluarkan liur, nyatanya cairan bening itu merupakan darah dari jangkrik. Serangga tidak punya sel darah merah seperti manusia dan hewan ternak lain, darah serangga juga tak punya zat hemoglobin, sehingga darahnya bening.

Biarkan saja Sunghoon punya pola makan aneh, ia cukup senang hanya dengan memakan tiga ekor jangkrik berukuran sedang. Ia bisa mendapatkannya secara gratis di hutan, tak ayal Sunghoon pandai mencari serangga tersebut, pekerjaan itu sudah dilakoni Sunghoon sejak pindah ke sini. Di rumah yang rumornya seram karena satu-satunya rumah yang letaknya di tengah hutan, mana lagi di tumbuhi bunga matahari sana-sini.

Rumah Sunghoon tidak seburuk apa yang orang-orang ujarkan. Rumah kecil ini lebih aman dibanding rumah lamanya, tiap hari dihantui tagihan upeti para prajurit kerajaan. Membosankan. Dibangunan ini ia merasa nyaman, tidak ada suara bising tetangga, tidak ada juga yang merecoki Sunghoon usai pulang sekolah sebab tak ada teman-teman yang tahu dimana letak pasti rumah yang di singgahinya.



꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seru nggak??

ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang