17 | usaha membedah masalah

17 5 0
                                    

︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pagi buta, pemilik nama lengkap Aldhafera Lavinia terbangun dari mimpi buruknya. Ia merasa sedikit lega, ternyata yang ia alami bukanlah kenyataan. Perempuan itu pergi ke dapur membelah ruang gelap dengan sorot mata tajam, ia hafal dengan jalan menuju dapur. Buliran sebesar biji anggur melapisi keningnya.

"Lavi, sudah bangun?" Tanya sang ayah menekan sakelar lampu dapur.  Ruangan menjadi terang seketika.

Telonjak kaget, Vinia menolehkan kepala. Ayahnya mengenakan pakaian tugas, lantas ia bingung, kenapa ayahnya mengenakan pakaian itu sepagi ini?

"Ayah ganti jam kerja?" Tanya Vinia hati-hati. Ayahnya menggeleng sempurna.

"Ada tugas, seminggu lagi ada yang akan di eksekusi karena mencuri harta istana sebab berniat membagikan ke warga yang kurang mampu. Niatnya memang baik, tapi Raja tentu tidak mengizinkan perbuatan dosa itu berlanjut."

Mendengar penuturan sang ayah yang sangat-sangat serius, jantung dalam rongga dada Vinia berdetak kencang, detaknya jauh dari kata normal. Walaupun sang ayah tak menyebutkan siapa nama pencuri uang di istana, Vinia bisa mengambil asumsi bahwa orang yang dimaksud adalah Sunghoon.

"A-ayah serius?" Vinia menatap ayahnya sangsi. Lalu anggukan kepala dari ayahnya yang mantap meyakinkan praduga Vinia. Ah bagaimana nasib Sunghoon.

Tidak ada waktu, Minggu pagi yang tenang berubah kalang kabut karena desas-desus itu makin jelas terdengar di telinga Vinia. Baru keluar dari pintu rumah saja, ibu-ibu di sebelah rumah sibuk membicarakan hukuman mati minggu depan.

Dengan langkah disarati panik, Vinia pergi ke rumah Hyera. Lumayan jauh dari rumahnya, tapi ia harus bertemu Hyera segera. Ia ingin membicarakan ini, siapa tahu Hyera bisa membantu Vinia. Ketahuilah, Vinia terlampau panik hingga tak mampu menemukan satupun ide untuk menyelamatkan Sunghoon.

Namun, kala Vinia sudah mengungkapkan semua keluh kesahnya, Hyera menggelengkan kepala---tanda ia tak mampu membantu Vinia apalagi Sunghoon. Berhadapan dengan Raja Borealis untuk membela para penjahat--orang yang mendekam di penjara--merupakan salah satu tindakan menyalahi aturan. Bisa-bisa Vinia dan Hyera ikut dijebloskan ke penjara bawah tanah yang dingin dan seram.

Aldhafera Lavinia memberanikan diri masuk ke lingkup istana, ia ingin tahu lebih lanjut. Alasan bertemu sang ibu menjadi pendorong yang cukup bagus, para haris itu mempersilakan Vinia masuk tanpa menaruh rasa curiga.

Perempuan itu ingin mengunjungi penjara bawah tanah, kendati sepi karena prajurit lebih terbiasa menunggu di gerbang istana, sekarang mereka malah berkumpul di depan pintu ruang bawah tanah. Vinia memutar tubuh, kecewa mendera hatinya. Sunghoon bagaimana ya di sana? Gelap, dingin, sepi, walau Sunghoon sudah terbiasa tapi nyawa pemuda itu sedang terancam.

ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang