10

2K 146 1
                                    

Malam semakin larut, hanya terdengar suara malam dan kaca yang semakin berembun.

Sesosok pria jangkung berdiri di kaca menghadap luar, menikmati angin malam dan indah langit malam dengan rintik hujan.

Tangan mungil nan lembut memeluknya erat secara tiba tiba dari arah belakangnya. Dan dia tidak pernah melupakan sentuhan itu.

"Limario"

"Hei, kenapa bangun huh?"

"Aku melihatmu berdiri dekat jendela, aku tidak ingin kau melompat"

"Aku berasal dari keluarga Manoban dan aku tidak sebodoh itu. Untuk apa?"

"Karena kau tau aku memiliki anak dari orang lain"

"Itu adalah hak mu, bahkan jika kau menjual tubuhmu sekalipun"

Jennie memutar badan Limario menghadapnya, mata mereka bertemu satu sama lain. Angin berhembus menerbangkan rambut panjang Jennie. Sendu mata Limario membuatnya tak mampu menahan, jika pria ini adalah pria yang ia rindukan selama ini.

"Aku merindukanmu" bisiknya dengan lembut

"Aku akan berusaha melupakanmu, pergilah bersama pria, ayah dari Kimbi" ucap lim pelan

"Kau sudah tidak tertarik padaku?"

"Tidak, aku sudah mencintai orang lain"

"Apakah Dahyun?"

"Hmm iya, aku akan menikahinya"

Jennie terdiam lalu memeluk Limario dengan sangat erat, lim tidak akan bisa jika tidak membalas pelukan itu.

"Kau tidak bisa menikah dengan siapapun lim, kau tidak akan pernah bahagia" bathin Jennie

"Kenapa jantungmu berdetak kencang limario?"

"Um ya karena kau memelukku sangat kencang"

"Benarkah? Bagaimana jika aku menciummu? Apakah dia akan berhenti berdetak?"

Lim tidak menjawab. Dia masuk dalam belenggu bathin yang sangat berat. Secepat kilat bibir mungil pink Jennie mencium bibirnya yang sexy.

"Empphhh"

"Sudah aku katakan, aku merindukanmu Limario"

"J umpph aku.... Ssshhhh"

Jennie mencium bagian leher lim, yang membuat lim menyerah tanpa syarat.

"Kau tidak bisa melawanku, tidak bisa menolakku, kau tidak boleh bersama siapapun" Jennie menarik tubuh lim masuk ke soffa lalu mendorongnya. Jennie dengan ganasnya naik ke atas tubuh lim.

"J aaaakkhhh, su-sudaaah. Kimbi akan mendengar kita jika begini"

"Lakukan perlahan honey" bisikan itu membuat Lim sangat sangat membeku.





***






Waktu menunjukan pukul 7 pagi. Jennie sudah selesai mandi, namun 2 pria yang menemaninya sejak semalam masih tertidur.

"Lim bangunlah, mandi"

"Ah apa ini sudah siang?"

"Hampir, kau harus mandi. Jika tidak kimbi akan melihatmu seperti ini"

"Hm baiklah"

Lim berjalan menuju kamar mandi.

"Jennie, Jennie tolong ambilkan handukku"

"Papaaa, panggil mama. Aku sudah bangun"

"Ah maaf kim, tolong kau saja yang ambilkan papa handuk"

YOU (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang