Putri Tak Dianggap

1.4K 81 12
                                    

Assalamualaikum

Typo:tandai


Setelah ditinggal sarapan Putri Tianxia berjalan menelusuri taman utama.Ya saat dia baru beberapa suap dengan tidak berdosa mereka semua meninggalkan putri bersama Ne Ra pelayan pribadinya.

Berjalan dengan menikmati kesejukan di pagi hari memang termasuk rutinitasnya dengan Ne Ra berjalan dibelakang tanpa ada pengawal satupun.Putri berhenti dipinggiran kolam yang diisikan oleh ikan cantik sambil tangannya menerima uluran pakan ikan dari Ne Ra.

"Hai bodoh!" seru seorang pelayan yang mendatanginya dengan raut sombong dan sok berkuasa.

"Apa ada?" tanya putri Tianxia.

"Sebentar lagi ada tamu kekaisan dan yang mulia kaisar memintaku untuk memberitamu jika kau tidak boleh keluar dari kediamanmu selama tamu itu masih di sini," jelas pelayan dengan nada yang tidak pantas jika berbicara pada seorang putri.

"Tapi kenapa putri harus tetap dikediaman?Putri juga ingin menyambut tamu itu," ucap putri Tianxia.

"Hei bodoh seharusnya kau sadar diri!Dianggap saja kau tidak,mau menyambut tamu yang mulia kaisar kau ingin memperburuk nama kekaisaran!?" ketus pelayan itu meninggalkan putri Tianxia yang menatap kepergian pelayan itu.

"Maaf putri pelayan ini tidak bisa membantumu atau membelamu," ucap Ne Ra menunduk menyembunyikan rasa sedih dan bersalahnya.

Sudah enam belas tahun putri yang dia rawat selalu mendapat sikap buruk entah itu dari anggota kekaisan atau pelayan dan parjurit.Ne Ra tau banyak luka yang tersembunyi dibalik senyum putri setiap kali Ne Ra menyecek putri saat malam Ne Ra melihat gadis tegar dan sabar itu menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Tidak apa bukankah itu sudah biasa?" Putri Tianxia terkekeh kecil lalu berjalan menuju kediamannya.

Diperjalanan kediamannya putri Tianxia berpapasan dengan putri Ping dengan pelayan dibelakangnya memandang remeh dirinya.

"Salam jie jie Ping," putri Tianxia memberi salam tapi tidak untuk putri Ping yang memandang jijik namun saat Tianxia mengangkat kepalanya dia tersenyum kecil.

"Apa jie jie ingin kedepan?"

"Ya tadi ada pelayan mengatakan bahwa aku harus kesana untuk menyambut para tamu," jawab putri Ping.

"Bolehkah mei mei ikut?" tanya putri Tianxia dengan wajah memelas.

"Tapi-"

"Boleh ya ijinkan mei mei ikut dengan jei jei," putri Tianxia menangkupkan tangannya memohon.

"Baiklah," mendengar itu putri Tianxia tersenyum lebar lalu berniat memeluk putri Ping tetapi putri Ping memundurkan langkah.

"Sebaiknya kita langsung kesana aku takut mereka menunggu," alih putri Ping dengan mudah percaya putri Tianxia mengangguk kuat.

"Ayo!"

Putri Ping berjalan duluan dengan putri Tianxia dibelakang.Senyumnya tidak luntur membuat Ne Ra tersenyum penuh arti.

"Kenapa putri Ping mengajak dia yang tidak seharusnya disini?" ucap bariton itu menghentikan langkah kaki mereka.

"Dia memaksa ikut gege dan mei mei tidak tega melihatnya memelas pada mei mei," ucap putri Ping.

"Cih!Seharusnya biarkan saja.Dia tidak perlu dikasihani nanti dia malah besar kepala," ujar putra mahkota Chayou.

"Mei mei juga ingin menyambut tamu kekaisaran gege apa tidak boleh?"

ACIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang