Rumah Makan Baru

534 40 1
                                    


Assalamualaikum

Halo apa kabar?Semoga dalam keadaan yang baik-baik saja. Oke seperti dibiasa uang parkirnya cukup tekan vote, sudah?terima kasih.

Cahaya matahari yang bersinar terang dari timur membuat mata bulat yang masih tertutup itu sedikit mengejap. Sembari mengangkat tangan kekar yang melingkar diperutnya. Merubah posisi menjadi telentang lalu menatap wajah damai yang sedang tertidur pulas itu.

Cia menatap langit dinding yang bewarna gelap itu sebelum akhirnya kembali tidur dengan posisi saling berhadapan. "Cia ngantuk mau tidur lagi," gumannya diakhiri senyum kecil.

Jam dinding terus berdetak seperti jantung membuat suasana semakin sunyi padahal masih ada deru nafas dua manusia diatas ranjang itu. Beberapa saat berlalu, kini giliran Raden yang terbangun.

Saat melihat Cia yang masih tertidur pulas, Raden mendekat ke telinga Cia. "Kita enggak pacaran tapi kamu punyaku," bisiknya sebelum beranjak pergi ke kamar mandi sambil menyembunyikan hawa panas disekitar pipinya.

Setelah mandi, Raden tersenyum kecil saat melihat gadis itu sedang duduk dan sesekali menguap lebar. "Mandi gih," titah Raden melempar handuk yang tetap mengenai kepala Cia membuatnya sedikit terhuyung.

"Aihs kakak!" jerit Cia merengut kesal lalu berjalan mendekati kamar mandi dengan sedikit oleng.

Raden memilih untuk merapikan tempat tidur sebelum menyisir rambut dan menambahkan sedikit pomede. Raden menoleh saat melihat bayang kepala manusia menyebul dari kamar mandi. Mengangkat salah satu alisnya sembari meletakan sisir ditempatnya.

"Cia enggak punya baju ganti kak," Dia berujar dengan sedikit kesusahana karena tubuh polosnya barus dihimpit oleh dinding dan pintu.

Raden menganguk lalu menuju lemari besar dan mengambil baju yang dipakai saat hari raya. Walau terlihat sangat glamor tetapi dia tau bahwa gadisnya memang lebih suka pakaian yang tertutup terbukti saat dia sekolah gadisnya selalu memakai rok panjang dan saat bertemu di luar rumah gadisnya memakai baju gamis ataupun dress panjang.

"Terima kasih," ucap Cia menerima sodoran baju itu, baju mamanya.

Sekian menit Cia baru keluar tanpa merasa kesulitan padahal jelas kaki Cia tidak terlihat karena terhalang oleh kain hitam itu. Cia seolah telah biasa memakai pakaian yang besar dan glamor padahal setaunya dari akun gosip, dulu Cia lebih suka berpakaian minim kain.

"Kesini," pinta Raden melirik kursi disampingnya, Cia hanya mengangguk menuruti kemauan pria berparas tampan itu.

Raden mengambil sisir lalu menyisir rambut Cia yang sangat panjang. "Kenapa enggak dipotong aja sih? Pasti rebet ngerawatnya," ucap Raden mengambil beberapa helai lalu diendus kasar.

"Cia suka rambut panjang sejak kecil karena kata bi Ne Ra, rambut adalah mahkota perempuan," sahut Cia memperhatikan Raden dari kaca didepannya.

"Dipotong sedikit mau?" tawar Raden. Jujur rambut Cia termasuk kuat karena tidak semua rambut bisa sepanjang dan sekuat ini.

Kalian yang punya rambut panjang beruntung banget bisa rawat apalagi juga tumbuh lebat. Tidak seperti rambut author yang sedikit panjang bisa rontok lama lama jadi tipis. Huhuhu padahal pengen banget punya rambut sepanjang rapunsel tapi kayaknya jangan nanti jadi sarang kutu.

ACIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang