Anak Ayam

582 47 0
                                    

Assalamualaikum

Halo apa kabar?Baik tentunya.Oke masih dilapak saya dipersilahkan menekan vote, sudah?Terima kasih dan silahkan membaca.

Typo:tandai

"BIBI TURTIK!!!" teriak Cia menuruni tangga dengan cepat membuat Denis yang akan naik menjadi khawatir.

Saat ditangga terakhir, Denis memegang pergelangan Cia membuatnya sedikit terhuyung kesamping. "Kenapa kamu berjalan cepat diatas tangga, kalau jatuh gimana?" ucap Denis.

"Ayah, ayah tau dimana bibi Turtik?" bukannya menjawab, Cia malah bertanya tujuan dia berlari untuk mencari keberadaan bibi Turtik.

"Enggak tau. Memangnya ada keperluan apa kamu mencarinya seperti dia seorang maling saja," kekeh Denis.

"Aish,,,Cia serius ayah," rengeknya dengan rambut ikut bergoyang mengikuti gerak tubuh Cia.

"Coba kamu cari di dapur," ucap Denis membuat Cia menganguk lalu pergi meninggalkannya.

"Jangan lari-lari sayang,"

"Iya yah!" teriak Cia yang sudah ada di dapur dan melihat sekitar namun hanya ada satu orang yang sedang menanak nasi itu.

"Loh non?Ngapain kesini?Ada yang perlu non inginkan?Katakan saja biar saya yang datang," ucap beruntun itu malah membuat pikiran Cia kalang kabut.

"Dimana bibi?Mak-maksudku bibi Turtik," ucapnya sedikit teriak dengan wajah bingung.

"Oh bi Turtik masih di depan non katanya mau nunggu non Cia dulu," jawabnya.Cia kembali berlari hingga sampai disamping pilar tinggi yang ada di teras rumah.

"BI TURTIK!!!" teriak Cia dengan nafas tersenggal-senggal lalu berjalan cepat mendekati bi Turtik yang asik ngobrol dengan pak Eddy.

"Eh non udah?" tanya bi Turtik pelan sambil menyentuh bahu Cia.

"Udah, kirain bibi mau ninggalin Cia eh taunya masih disini," ucap Cia menyeka keringat didahinya.

Bi Turtik hanya terus senyum lalu berjalan mendekati montor honda C70 dengan warna hitam mengkilat itu."Ayo non keburu siang," titah bi Turtik mengeslah montor.

Cia menganguk lalu naik dibagian belakang dengan berpegangan pinggang bi Turtik.Montor berjalan dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang ramai karena memang hari weekend.

"Bi masih jauh kah?" tanya Cia dengan berteriak membuat sebagian orang menoleh sedangkan bi Turtik hanya meringis sebelum menjawab.

"Aduh non jangan teriak, malu dilihat orang.Bentar lagi nyampe non duduk tenang aja ya dibelakang," perintah Bi Turtik.Cia memilih menurut dan sesekali menggoyangkan helm yang kebesaran dikepalanya.

Mereka sudah sampai ditempat yang sangat ramai oleh teriak antara pembeli dan penjual.Montor pun sudah terparkir ditempatnya. Sedangkan Cia menatap dengan binar-binar diwajahnya.Bi Turtik sengaja memegang tangan Cia seperti anak kecil yang digandeng emaknya.

"Wah ternyata disana dan disini hampir memiliki kesamaan ya," ucap Cia terus berjalam di belakang bi Turtik.

"Disana, disini mana non?" tanya bi Turtik tanpa menoleh dan berhenti di penjul sayur-sayuran.

ACIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang