Pergi Sebentar

383 37 0
                                    

Assalamualaikum

Halo pren apa kabar? Setiap part saya(aku/gue) selalu nanyak apa kabar ya😂. Seperti biasa vote dulu, kalau sudah terima kasih.


"Halo?"

"..."

"Baiklah, buatkan aku surat seperti biasa,"

"..."

"Aku akan segera kesana,"

tut!

Raden memasukan kembali ponselnya kesaku celana berkain mahal itu sedangkan Cia masih duduk sambil menyisir rambut panjangnya yang sekarang sudah mencapai lutut.

"Sanggul aja gimana?" tawar Raden membuat Cia melirik lewat kaca.

"Tapi katanya enggak boleh kalau diluar,"

"Gue tatain," Raden merampas sisir lalu membelah rambut Cia lalu dikepol tinggi, untuk bagian bawah disilang lalu dililit ke kepolan rambut tanpa membiarkan leher Cia terlihat.

"Dah selesai,"

"Sedikit berat," ringis Cia.

"Mau dipotong sepinggang lebih sedikit aja ya biar enggak terlalu kepanjangan,"

"Ta-"

"Ngak ada penolakan, gue tau lo suka rambut panjang lo tapi gue juga tau lo pasti kesusahan ngerawatnya," omel Raden mengambil tas Cia lalu menarik tangan gadis itu.

"Kok kakak enggak pakek seragam," tanya Cia saat mereka sudah di depan gedung apartemen.

"Gue ada urusan, lo berangkat sama sopir gue dulu," Raden membuka pintu untuk Cia lalu menutupnya setelah Cia masuk.

"Kakak enggak sekolah?" wajah Cia terlihat sedih, seolah Raden akan libur sekolah panjang.

Raden hanya tersenyum sambil mengelus rambut Cia. "Anterin sampai ke kelas kalau perlu," ucap Raden pada sopirnya.

"Baik tuan,"

Sopir dengan mobil sedan hitam mengkilat membawa Cia pergi ke sekolah. Sudah tidak terlihat Raden bergegas menuju parkiran dan pergi ke kantor dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Jangan dipindahin," ucap Raden para satpam kantor, ia langsung bergegas menuju lift pribadi lalu menekan lantai paling tinggi.

Ting!

Raden berjalan santai lalu membuka pintu kaca itu. "Selamat pagi pak," sapa semua orang yang ada di ruangan.

Raden menganguk. "Jadi kita percepat saja, siapa yang ingin memilih khusus makanan bisa berbaris disini, kecuali kau Septia," ucap Raden duduk di kursi kebesarannya.

Ada sepuluh orang berpakaian rapi, mereka membelah menjadi dua. Bisa diperjelas ada enam orang memilih khusus makanan, bearti sisanya khusus minuman tanpa menghitung Septia yang akan menggantikan Raden untuk beberapa tahun kedepan di perusahaan ini.

Mereka adalah anak dari panti asuhan yang sudah dididik sebaik mungkin untuk menggantikan perusahaan tanpa melepas pemimpin inti yaitu Raden. Jadi intinya untuk kepala cabang akan di awasi boleh orang dari panti asuhan sedangkan para kariawan diambil dari orang yang melamar kerja. Mau setinggi apapun sarjana kariawan tetap tidak akan bisa menyenggol posisi para orang yang diangkat dari panti asuhan. Karena memang itulah peraturannya di perusahaa yang mungkin hanya ada diperusahaan itu saja.

"Baik kita sudah putuskan dengan apa pilihan kalian sendiri, mulai besok kalian sudah boleh bekerja," ucap Raden setelah membagi sesuai keinginan para pekerjanya.

ACIA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang