7 tahun kemudian...
"Mommy! Bisa bantu jaewon mengambil setelan baju jaewon?" Teriak seorang anak laki-laki yang dulunya masih kecil sekarang tumbuh menjadi besar.
"Memangnya ada dimana?" Sahut seorang lelaki yang dipanggil 'mommy' tersebut dari lantai bawah.
"Di lemari paling atas, jaewon tidak sampai untuk mengambilnya.." ucap jiwon.
"Sudah, kau urus jaewon dulu, biar aku yang menggantikanmu, lu." Ucap kyungsoo yang berada di belakang.
"Terima kasih, kyung.."
Dan kyungsoo tersenyum.
"Mommy datang.."
Lelaki tersebut adalah luhan. Tiga bulan setelah kematian leader phoenix tersebut, sehun melamar luhan untuk menjadikan teman hidupnya. Dan hal itu langsung diterima oleh luhan sendiri. Setelah menikah, sehun dan luhan mengurus jiwon dan jaewon seperti janjinya pada chanyeol dan baekhyun. Dan hingga saat ini. Luhan dan sehun, dibantu dengan anggota phoenix yang lain merawat sepenuh hati phoenix junior tersebut.
"Dimana sayang?"
Luhan melihat bagaimana wajah jaewon yang nampak berkaca-kaca tersebut.
"Eh, kenapa menangis?" Kekeh luhan.
"Tidak! Jaewon tidak menangis! Mommy yang lama!" Ucap jaewon.
Dan luhan terkekeh. Dirinya menjinjitkan kakinya untuk meraih setelan kemeja yang akan di gunakan putranya untuk kesekolah pada lemari bagian atas.
Suho mengusul untuk menyekolahkan jaewon seperti biasa. Karena juga sehun mengurus perusahaan kedua yang berada di seoul ini. Menutupi identitas jaewon sebagai anak seorang pemimpin mafia terbesar di seoul. Dan jaewon sendiri mau untuk pergi ke sekolah umum. Akhirnya luhan pun mengizinkan putranya untuk bersekolah seperti anak pada umumnya. Walaupun begitu, para bodyguard akan selalu waspada bila marabahaya mengancam keselamatan penerus phoenix tersebut.
Sebisa mungkin luhan membuat jaewon nyaman dengan dirinya dan sehun. Ia merawat dan menyayangi jaewon dengan penuh. Dan juga mereka telah menerapkan apa yang pernah chanyeol bilang dulu. Pimpinanya itu memiliki prinsip untuk anaknya nanti, 'jangan sampai anakku merasakan apa yang dulu rasakan' walaupun itu kalimat yang sederhana, tapi disana mengandung banyak sekali makna, dan luhan sendiri pernah merasa tidak mampu dan tidak pantas untuk merawat jaewon seperti yang pernah chanyeol katakan padanya. Dan sekali lagi, luhan diberi banyak dukungan untuk merawat jaewon dengan caranya sendiri. Dari saat itulah luhan mulai menerapkan pesan-pesan yang pernah chanyeol ucapkan dulu.
"Mommy, jaewon telat!" Rengeknya.
Ya, jaewon tidak suka terlambat. Dirinya akan melakukan apapun tepat waktu, dia disiplin dalam waktu dan sikap. Sepertinya sifat chanyeol yang satu ini menurun pada putra sulungnya tersebut.
"Maafkan moomy ya? Segera berangkat kalau begitu? Paman taeyong sudah menunggu di halaman, mommy akan menyiapkan bekalmu," luhan menyematkan kecupan kecil di kening jaewon dengan sayang sebelum dirinya pergi dari kamar.
Dan jaewon mengangguk. Dirinya berfokus pada kancing baju-bajunya. Memasukkannya dengan telaten dan tersenyum ketika berhasil menyelesaikan hal tersebut. Kemudian si mungil menyusul luhan yang sudah berada dibawah untuk menyiapkan bekalnya. Ketika jaewon turun, obsidian hazel beningnya menatap sekeliling. Di meja makan sudah ada kai, suho, tao, mark, kyungsoo dan yang lainnya. Ya, mereka masih berada di mansion. Mereka tidak akan meninggalkan mansion seumur hidup mereka, karena mereka mengabdi pada phoenix hingga ajal menjemput.
"Selamat pagi, uncle! Aunty!" Sapa jaewon yang berjalan kearah meja makan dengan menenteng tas sekolahnya.
"Selamat pagi, jaewonie.." sapa balik kyungsoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/273931783-288-k313733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Under your control [CHANBAEK] [FINISHED]
Fanfiction[END] [MAFIA STORY] [CHANBAEK] [BXB] Sejak awal, baekhyun sepakat bahwa ia mengabdi pada sang father hingga ajal menjemputnya. Tentunya ia sepakat dengan semua konsekuensi yang ada didalamnya. "Kau jalangku! Masuk kamar dan lakukan tugasmu!" [WARN⚠...