Sinar matahari yang menembus jeruji besi itu, menerobos masuk kedalam ruangan. Membuat seorang lelaki yang tengah tertidur pun terusik oleh cahaya yang menyilaukan itu.
Matanya mengerjab guna membiasakan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Setelah sepenuhnya sadar, ia menoleh pada wajah lelaki cantik di sampingnya.
Byun baekhyun.
Iris sabitnya itu memang selalu membuatnya tenang. Namun chanyeol tak memungkiri jika ia juga membenci lelaki yang terlelap di sampingnya itu. Hanya saja, dendam itu masih bersarang di dasar hatinya paling dalam.
Mengingat hal itu kembali, seketika tatapan chanyeol menjadi tajam. Dan tatapan lebih menajam ketika baekhyun mengeliat. Baekhyun membuka matanya dengan pelan. Menoleh ke arah sampingnya dan menemukan wajah bak dewa yunani itu. Keduanya sama-sama menyelami iris masing-masing.
Jika chanyeol menemukan sebuah ketakutan, ketulusan dan cinta di iris baekhyun. Sebaliknya, baekhyun menemukan amarah dan kebencian di iris chanyeol. Membuatnya memalingkan wajahnya ke arah lain.
Chanyeol mengerayangi lekuk tubuh baekhyun dan menemukan jika kejantanannya masih bersarang disana.
"Jika kau merintih, aku tak segan untuk menamparmu! Terlalu pagi untuk mendengar suaramu, Aku muak." Desis chanyeol tepat di telinga baekhyun.
Baekhyun yang mendengar hal itu pun hanya mengangguk kaku sebagai jawaban. Tubuhnya bergetar sedikit, ia meremang.
Tanpa pikir panjang, chanyeol mengeluarkan kejantanannya pada lubang baekhyun dengan kasar. Membuat baekhyun menahan rintihannya. Setelah melepaskannya, chanyeol bangkit dan segera mengenakan bathrobe yang tersampir di gantungan. Namun atensinya terebut oleh jejak darah yang bisa dibilang tidak sedikit memenuhi sprei. Tak peduli akan hal itu ia segera pergi dari ruangan pengap tersebut. Menyisakan baekhyun yang menatapnya nanar di belakang sana. Kini hanyalah kesunyian yang menjadi sahabatnya.
Mencoba menggerakkan tubuhnya tapi tak bisa. Dan ia baru menyadari jika kakinya dipatahkan oleh chanyeol kemarin malam. Dan baekhyun benar-benar ingin menangis kali ini. Siapa yang akan membantunya kali ini? Anggota phoenix? Tidak terima kasih, yang ada baekhyun akan mendapatkan hinaan lagi.
Demi apapun, sekujur tubuhnya sakitnya bukan main. Dari atas hingga bawah, nyeri sekali. Dan kepalanya tiba-tiba pening dan berdenyut-denyut. Sekali lagi, ia memaksa tubuhnya untuk bangkit. Ia hanya ingin pergi dari tempat menyeramkan ini dan masuk kedalam kamarnya untuk mengobati luka basah di punggung dan perutnya itu.
"Baekhyun! Kau bisa!" Ia mencoba menyemangati dirinya sendiri. Sungguh miris pikir baekhyun.
Dan ia berhasil bangkit. Secepat mungkin ia keluar dari ruangan ini. Tak lupa melilitkan selimut tipis yang tergolek disana guna menutupi tubuh kotornya. Dimana bajunya? Baju yang ia gunakan sebelumnya sudah hancur. Tak bisa dipakai lagi. Chanyeol terlalu kuat merobeknya sehingga terbelah menjadi beberapa potong.
Dengan langkah terseok-seok dan pincang. Ia pergi meninggalkan ruangan pengap itu. Kali ini baekhyun mengorbankan tubuhnya, ia memaksa tubuhnya untuk pergi dari sini. Ia menahan sendiri sakitnya.
Akhirnya ia bisa melihat sinar matahari kembali. Ia berhasil keluar dari ruangan pengap itu tanpa bantuan ornag lain. Hanya dirinya. Ya, dirinya sendiri.
Dan ia berlalu, dan secepatnya ia masuk kedalam kamarnya agar tidak ketahuan oleh para mafioso lainnya. Tanpa sadar jika ada seseorang yang sedari tadi melihatnya dengan diam.
o0o
Kini chanyeol sudah rapi dengan setelan kaos yang diberi jas. Tidak terlalu formal namun kesan arogan dan angkuh masih tetap ada. Dengan piercing yang menggantung di salah satu telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under your control [CHANBAEK] [FINISHED]
Fanfiction[END] [MAFIA STORY] [CHANBAEK] [BXB] Sejak awal, baekhyun sepakat bahwa ia mengabdi pada sang father hingga ajal menjemputnya. Tentunya ia sepakat dengan semua konsekuensi yang ada didalamnya. "Kau jalangku! Masuk kamar dan lakukan tugasmu!" [WARN⚠...