Baekhyun terbangun karena merasa sesak dengan dadanya. Seakan dadanya ditindih oleh sesuatu, ketakutan itu muncul pada benaknya. Takut jika sesuatu menduduki perutnya dan membuat anaknya terluka. Dengan rasa kantuk yang belum hilang, kedua obsidian hazel itu terbuka dengan pelan. Mencoba membiasakan cahaya silau yang masuk retinanya.
Dan benar saja, sebuah lengan kekar itu bertengger apik pada perut buncitnya. Hal itu membuatnya sesak. Ia pikir siapa, tapi setelah obsidiannya terfokus, barkhyun baru menyadari siapa pemilik lengan kekar itu.
Tapi tunggu.
Bukan kah tadi malam dirinya tertidur di dalam mobil setelah pulang dari pantai? Kenapa bisa ada disini? Dan bersama pemilik lengan kekat itu?! Baekhyun menggigit bibirnya resah. Di satu sisi ia senang ketika lengan kekar itu bertengger pada perutnya, dan disatu sisi pula, ia takut jika seorang lelaki disampingnya itu marah ketiba terbangun dari tidurnya. Tak berniat memindahkan tangan itu, baekhyun melanjutkan tidurnya yang terganggu tadi karena sesak. Memposisikan badanya dengan nyaman dan kembali menutup matanya.
Dalam bayangannya, semoga saja ini tidak mimpi.
Jika ditanya apakah baekhyun masih mencintai chanyeol? Dengan sangat pantang baekhyun akan menjawab 'IYA'.
Menjadikan hal ini sebagai kesempatan untuk menatap wajah bak dewa yunani itu dari dekat. Ah, mimpi apa baekhyun semalam? Sampai-sampai chanyeol bisa tidur disamping?
Apakah chanyeol yang membawanya masuk? Baekhyun berpikir keras untuk hal itu. Dalam pejaman mata itu baekhyun merasakan desiran aneh pada tubuhnya. Sejenak ia tersenyum kecil. Dan senyuman itu pudar ketika lengan itu bergerak gusar disana.
Ketika chanyeol terbangun, baekhyun ikut terbangun tanpa kesengajaan. Keduanya saling menyelami iris masing-masing. Sebelum baaekhyun memutuskan pandangan. Keduanya terdiam, baekhyun yang bergerak gusar karrna chanyeol yang sedari tadi dengan obsidian phoenix itu seakan menelanjanginya. Ingin sekali baekhyun menyapa, tapi rasa takut itu ada ketika chanyeol masih tetap menatapnya lamat-lamat. Si mungil pun menjadi gugup.
Dan tatapan tajam itu tertuju pada perut baekhyun yang sudah membuncit. Bukankah ini baru bulan keempat? Lalu kenapa bisa sebesar itu?
"Usia kandunganmu sudah berapa bulan?" Tanya chanyeol lebih dulu.
Suara deep husky itu membelai gendang telinga baekhyun. Pemuda byun itu menatap chanyeol dengan takut. Namun kali ini, bukan tatapan tajam yang di dapatnya, tetapi tatapan yang lembut. Chanyeol melunakkan air mukannya.
"E-empat bulan, father."
Dan chanyeol terbelalak. Ah, dirinya lupa jika baekhyun sedikit bermasalah dengan semua ini karenanya. Ketika tatapan tajam itu ingin ia tujukan, melihat binaran mata bak puppy itu, chanyeol mengurungkan niatnya.
"Bersiap-siaplah sekarang," kata chanyeol.
Baekhyun tiba-tiba saja dilanda panik dan gelisah. Mau dibawa kemana dirinya? Pikir baekhyun. Apakah baekhyun akan dibuang? Tidak, tidak. Apakah chanyeol akan membuangnya? Tidak, jangan sekarang. Batin baekhyun menjerit.
"Father?"
"Ayo, aku akan mengantarmu untuk memeriksakan kandunganmu,"
"Father.."
"Apa?"
Baekhyun sedikit membolakan kedua matanya ketika mendengar jawaban dari chanyeol.
"J-jangan seperti ini.." baekhyun berucap lirih.
Kini baekhyun berada pada kebimbangan. Dalam hatinya, sebersit rasa ragu untuk bertahan itu ada. Tapi ketika chanyeol memperlakukannya seperti ini, ia masih belum terbiasa. Rasanya ada yang aneh dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under your control [CHANBAEK] [FINISHED]
Fanfiction[END] [MAFIA STORY] [CHANBAEK] [BXB] Sejak awal, baekhyun sepakat bahwa ia mengabdi pada sang father hingga ajal menjemputnya. Tentunya ia sepakat dengan semua konsekuensi yang ada didalamnya. "Kau jalangku! Masuk kamar dan lakukan tugasmu!" [WARN⚠...