- cerita bertaut

211 77 229
                                    

Sepulang sekolah, Nadin masih mengomel sendiri dalam hati bisa-bisanya dia satu bangku dengan Eja mana Eja anaknya tidak bisa diam, padahal perasaan pas sama Janu, Eja anteng-anteng aja pas sama Nadin malah anak itu selalu bicara.

"KENAPASIH TUTU? KENAPA GUE HARUS SE BANGKU SAMA EJA?" kalian tau lah kebiasaan Nadin apa, mengobrol dengan Tutu, bonekanya.

Nadin rasa, lama kelamaan dia selalu bersama Eja dia juga jadi rada eror, ingat ya Nadin enggak akan pernah mau baikan sama Eja.

"Nadin." Nadin mendengar suara bundanya dari arah dapur, sebagai anak yang berbakti Nadin langsung buru-buru mendatangi sumber suara Bunda nya. "Kenapa Bunda cantik?"

"Bunda kepikiran sama Eja, tadi Bunda bikin sop daging kamu anterin ya ke tempat Eja." Mata Nadin membulat sempurna, cobaan versi apa lagi ini, oke bawa Nadin ke Jakarta sekarang bertemu Jefri nichol untuk mengajaknya nikah muda. Nadin rasa dia sekarang ingin menjadi ikan saja.

"Bun? Emang harus Nadin ya?.."

"Ya kalo bukan Nadin, siapa lagi? Masa Bunda sih."

Nadin menghela napas pasrah, kalau sudah begini mau tidak mau. "Nadin, dandan yang rapi masa anak gadis kaya preman gitu? cepetan." Preman dari mananya? stelan baju kaos dengan celana gombrong ini keren tau, bisa-bisanya sang Bunda bilang kaya preman.

Lagian ngapain harus dandan sih, orang mau nganter sop daging doang, batin Nadin dari tadi menggerutu tidak bisa diam.

Masalahnya, Nadin ini baru pertama kali akan kerumah Eja, Nadin tau alamatnya dan Nadin pasti tau letak rumah Eja karena Nadin sendiri tau rumah Janu, pernah kerkom dirumah Janu sedangkan Janu cuman tetangga 5 langkah sama Eja yang otomatis rumah mereka cuman sebelahan.

Setelah balik ke kamarnya untuk berganti pakaian, Nadin memikirkan meminta bantuan Janu, kebetulan Nadin sudah pernah beberapa kali chatting dengan Janu.

Nadin mengelus dadanya sabar, melihat balasan chat dari Janu Nadin sangat-sangat tau kalo Janu itu kucing addict, tapi bisa-bisanya itu anak mau nemenin kucingnya lahiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadin mengelus dadanya sabar, melihat balasan chat dari Janu Nadin sangat-sangat tau kalo Janu itu kucing addict, tapi bisa-bisanya itu anak mau nemenin kucingnya lahiran.

"Temen gue engga ada yang waras semua, untung gue waras." Nadin ngeri membayangkan jika dia juga ikut tidak waras seperti teman-temanya. Padahal tanpa Nadin sadari dia juga aneh, masa ngobrol sama boneka sapi.

-

"Nadin, mau lu pandangin berapa lama lagi ini pintu rumahnya Eja?" Nadin sudah berdiri didepan rumah Eja bersama Janu kurang lebih 5 menit mana Janu juga mau aja lagi nemenin Nadin berdiri, Nadin datang ke rumah Eja naik taksi, dia sebenarnya bisa membawa mobil tapi jarang, entah apa alasannya.

Janu menghela napas malas. "Din, ini pintu engga bakal kebuka sendiri atau berubah jadi Jaehyun NCT kalo cuman lu liatin."

Jagat Nabastala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang