"Anjir lah, kenapa hari ini kena sial banget." Eja yang ya tentu saja membolos itu habis dari kamar mandi sambil menenteng handuk di pundak nya, sudah sore dan seperti dugaannya Janu kerumahnya membawa tas, tapi sialnya Janu membawa duo serigala. Kalau kata Eja yang satu emosian, yang satu suka tertawa diatas penderitaan orang.
"WOI EJA BUKA, KITA TAU LU ADA DIDALEM." Ergas yang sedari tadi teriak tidak jelas mendapat satu tampolan gratis dari Dika. "kita mau kerumah Eja, bukan mau grebek orang ya anjir." Ergas meringis sambil mengelus pelan bekas tampolan Dika, Dika manusia paling emosian yang Ergas kenal tapi kalo kata Ergas sih. "atuh da biar kamu emosian aa tetap sayang."
"Tau nih si Ergas udah kaya mau grebek maling aja lu." Ergas menatap sinis Janu, sorry for Janu hari ini Ergas kemusuhan dulu sama kamu. "Janu sayang, kamu bisa diam tidak? " Janu hanya menatap Ergas malas, elus dada dan mari bersabar biar bagaimanapun Ergas temen nya.
"heh, pada mau ngajak tauran apa gimana sih? ribut bener." Eja sekarang sudah didepan pintu menatap temanya satu persatu."tau nih si Ergas, gue sama Janu tadi nya mau lakban mulutnya." Ergas menatap Dika dramatis. "kamu menyakiti hati Unyil ku."
"Cocok kok main sinetron." satu lekukan senyum sumringah nampak dibibir Ergas, akhirnya teman-teman nya mengakui bakatnya. "kalo main sinetron azab si tapi, ayo masuk ke dalam ngapain didepan pintu udah kayak mau ngapain aja." Ergas manyun seketika mengikuti langkah ke tiga temanya itu, sekarang hati Unyil nya benar-benar terluka. Save hati Unyil nya Ergas.
Rumah nya Eja sepi, sama seperti biasanya dan ya dia sudah terbiasa, lagian mau gimana lagi kan? ayah bunda nya terlalu sibuk dengan gemerlap perbisnisan, fuck of dunia bisnis. Eja benci karena semua itu merenggut masa-masa yang harusnya dimana dia menerima kehangatan dari keluarga.
"btw enggak usah tanya kenapa rumah sepi, lu bertiga pasti bakal hapal jawaban gue apa." Eja mengambil tas ditangan Janu dan melempar sembarangan, calm down nanti juga di ambil lagi kalau dia ke kamar."Om sama Tante apa enggak bosen ngurusin dunia bisnis ?" Eja tersenyum, entah senyum apa tidak bisa di definisikan. "nope, uang segalanya daripada gue yang penting gue hidup, bisa jajan, dan senang-senang." ketiga teman nya itu tau dibalik apa yang Eja ucapkan, banyak fakta kepahitan.
"Tapi, jangan lupa sama kesehatan lu." bagi Janu kalimat ini sudah biasa dia ucap, tapi keras kepalanya Eja lebih besar. "Iya tau, udah jangan dibahas makin stress gue nanti, masa kembaranya Haechan NCT begini."
"IDIH, kembaranya Hotman Paris kali lu Haechan engga bakal mau ngakuin lu kembaranya." tolak Ergas mentah-mentah.
Rasa ingin menyambit mulut Ergas, tapi Eja sadar teman nya ini walau rada-rada kadang berguna juga.
Sore ini seperti biasa, rumahnya menjadi tongkrongan anak-anak satu circlenya dan bukan masalah buat Eja, toh rumahnya selalu sepi
miris.
-
Nadin berlari pagi ini memasuki kelas, karna dia pikir sudah telat setengah jam, ternyata jam dinding rumahnya mati. Sungguh amat sialan bukan? Orang rumah juga diam saja tidak mengatakan apa-apa.
"Lu setelah cosplay jadi nenek sihir lepas kandang mau cosplay juga jadi atlet lari ??" Adis mencegat langkah teman nya itu didepan pintu. "diem dulu diem gue capek lari, ngeselin banget."
Adis bergidik ngeri, ngeri kena omel sih lebih tepatnya. "KENAPASIH MARAH-MARAH MULU?" sekarang jadi Adis kan yang ngegas.
"ADIS DIEM." Nadin meraup bibir Adis sedangkan Adis hanya bisa pasrah, mereka berdua kelihatan seperti manusia tolol yang debat tidak jelas didepan pintu, saling ngegas lagi. "kebiasaan! Ini bibir ya bukan kue main raup aja." Nadin mengeluarkan jurus cengiran nya. "siapa suruh ngegas? gue suruh diem juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagat Nabastala
Fiksi PenggemarTerkadang kehidupan selalu menjelma menjadi asap kecil yang berterbangan, entah terbang ke arah gelap atau terbang ke arah terang, dan semesta turut serta bermain sebagai pengatur alur kehidupan. Ini bukan kisah tentang malam merindu siang, atau faj...