Maafkan Typonya
•
•
•"huftt"
Axel yang tubuhnya sudah terbalut seragam sekolah untuk kesekian kalinya. Hari ini dirinya sudah di perbolehkan sekolah, karena sudah 2 hari dirinya tidak masuk sekolah
Seragam yang di gunakan Axel sangat pas di tubuhnya, tidak kepanjangan dan juga tidak kependekan
Avelia memang tidak memakai seragam yang ketat seperti antagonis atau figuran antagonis seperti biasanya
Sebernya Axel bisa langsung masuk sekolah, mengingat ia hanya terkena lemparan bola basket. Tetapi karena Axel adalah anak pemalas, gadis itu meminta untuk libur lagi
Tok tok tok
Axel menoleh ke arah pintu kamarnya yang baru saja ketuk seseorang, yang pasti Axel sudah menebak kalau yang mengetuk pintuk kamarnya adalah Andreas
"masuk" ucap Axel dengan nada yang sedikit tinggi agar orang yang berada di balik pintu kamarnya itu mendengarnya
Ceklek
Pintu kamar Axel terbuka, menampilkan seorang remaja lelaki yang memakai seragam sekolah yang sama dengan Axel.Tapi Axel mengenakan Rok, sedangkan remaja lelaki itu memakai celana
"adek udah siap?" tanya remaja lelaki itu yang tak lain dan tak bukan adalah Andreas, kakak lelaki sekaligus sang pemeran utama pria
Andreas berjalan menghampiri Axel lalu merangkul pundak adiknya, membawa adiknya itu ke luar dari kamarnya
Kedua kakak beradik itu berjalan menuruni tangga sampai tiba mereka di dapur, dan mereka berdua duduk di meja makan yang sudah terdapat beberapa hidangan sarapan
"kamu mau sarapan pakek apa?" tanya Andreas ke Axel yang sedang diam sambil menompang dagunya
"roti sama susu" jawab Axel tanpa menatap Andreas, gadis itu hanya menatap datar meja makannya
Andreas mengangguk mengerti, lelaki itu menyambar roti di dekatnya lalu mengoles selai coklat untuknya dan untuk axel
Sedangkan Axel hanya menatap datar Andreas, lalu ia memasukan anggur ke dalam mulutnya
Di dunianya yang asli, Axel memang sudah terbiasa di siapkan segalanya bahkan untuk keperluan makanpun oleh Xavier
Ngomong-ngomong tentang Xavier, Axel merasa sedikit merindukan lelaki itu, lelaki yang menjabat sebagai abang kandungnya di dunianya yang asli
Axel sempat bertanya-tanya, bagaimana kabar abangnya itu saat ini? Apa abangnya itu merindukannya? Atau apakah abangnya itu manangisi kepergiannya?
"adek" Axel tersadar dari lamunannya ketika Andreas memanggil namanya dan menepuk-nepuk bahunya
Axel mengangkat sebelah alisnya, bermaksud bertanya kepada Andreas kenapa memanggilnya tadi
Andreas yang paham maksud adiknya, menghela nafas. Sifat dan sikap adiknya baru-baru ini membuatnya sedikit bingung dan asing baginya
"kamu kenapa melamun tadi?" tanyanya dengan lembut, ia mengelus puncuk kepala Axel dan menepuknya pelan
"gak papa" jawab Axel sambil menggelengkan kepalanya yang justru membuatnya terlihat menggemaskan
Andreas terkekeh geli dibuatnya, tangannya dengan lancang mencubit pipi Axel hingga sang empu mengaduh kesakitan
"ck" decak Axel menatap sinis Andreas, tangannya mengusap pipinya, tempat dimana Andreas mencubitnya tadi
'gak se chuby pipi gue dulu' batinya teringat pipi bakpao miliknya saat di raganya yang asli
"yaudah yuk sarapan, nanti kita terlambat" Axel mengangguk mengiyakan, ia menggingit roti yang tadi di oleskan selai oleh Andreas
Skip
Andreas dan Axel kini sudah sampai di sekolah. Andreas memarkirkan mobilnya di parkiran lalu keluar dari mobilnya itu
Ketika Andreas keluar dari mobilnya, suara-suara jeritan terdengar jelas disana.Jeritan yang berasal dari siswi-siwi alay yang mengagumi paras dan harta Andreas
"anjir o em ji lakik gue tuh"
"anjing ganteng banget pacar gue"
"aaaaaa andreassss ginjal aku anget"
"rahim gue anjir"
"murahin tai"
"ehhh ngomong apa barusan lo??!!
"lo murahan asuuu"
"anjinggg"
"udahlah sesama Anjing gak boleh saling menghina"
"lo yang anjing Chan!!"
Axel yang mendengar jeritan mereka semua hanya menghela nafas, batinnya menjerit kalau hari-harinya nanti tidak akan ada kedamaian
Axel keluar dari mobilnya dan seketika membuat hampir semua pasang mata mengarah kepadanya
"anjirlah baru pulang dari rumah sakit tambah cantik aja"
"makin insecure anjir"
"apalah daya rempahan keripik ini"
"neng Lia.. Kiw.. Sini sama Aa'"
"Lia jadi pacar gue yuk"
"sumpah cocok banget dah Lia ama gua"
"anjing calon bini gue"
"lahh calon bini lu anjing?"
"bukan gue maksud gue Samsudin"
"ehhh asuuu itu bapak gue monyet"
"hufftt" Axel lagi dan lagi menghela nafas, telinganya sedikit sakit mendengar jeritan para murid alay itu
Andreas yang mendengar helaan nafas Axel, mengerutkan keningnya "kenapa?" tanyanya
"gak papa" jawab Axel dengan suara yang pelan, bahkan sampai terdengar seperti bisikan saking pelannya
"yaudah yuk ke kelas" ajak Andreas yang dibalas agukan pelan oleh Axel
Kedua kakak beradik itu lalu berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah. Banyak yang menatap mereka terang-terangan, bahkan bisik-bisik murid disana terdengar jelas oleh telinga mereka berdua
Baru dua menit berjalan, Axel sudah merasa lelah duluan, padahal jarak ke kelasnya bisa memakan waktu 9 menit jika berjalan cepat atau lari
Axel menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Andreas yang ikut menghentikan langkah kakinya
"kamu kenapa, Vel?" tanya Andreas yang menatap Axel bingung, alisnya juga terangkat sebelah
"jongkok" ucap Axel tiba-tiba dan tentu saja membuat Andreas tambah bingung
Tapi meski begitu Andreas tetap menuruti ucapan adiknya, ia berjongkok di hadapan Axel dengan ekspresi bingung yang begitu kentara
Axel tanpa ragu langsung naik ke punggung Andreas hingga badan lelaki itu hampir terhuyung kedepan
"jalan" titah Axel berlagak seperti ratu. Andreas hanya bisa menghela nafas lalu ia berdiri dan mulai melanjutkan perjalanannya tadi
"manja banget sih adek abang ini" ucap Andreas yang di akhiri kekehan
Axel tak menjawab, ia justru menyembunyikan kepalanya di punggung Andreas
'bukan manja anjir, tapi gue males jalan' batin Axel yang sedikit tak terima di bilang manja
Melihat adegan mereka, membuat murid-murid yang melihatnya terpekik gemas bahkan tak segan ada yang memvideokannya
•••
Thanks yang udah vote
Typonya banyak
Kata-katanya belibet
Part nya sedikitTBC
KAMU SEDANG MEMBACA
⭐AxeLia⭐ ✔✔
Teen FictionAxelia Audreia Novanka gadis berusia 15 tahun yang memiliki sifat cuek terhadap sekitar, jangan lupakan pernyakit magernya yang sudah mendarah daging suatu hari Axel sedang membaca sebuah buku novel yang tak sengaja ia temukan di kolong kasurnya. di...